14

944 72 5
                                    

Jaehyun menatap kearah ponselnya,
ia memperhatikan layar ponsel itu dengan lamat.
Gambar ia yang sedang memeluk sang Putra terpampang di layar itu.

Ia kembali mengingat-ingat waktu foto ini diambil,
Dengan senyum merekah ia dan sang Putra dipotret oleh sang istri di Lotte world.

Kenangan yang indah,
Namun sudah berlalu.
"Kemarilah, makanannya sudah siap"ucapan sang Ibu menyadarkannya.

Jaehyun berdiri, kemudian berjalan menghampiri sang Ibu yang sudah duduk di meja makan.
Netra nya menatap berbagai macam lauk yang ada disana sejenak
"Apa yang kau tunggu? Cepat duduk"ucap sang Ibu, membuat Jaehyun menghela nafasnya kemudian mendudukkan dirinya.

"Ini"ucap sang Ibu lagi sambil menaruh potongan daging ikan di atas nasinya.
Jaehyun menyuapnya, kemudian ia tertegun,
Kenangan yang sama kembali berputar di kepalanya.

Meja makan yang hangat dengan tawa sang Putra dan omelan Taeyong yang menyertai selalu terjadi di meja makan mereka dulu.

"Eomma"panggil Jaehyun pelan, kemudian meletakkan sumpitnya di meja.
"Apa? Ada apa?"sahut sang Ibu yang masih fokus makan.
Jaehyun berpikir sejenak, kemudian ia hendak berucap.









"Kenapa Eomma membenci Taeyong?"


Hening,
Keadaan diruangan itu menjadi hening,
bahkan rasanya deru nafas mereka saja yang terdengar.

"Kau... kenapa bertanya seperti itu?"Pertanyaan itu terdengar dingin.
"Aku hanya ingin tahu"sahut Jaehyun,
Namun masih tak ada jawaban dari sang Ibu.

Jaehyun menghela nafasnya berat, kemudian berdiri
"Lupakan saja. Terima kasih makanannya"ucap Jaehyun kemudian berjalan menuju kamarnya.

Brak

Pintu kamar itu terbanting,
Menyisakan nyonya Jung yang kini meremas sumpit nya dengan keras.
"Apa yang membuatnya masih memikirkan anak sialan itu?"geramnya mengeras sambil menahan emosi.

.

"Sudah, taruh saja. Biar Eomma yang membuatnya"ucap wanita itu sambil merebut spatula yang berada di tangan Taeyong.

"Eomma,aku tak apa, aku bisa melakukannya"balas Taeyong, berusaha mengambil alih pekerjaannya yang kini dilanjutkan sang Ibu.
"Tak perlu, kau bangunkan saja Jisung"sahut nyonya Lee.

"Baiklah"sahut Taeyong, kemudian membawa langkahnya menuju lantai dua yaitu kamar tidurnya dan sang Putra.

Taeyong membuka pintu kamar itu pelan,
Dilihat nya sang Putra masih tertidur.
Ia menatap lamat wajah polos itu,
Kehidupan putra-nya begitu menyedihkan.

"Jisungie, ayo bangun nak"panggil Taeyong pelan beberapa kali sambil menepuk-nepuk pelan pipi sang Putra yang tembam kemerahan.
"Euunghhh"

Taeyong tersenyum kecil begitu mendengar suara sang Putra, ditatapnya netra itu yang kini terbuka dan hanya terdiam menatapnya.
"Ayo bangun, nenek sudah membuat sarapan untuk kita"ucap Taeyong, dan dibalas anggukan kecil.

Taeyong mendudukkan sang Putra yang kini mengusak-ngusak matanya.
"Eomma"panggil Jisung
"Ada apa hm?"sahut Taeyong pelan sambil merapikan rambut sang Putra yang berantakan.

"Appa kapan pulang?"
Taeyong tertegun mendengar ucapan sang Putra,
Gerakannya terhenti saat pertanyaan itu menelusuk indra pendengarnya.
"Appa-mu sedang sibuk, nanti kita temui saat Appa-mu ada waktu luang, oke?"sahut Taeyong,
Jantungnya berdegup kencang setiap kali sang Putra bertanya.

"Tapi Jisungie rindu Appa"

Hancur,
Ucapan itu menghancurkan Taeyong.
Ia merasa sangat berdosa membuat sang Putra terus-menerus merindukan ayahnya.

Taeyong mengurut dahinya pelan,
Kemudian menghela nafasnya berat.









"Baiklah, kita akan bertemu Appa"

.

Jaehyun berjalan dengan tergesa menuju salah satu restoran yang berada di Gangnam.
Setelah turun dari taksi, dengan cepat ia bawa langkahnya menuju tempat yang dijanjikan.
Ia tergesa-gesa karena ia datang agak terlambat.

Tringgg

Bel di pintu itu berbunyi saat ia mulai membuka pintu,
Disambut oleh sang pelayan, ia pun menghampiri seseorang yang sudah menunggunya.

Ia mengedarkan pandangannya,
Dari kejauhan dapat ia lihat seseorang yang begitu ia kenal.
Rambut coklat panjang yang lembut,
Walau dari belakang pun ia tahu siapa orang itu.

Langkahnya memelan seiring jaraknya menjadi dekat,
Hingga akhirnya ia berhenti tepat di samping meja itu










"Minju"seru nya pelan, membuat yang dipanggil itu menoleh.

"Oh? Tuan Jaehyun.silahkan duduk"ucap Minju menyambut Jaehyun
"Tak perlu memanggilku tuan. Lagipula kau sudah tidak bekerja di perusahaanku lagi"sahut Jaehyun menimpali.

Minju terkekeh
"Saya juga tak menyangka kalau saya masih bisa bertemu dengan anda seperti ini walau saya sudah berada di perusahaan lain"ucap Minju.
"Apa kau tidak sibuk? Bukannya kau baru disana sekitar dua bulan"tanya Jaehyun basa-basi.

"Sebenarnya sangat sibuk, tapi saya selalu ingin bertemu dengan anda,tuan. Makanya saya menyelesaikan pekerjaan saya untuk hari ini"ucap Minju lagi, membuat Jaehyun tertawa kecil.

"Tampaknya setelah menjadi wakil direktur, kau menjadi sangat sibuk"jawab Jaehyun
"Hahhh awalnya juga saya tidak menyangka akan di mutasi menjadi wakil direktur. Tapi tentu saja saya tidak boleh melewatkan kesempatan itu"ucap Minju sambil tertawa kalau ia mengingat tentang mutasi itu.

Topik demi topik mereka bicarakan,
Perusahaan, pekerjaan, dan momen-momen terdahulu.
Membuat Jaehyun tampak sedikit lebih ringan hari ini,
Rasanya pundak nya tidak seberat sebelumnya.

.

"HUWAAAA EOMMA KENAPAAA HUWAAA AKU RINDU APPA HUWAAAAA"

Suara tangisan dan jeritan itu memenuhi seisi rumah,
Taeyong berusaha menenangkan Jisung yang menangis sesenggukan sedari tadi.
"Jisungie sudahlah, Appa mu sibuk makanya tidak bisa Eomma hubungi"ucap Taeyong berusaha menjelaskan.

Bohong,
Tentu saja ia berbohong. Bagaimana mungkin ia menelpon Jaehyun disaat mereka memilih memutuskan komunikasi.
Walau ia yakin Jaehyun masih belum mengganti nomor ponselnya. Tapi ia enggan.

"Mengapa kau begini? Seharusnya kau bawa saja dia bertemu Ayahnya"ucap Sang Ibu yang menghampiri mereka
"HUWAAA EOMMA AKU MAU BERTEMU APPA HUWAAA"jeritan itu terus-menerus terucap dari belah bibir mungil sang Putra.
Seruan sang ibu pun semakin membuatnya menjadi linglung saat ini.

"Taeyong-ah lakukan sesuatu"
"EOMMAA"
"Taeyong cepat hubungi Jaehyun"
"HUWAAAA EOMMA HUWAAA"
"Hubungi saja, itu tidak sulit"
"APPA AKU INGIN BERTEMU APPA"
"Apa yang kau tunggu cepat telpon Jaehyun"











"CUKUP!"teriak Taeyong keras, membuat keadaan saat ini menjadi hening.
Sang Putra menatap wajah Taeyong yang memerah padam frustasi, hingga ia berusaha menahan tangisnya walau masih sesengguk.

Nyonya Lee menatap sang Putra tak percaya,
Baru kali ini ia melihat Taeyong berteriak kepadanya seperti ini.
Taeyong mengusak wajahnya kasar
"Hahhhhhh"kemudian menghela nafasnya berat.

"Maafkan aku"ucap Taeyong kemudian pergi darisana dan berjalan menuju lantai dua, meninggalkan sang Ibu dan Putranya yang kini menatap nya khawatir.
"Nenek"seru Jisung pelan, membuat sang Nenek menyambutnya kedalam rengkuhannya
"Tak apa,Sungguh tak apa"tenangnya sambil mengusap-usap helai madu Jisung.







Tbc

Votement juseyo
Kisseu

DIVORCE (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang