Hujan mulai turun dengan derasnya, semua orang berlari menghindari sang Hujan, tapi lelaki itu tetap duduk termenung di bangku tua yang masih berdiri kokoh di atas tanah.
"Kurasa kita punya kesamaan ya Hujan?" Gumam lelaki itu.
"Sama-sama di hindari semua orang." Lanjut lelaki itu di dalam hati.
Di saat lelaki itu sedang mengasihani dirinya sendiri, seorang lelaki lain berdiri di depannya dengan payung, menghalangi Hujan untuk membasahi lelaki itu.
"Haekal."
Lelaki yang di panggil Haekal itu mengangkat kepalanya, berdecih lalu memalingkan wajahnya, dia enggan untuk menatap lelaki yang sedang memayunginya.
"Ayo pulang, mama papa cariin."
"Bohong." Kata Haekal dalam hati.
"Haekal Adichandra,-"
"DIAM." Bentak Haekal.
"Gausah sok deket, gausah sok baik, gausah bohong, gua bukan anak kecil yang bisa lo bohongin lagi kayak dulu." Haekal bangun dari duduknya dan berjalan melewati lelaki itu.
"Haekal, maaf, kita beneren gak bisa kayak dulu lagi?" Kata Lelaki itu.
Haekal berhenti, mengepalkan tinjunya dan menatap ke arah lelaki tadi.
"Kayak dulu? kayak dulu kata lo?" Haekal menaikkan nada suaranya, dia berjalan dengan nafas yang menggebu-gebu dan meninju wajah lelaki itu.
"Haekal!"
"Lo, gua udah muak banget sama lo Dean, lo udah janji mau sama-sama pergi dari rumah, tapi apa? lo ngilang selama 9 tahun tanpa kabar, lo ninggalin gua SENDIRI DI NERAKA GAK BERUJUNG ITU DEAN."
Dean terdiam, dia juga kecewa terhadap dirinya sendiri, dia gagal melindungi adiknya.
"Dan yang bikin gua makin muak, lo pergi tanpa ngasih tau gua, tapi lo ngasih tau semua orang, semua orang kecuali gua, lo bahkan ngasih tau kedua iblis itu."
"Haekal maaf."
"CUKUP, udah, cukup, cukup, cukup..." Haekal terisak, pertahanan lelaki itu akhirnya runtuh, dia sebenernya tidak tega memarahi kakak lelakinya, tapi rasa kecewanya benar-benar sudah memuncak.
"Gua pergi, tolong jangan cari gua lagi, gunain uang dan tenaga lo buat hal yang lebih bermanfaat." Final Haekal, kemudian pergi meninggalkan Dean dengan semua kekecewaan dan rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(H)ujan
Fanfiction" Hujan selalu menjadi saksi mata tangisan dirinya, tetapi anehnya, Hujan juga menjadi obat segala rasa sakit yang dialaminya." - 060600 -