Haekal berjalan masuk ke apartemennya dengan tatapan kosong, lelaki itu langsung masuk kedalam kamar mandi, menyalakan shower dan menangis sejadi-jadinya.
Lelaki itu menjambak rambutnya sendiri, nafasnya sesak, setiap dia melihat wajah kakaknya dia teringat dengan semua kenangan mereka, manis maupun pahit.
"Sakit, Hujan, Sakit." Haekal bergumam, nafas Haekal mulai menjadi tidak beraturan, jantungnya melemah, badannya bergetar dan memucat.
Dia terus memanggil-manggil "Hujan" yang selalu menjadi saksi mata kehidupannya, satu-satunya hal yang tidak pernah meninggalkannya, Haekal tidak peduli jika orang-orang memanggilnya gila.
"Hujan, Sakit."
Disaat kesadarannya mulai hilang, Haekal merasakan seseorang yang sedang memeluk dirinya.
"Close your eyes Haekal, it's okay, Hujan disini."
"Hujan?" Gumam Haekal.
"Yes, Haekal, i'm here now, kamu gausah takut lagi, i will protect you."
Haekal tersenyum, dia merasa tenang mendengar kata-kata dari "Hujan" lelaki itu mulai menutup matanya dan kesadarannya pun hilang sepenuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(H)ujan
Hayran Kurgu" Hujan selalu menjadi saksi mata tangisan dirinya, tetapi anehnya, Hujan juga menjadi obat segala rasa sakit yang dialaminya." - 060600 -