Sudah terlewat seminggu sejak pertemuan pertama Haekal dan Narendra, sekarang kedua anak itu tidak bisa di pisahkan, selalu menempel kemana-mana.
Lebih tepatnya, Narendra yang senang menempel dengan Haekal, Haekal juga tidak masalah, dia malah senang karena memiliki teman baru.
"Ekal!" Panggil Naren yang sedang mengistirahatkan kepalanya di bahu Haekal.
"Apa Nana?" Jawab Haekal sambil mengelus rambut Naren.
"Kamu sakit apa kalau aku boleh tau?"
"Aku gak sakit apa-apa kok Nana."
Narendra mengerutkan dahinya bingung, jika Haekal tidak sakit, kenapa lelaki mungil itu selalu berada di rumah sakit setiap saat?
"Kakak aku dokter disini, namanya Kak Dean, nah, aku selalu nemenin dia kerja, mangkanya aku selalu datang ke sini." Jelas Haekal seolah bisa membaca pikiran Naren.
"Ah, begitu."
"Nana, besok kamu operasi kan buat ganti jantung kamu?" Tanya Haekal.
Naren mengangguk, membenamkan wajahnya di ceruk leher Haekal.
"Iya, aku takut Ekal, kalau operasinya gagal, kemungkinan terburuknya kita ga akan bisa ketemu lagi." Gumam Naren.
"HEH!"
Haekal menegang erat pundak Naren dan menatap Naren dengan tatapan tajam.
"Gak, aku yakin pasti operasinya berhasil! jangan ngomong kayak gitu lagi ah, Nana kan kuat!"
"Huee, Ekal."
Tangan Haekal terulur untuk memeluk Naren, menenangkan temannya itu.
"Udah, udah gapapa, kayak kelinci aja kamu, Nana pasti bisa! kalau operasinya berhasil nanti kita bisa main bareng kayak yang Nana mau, kejar-kejaran, petak umpet, terus banyak lagi deh, jadi jangan sedih lagi ya?"
Naren mengangguk, menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji ya, siap aku operasi kita main!"
Haekal tersenyum, menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Naren.
"Iyaa, janji."

KAMU SEDANG MEMBACA
(H)ujan
Fanfic" Hujan selalu menjadi saksi mata tangisan dirinya, tetapi anehnya, Hujan juga menjadi obat segala rasa sakit yang dialaminya." - 060600 -