"Naren, we need to talk."
Naren yang baru saja ingin beranjak pulang berbalik, menatap ke arah Markus.
"What is it?"
"Kamu suka sama Haekal?"
Senyuman Naren perlahan-lahan memudar, kemudian di gantikan dengan tatapan tajam yang sama sekali tidak terlihat ramah.
"Kalau iya kenapa?"
"Jangan suka sama Haekal, dia punya saya."
Narendra mengepalkan tangannya, dia tahu kemana pembicaraan ini akan pergi.
"Markus, kalian bahkan belum mengenal sama lain dengan baik and you have the audacity to tell me that you like Haekal?"
"I know him more than you do Narendra."
Narendra mengerutkan keningnya, bingung dengan kata-kata Markus.
"This is not the first time i met him, saya pernah masuk ke cerita dia, lebih lama dari yang kamu kira Naren."
"Markus, this is not funny, jangan bercanda."
"Saya tidak bercanda."
Naren bingung, tatapan Markus terlihat meyakinkan, tetapi tetap saja kata-kata Markus sama sekali tidak masuk akal.
"I'm the forgotten character in his story, Naren."
"Bicara yang jelas Markus, saya tidak paham apa yang kamu katakan dari tadi."
Markus tersenyum, menepuk pundak Narendra.
"Kamu tidak harus mengerti, yang harus kamu lakukan hanyalah menghilangkan perasaanmu itu, you're engaged." Kata Markus, menatap wajah Naren yang sudah merah karena di penuhi amarah, lelaki itu tersenyum puas.
"Saya kasian dengan Rendy, dia pria yang manis, what a shame, he could've been with your cousin instead of you."
"Watch your words, Markus."
"It's all a facts tho, Rendy dan Jeandra were a perfect match, it surprised everyone when Rendy choose you instead of Jeandra, tapi sekarang, kamu, his fiancé, menumbuhkan perasaan yang seharusnya tidak tumbuh kepada Haekal."
"Markus, stop, you've crossed the line."
"My apologies, well, Haekal pasti sudah menunggu saya, i hope you can kill that disgusting feelings of yours, saya duluan."
Markus menepuk punggung Naren kemudian pergi meninggalkan pria itu dengan rasa marah, bersalah dan sedih yang bercampur aduk.
"Markus sialan."
KAMU SEDANG MEMBACA
(H)ujan
Fanfiction" Hujan selalu menjadi saksi mata tangisan dirinya, tetapi anehnya, Hujan juga menjadi obat segala rasa sakit yang dialaminya." - 060600 -