XII

3.2K 402 16
                                    

___________________

🐱 Radiant
Shadow 🐈
___________________

Warn! Rada nganu.

Jeno terus tersenyum memandang kalung merah milik Bi, semua ingatan manisnya bersama Bi kembali terbayang, namun tak ada rasa sakit maupun sedih. Ia merasa jauh lebih bahagia saat ini.

"seonbae." panggil Renjun yang membawakanya bubur.

"sini," ujar Jeno semangat, menyuruh Renjun duduk disisinya.

"oh!" Renjun sedikit terkejut melihat kalung merah yang ada ditangan Jeno.

"itu punyaku." ujarnya merebut benda itu dari tangan Jeno, membuat Jeno menyeringit heran. "eh, kok beda."

"ini punya kucingku."

"aku juga punya, tapi tulisanya beda." Renjun berlari kecil dari kamar Jeno dan kembali membawa miliknya.

"tuh kan sama. Cuma beda tulisannya."

"kamu dapat dari mana?"

"aku belum lama ini beli di toko aksesoris. Aku pertama kali lihat ini suka, makanya aku beli." terang Renjun.

Jeno hanya tersenyum, "mungkin kita memang berjodoh." ucapan Jeno sontak membuat wajah Renjun memerah.

"Ma-maksud seonbae?"

"Jun, panggil aku Jeno saja bisa? Lebih enak dikupingku."

"ti-tidak sopan." Renjun semakin menundukan wajahnya.

"aku suka,"

"su-suka?"

"kamu." Jeno dengan cepat mengecup bibir Renjun, membuat Renjun tercekat, dan jantungnya memcelus seperti ingin copot.

"a~"

"ah, iya. Aku lupa." Renjun langsung menyuapi Jeno dengan tangannya yang sedikit gemetar.

Jeno hanya tersenyum lalu meraih kembali coker milik Renjun dan memakaikannya.

"manis." puji Jeno, entah sudah ada dimana nyawa Renjun saat ini. Jeno menarik mangkuk bubur dari tangan Renjun dan ditaruhnya di atas nakas. Ia langsung menarik Renjun dalam pelukannya.

"aku kangen peluk kamu." ujar Jeno, membuat Renjun membisu.

Ada apa dengan Jeno?

"Je-Jeno."

"hm?" Renjun menarik tubuhnya lalu menundukan wajah.

"jangan seperti ini." ujar Renjun merasa canggung.

"kenapa?" Jeno mengernyit heran. "kau menolakku?" lanjut Jeno dengan wajah memelas.

"bu-bukan begitu." Renjun menjeda ucapannya sebelum kembali berbicara. Ia senang, diperlakukan manis oleh Jeno, namun teringat akan rancauan Jeno yang membuatnya ragu untuk menerima semua.

"aku tidak enak dengan kekasihmu." ujarnya lagi, lebih menekankan kata-katanya.

"kekasih?"

"Bi? Kau sering memanggil nama itu."

"Jun..." Jeno membelai lembut wajah Renjun, menatap lekat sosok yang baginya sangat indah.

"andai ia kekasihku, mungkin lebih tepatnya sosok itu adalah dirimu."

"hah?" Renjun mengernyit heran. "maksudmuㅡakh?" Renjun kembali meremat kepalanya yang terasa sakit.

"Jun! Kau baik-baik saja?" tanya Jeno yang panik.

Radiant Shadow [NoRen]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang