⊱┊A―8

1.1K 141 40
                                    

「TRAPPED」

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

「TRAPPED」

TERJEBAK hingga dunianya diruntuhkan. Titik-titik harapan turut lenyap dicoret warna hitam. Begitu kelopak matanya tersingkap, hal pertama yang dijumpai ialah porak-poranda sisa kobar angkara yang baru saja surut. Tidak, tidak. Bukan surut, tetapi sengaja padam dan bisa saja akan disulut kembali.

Tubuh Jean yang tidak lagi berpakaian meringkuk di balik selimut. Gaun yang sempat dipakainya tergeletak seperti sampah di ubin lantai. Sangat tidak mungkin itu dipungutnya kembali, sebab tak lagi layak pakai. Banyak keruntuhan terjadi selama ia tiada sanggup melawan. Bekas air mata yang berulang mengering di pipi. Merasai kebas panas pada dua sisi masing-masing pipi, dan sudut bibir terluka hingga perihnya bahkan tersamar tercampur. Pada sudut pelipis, pendarahan ringan terjadi, itu sebagai hasil agresi kecilnya ketika meronta. Pun sampai pada permohonan putus asa tiada diindahkan sama sekali, Kim Taehyung selalu tidak peduli.

Demi Tuhan, Jean tidak sedikit saja ingin berpasrah untuk dijamah. Ia menolaknya mati-matian. Dan sekuat apa pun pertahanan diri itu, Kim Taehyung tetaplah neraka. Jean tidak akan pernah bisa menghindar dari segala bentuk siksaannya―sebab telah sebagaimana kewajiban, opsi sebatas tunduk dan patuh.

Seperti sayap kupu-kupu yang disentuh dengan kekasaran. Jiwanya hancur, dan menjadi serpihan.

Bahu Jean yang bergetar itu disentuh hati-hati. “Nona, dokter akan segera datang memeriksa. Kami membawa pakaian untuk Anda kenakan.” Mulai tidak asing dengan suara itu, Jean surutkan kelesah berikut kewaspadaannya yang berdasar. Ia mulai mengerti bila para pelayan itu datang, maka kemungkinan besar Taehyung tidak akan kembali sementara.

Tatkala kepala berusaha bergeser, sembari tangan yang lemas dikeluarkan dari balik selimut. Kemudian gerakan susah payahnya mencegah si pelayan untuk kembali memberi jarak, suara secara samar-samar keluar, “Tolong ....” Rasa pening merajalela. Kendati berhasil wajah yang kacau terlihat begitu pun netra sayunya menatap.

Pelayan tersebut mendadak panik ketika atensi tertuju pada darah yang mengalir pada pelipis sang nona. “Darah!” pekiknya, mengundang dua pelayan lain bergegas mendekat.

“T-tolong, kumohon ....” Jean merintih, tampak lemah.

Darah sudah banyak mengotori kain seprai juga selimut yang membungkus tubuh. Warna merahnya sangat kontras berpadu dengan kain putih bersih.

“Bagaimana ini, tuan sudah pergi.” Ketiganya kepalang panik. Mendapati istri tuan mereka telah sangat pucat dengan badan gemetar menggigil begitu. “Kita harus tetap tenang, tuan melarang ada keributan di sini. Dokter akan segera tiba. Dan tuan akan marah besar jika nyonya Kim sampai datang kemari.”

𝐀𝐠𝐫𝐞𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang