$Author POV$
Suara musik menggema di sebuah gymnasium suatu universitas.
Sepanjang jalan menuju gymnasium juga terdapat kios-kios yang menjual berbagai macam barang maupun makanan.
"Yeeeeeaaaah!"
"Fuh! Semangat sekali anda bung [y/n]!"
"Haha! Harus dong!"
"Yo! Yo! Minna! Welcome!"
Dugaanmu benar akan di pindahkan dari mading menjadi MC sekaligus komentator.
Tanpa sepengetahuanmu dan berubah pada hari acara dimulai.
Bagimu tidak masalah.
Justru perhatian mengarah padamu.
Bahkan kamera dari stasiun tv sekalipun.
Bukan hanya karena parasmu tapi karena caramu membawakan acara.
Siapa yang melakukannya?
"Ck! Kenapa sih dia selalu mengangganggu!?"
Tentu saja orang yang iri dan dengki padanya.
"Doushita Rika-chan?"
"Lagi-lagi dia Atsumu, dia memaksa ke panitia biar jadi komentator padahal seharusnya aku!"
"Kenapa tidak protes?"
"Aku sudah protes! Tapi dia itu penjilat!"
Miya Atsumu berpacaran dengan gaeis yang dia panggil Rika-chan tersebut.
Maniknya menatapmu yang ada di lapangan.
Tatapan tidak suka dan penuh selidik.
"Huhu, dia itu licik!"
"Sudah, jangan nangis, sebagai gantinya Rika-chan bisa bicara denganku lebih lama kan?", bibirnya tersenyum tapi hatinya terasa hampa.
Sekalipun Atsumu banyak simpanan tidak ada yang bisa mengisi ruang hatinya.
"Atsumu ayo!"
"Ou! Sudah ya, dukung aku!"
Para pemain voli masuk, penonton langsung bersorak riang.
Tiap dari mereka melakukan high five dengan MC tersebut saat nama mereka disebut.
"Hinata Shoyo-chan!"
"Wei! [Y/n]-san!"
Hinata melakukan high five denganmu dengan riang.
Kalian memang kenal sejak SMA berkat sepupumu, Sawamura Daichi.
"Miya Atsumu!"
Atsumu hanya melakukan setengah-setangah dan menatapmu tajam.
"Nanda?", nadamu dingin ketika mic menjauh darimu.
Atsumu merasa jantungnya berhenti sesaat, tatapanmu tidak kalah tajam dan nada bicaramu begitu dingin membuatnya merinding.
"Aku sedang badmood jangan kau tambahi", katamu pelan tapi masih bisa di dengar Atsumu. "Capek tahu pura-pura senyum"
Kau pun berbalik dengan senyuman riang lagi.
Tidak ada yang sadar akan hal yang terjadi sesaat tadi.
Otak Atsumu berpikir.
Bukannya harusnya dia senang setelah merebut peran dari pacarku?, pikirnya.
Setelahnya, para pemain pemanasan sebelum bertanding.
"[Y/n], apa lagi-lagi dia berulah?", bisik Riku selaku komentator.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sly Fox and Dumb Bunny
Fiksi PenggemarPlayboy bego -[y/n] Rubah licik sialan -Atsumu