$Author POV$
Miya Atsumu menyesali perkataannya waktu itu mungkin.
Dia terus dipanggil sejak waktu itu.
Bukan untuk melakukan seperti yang diucapkannya.
Tapi menjadi babu :v
"Ck, menyuruhku datang tapi dia tidak membukakan pintu!"
Atsumu pindah profesi :v//plak
Menjadi babu panggilan :v
Atsumu sekali lagi menelponmu.
Suara nada dering keras terdengar di dalam.
Atsumu mengikuti asal suaranya.
Langkahnya ke belakang rumah.
Baru ia menemukanmu tergeletak tak sadarkan diri dengan noda darah di tangan.
"Oi, [y/n]!"
Pintu geser kaca digedornya.
Pintunya terkunci.
Ia mengambil langkah lain dengan membukanya dengan kunci cadangan yang kau pinjamkan.
Buru-buru dia masuk dan melihat keadaanmu.
"Oi, okiro! Oi!", pipimu ditepuknya pelan. "Atsui!"
Atsumu baru tahu asal darah itu dari hidungmu.
Lalu matanya berkeliling.
Mejanya berantakan.
Laptopnya menyala.
Overworking.
"Nghm~", perlahan matamu terbuka. "Atsumu?"
"Kau istirahat saja"
"Kerjaku belum selesai"
"Istirahat saja!"
Atsumu mengambil futon, memaksamu berbaring, dan membereskan mejamu.
Lalu dia keluar rumahmu lagi. "Bentar aku panggil Samu, aku dilarang sentuh dapur soalnya"
Karena sekali Atsumu masak di dapur akan ada insiden :v
Selama dia hidup sendiri dia lebih memilih memesan makanan atau menyetok makanan instan.
Tak butuh waktu lama Atsumu kembali.
Seorang diri.
"Osamu sibuk, kedainya lagi ramai", katanya. "Duduk saja, aku buatkan sesuatu"
Kau hanya memperhatikan sang playboy dari MSBY.
Di dapur mulai terdengar suara kekesalan Atsumu dan barang-barang lain.
"Daijoubu...kana?", kau mulai mencemaskan rumahmu.
Iya rumahmu bukan Atsumu :v
Atsumu lalu kembali padamu.
Sebuah mangkuk entah apa isinya tersaji di depanmu.
Atsumu membuka tutupnya.
Kepulan asap langsung keluar dari sana seperti ledakan nuklir.
"Nani kore?", tanyamu.
"Bubur"
Kau menatap Atsumh dengan tatapan, "ini bisa dimakan?"
Karena bubur yang kau tahu tidak ada warna hitamnya.
"Itadakimasu"
Sesuap masuk ke mulutmu dan langsung menuju kerongkongan.
Beruntunglah saat ini kau sakit dan tidak dapat merasakan makanan itu jadi bisa kau habiskan.
"Kerja tertalu capek tidak baik lho"
"Aku diburu waktu, Atsumu"
"Revisi? Atau lainnya?"
Kau hanya diam menghabiskan sup entah apa itu dalam sekali teguk.
Atsumu tidak memaksa dan mengangkut nampan berisi tempat makan yang kosong.
Keran dinyalakan, memecah keheningan di rumah itu.
Atsumu selesai dengan urusan rumah tangganya :v
Segelas air dan obat.
Melihatmu yang bersembunyi di balik selimut sedikit membuatnya kesal.
Disibaknya selimut tersebut dan menarikmu.
Punggungmu ditopangnya dengan satu tangan.
Obat dan air dia minum lalu di salurkannya padamu.
Ew :v
Ehem!
Dengan terpaksa kau menelannya beserta obatnya.
Atsumu menyudahi hal itu dan mengelap bibirnya dan bibirmu.
Dia membuka mulutmu untuk melihat obatnya sudah tertelan atau belum.
Namun tanganmu mendorong kepalanya untuk beradu ciuman lagi.
Kalian kehilangan keseimbangan sampai tak sengaja Atsumu menindihmu.
Atsumu menarik diri.
Gorden menutup akses keluar-masuk Atsumu tadi.
"Bajumu basah", katanya. "Aku ambilkan bajumu"
Kau menahannya. "Ikanaide", gumammu.
Atsumu menatapmu.
Ada siratan lelah, sedih, dan marah di matamu.
"Doushita?", Atsumu membelai pipimu.
"Di sini saja...aku butuh"
"Pasti ada sesuatu kan? Apa mantanku mengganggumu lagi?"
"Mantan yang mana ya?", senyummu miring.
"Hah, apa si Ushijima Wakatoshi mengganggumu lagi?"
Kau terdiam.
Atsumu mendengkus seakan tahu apa yang dilakukan Ushiwaka padamu.
Atsumu menciummu lagi.
Kali ini tidak hanya bibirmu saja.
Turun ke leher jenjangmu yang terdapat ruam merah yang terlihat menyakitkan.
"Sampai mana dia melakukannya?", katanya.
Kau hanya diam menggigit bibir bawahmu.
Atsumu duduk di hadapanmu yang dibantunya untuk duduk.
Kausmu dilepasnya karena basah oleh keringat.
Baru terlihat ruam lebam di tubuhmu.
Bulir air mata membasahi futon.
Lengan berusaha menutupi diri.
Namun itu malah memperjelas luka yang lain.
Atsumu menutupimu dengan sweaternya yang tadi dipakainya.
Kau tersentak kaget saat Atsumu mengusap pipimu.
Tatapan takut.
Atsumu pelan memelukmu dan mengusap punggungmu yang gemetar.
"Kenapa tidak memanggilku saja, [y/n]? Tidak...seharusnya aku tidak membiarkanmu sendirian"
"Uhh..."
"Aku tidak menyalahkanmu, mulai sekarang aku tidak akan biarkan dia menyentuhmu seujung rambut pun"
"Atsumu..."
"Menangislah, hanya ada aku di sini"
Apa iya cuma kalian :v?
Oh, tidak :v
Kembaran Atsumu datang dengan membawa rantang.
Dia ada di balik pintu kaca, dia lewat sana karena Atsumu menyuruhnya.
Osamu kalem.
Melihat bayangan kembarannya yang memeluk wanita tersebut.
Osamu sengaja tidak masuk sejak mendengar Atsumu mebicarakan Ushiwaka.
Osamu meletakkan rantang dengan hati-hati di lantai kayu.
Dia pergi dari sana, entah ke mana dengan raut wajah marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sly Fox and Dumb Bunny
Fiksi PenggemarPlayboy bego -[y/n] Rubah licik sialan -Atsumu