AKU INGIN KAMU MELUPAKAN AKU

6 1 0
                                    


Suasana acara perpisahan kelas XII berlangsung dengan meriah, para panitia kegiatan yang terdiri dari pengurus OSIS serta para simpatisan telah membuat panggung perpisahan tahun ini penuh semarak. Acara yang disuguhkan penuh haru. Tidak ada yang dapat membendung air matanya ketika prosesi kegiatan perpisahan berlangsung. Perwakilan siswa yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan melakukan sungkem diiringi musik yang dikolaborasikan dengan wejangan yang dibacakan oleh seorang siswa. Siswa yang membacakan isi wejangan itu begitu sempurna, sehingga semua yang hadir di sana ikut larut penuh haru.

Para guru pun tidak kuasa menahan kesedihannya. Walalupun tidak semua muridnya dapat dikategorikan baik, akan tetapi perpisahan akan selalu menyisakan kesedihan. Begitu pula dengan semua murid kelas XII yang hadir di acara itu. Perjalanan mereka tiga tahun bersekolah di sana, telah menorehkan catatan kenangan yang tidak mungkin diulang lagi. Mereka telah habiskan masa remaja di bangku putih abu. Dan sekarang harus bersiap diri menghadapi tantangan hidup yang sebenarnya.

Haris yang duduk di barisan belakang bersama Agus dan Yuda tidak pernah berhenti menyeka air mata yang keluar deras. Dia teringat semua kisahnya di sekolah itu. Kenangan ketika dia harus berjuang melawan rasa kantuk di kelas saat guru sejarahnya menjelaskan tentang sejarah kebangsaan, kemudian dia pun harus selalu meminta izin ke toilet pada gurunya ketika jam pelajaran berlangsung. Apalagi perasaan senang bel ketika jam istirahat dan pulang berbunyi. Haris pun akan merindukan nasi lengko Bi Uut yang terkenal enak di sekolah tersebut. Dan hal yang paling diingat adalah momen ketika dia pingsan saat mengikuti upacara Bendera hari senin.

Agus memiliki kenangan paling parah, sejak kelas X dia adalah langganan masuk ruang BP. Pak Eris guru BP tersebut sampai dibuat pusing dengan perilaku Agus yang selalu meresahkan warga sekolah. Namun perkenalannya dengan Yuda pada waktu duduk di kelas XI telah merubah segalanya. Dia yang dulu sering bolos sekolah, tiba-tiba menjadi siswa rajin dan selalu duduk di bangku barisan depan bersama Yuda. Bahkan Agus yang terkenal suka berkelahi tiba-tiba menjadi aktifis organisasi. Itu semua berkat persahabatannya dengan Yuda. Yuda telah mengubah Agus yang temperamental menjadi penyabar, serta Agus yang berjiwa pemberontak tiba-tiba menjadi garda terdepan ketika ada kegiatan sekolah.

Kenangan demi kenangan yang terlukis diingatan mereka seakan menjadi memori indah yang sulit untuk dilupakan. Kelak kenangan itu akan menjadi kisah indah untuk diceritakan. Mereka akan tahu bahwa masa putih abu-abu akan selalu mempunyai kisah indah yang akan selalu di kenang.

***

Wajah Yuda langsung pucat ketika ketiga sahabat wanitanya berdiri di hadapannya untuk menagih janji Yuda. Dalam sebuah permainan kejujuran ketika mereka berada di pos 5 Gunung Ciremai, Yuda ditanya siapa wanita yang menghiasi hatinya saat ini. Yuda tidak mau menjawab langsung, tetapi dia berjanji akan mengatakannya diacara perpisahan sekolah. Caranya dengan menjabat tangan perempuan itu dan mengucapkan 'Semoga Sukses'.

"Wanita itu mungkin saja bukan diantara kita, tetapi keyakinanku mengatakan bahwa wanita yang kau maksud itu adalah diantara kita."

Yuda tidak menjawab, dia mengalihkan pandangannya ke panggung perpisahan yang baru saja usai melepas mereka sebagai siswa di sekolah ini.

"Janji adalah hutang, besok kita akan menjalani kehidupan masing-masing. Aku ingin kau mengungkapnya hari ini sebelum metahari tenggelam untuk menggantikan hari ini," ujar Meisya lagi.

"Tapi, Mei_." Yuda terlihat ragu untuk berterus terang.

"Sebenarnya pilihaannya tinggal 2, karena tidak mungkin kau memilih aku, soalnya aku sudah ada yang punya," goda Meisya sambil mengerlingkan matanya pada Haris yang berdiri diantara Yuda dan Agus. Haris tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya kearah Meisya.

Antara Kita, Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang