API CEMBURU

2 1 0
                                    

Ada aktifitas baru yang dilakukan Yuli 3 hari ini, setelah pulang atau hendak ke kampus selalu menyempatkan diri menengok keadaan Yuda di rumah sakit. Sejak kejadian jatuh ketika hendak turun Burangrang, sampai saat ini Yuda belum juga sadarkan diri. Menurut Dokter yang menanganinya, Yuda sudah melewati masa kritisnya, tetapi akibat benturan keras dikepalanya, sampai saat ini Yuda belum sadarkan diri.

Yuli yang mulai membuka ruang cinta untuk Yuda selalu menyempatkan diri menengok keadaan Yuda di rumah sakit. Kadang dia ikut menunggu di ruang perawatan bersama ibunya Yuda yang datang setelah diberitahu Agus bahwa Yuda masuk rumah sakit.

Yang tahu perasaan Yuli saat ini adalah Rita. Sahabat satu kostnya ini kadang menemani Yuli menjaga Yuda. Mereka pun sudah mulai mengakrabkan diri dengan ibunya Yuda. Sang Ibu merasa terhibur dengan kedatangan dua wanita sahabat Yuda. Ibu bercerita kalau Yuda adalah anak semata wayangnya, ayahnya sudah meninggal ketika Yuda masih duduk dibangku SMP. Kini untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, Ibu mengolah kebun peninggalan suaminya. Ibu juga bercerita kalau sejak masih SD Yuda senang berpetualang dan menulis.

Bu Fatma, Ibu Yuda merasa ada yang aneh dengan sikap perhatian Yuli pada Yuda. Sebagai seorang wanita yang sudah makan asam garam pengalaman hidup, dia tahu kalau Yuli menyukai Yuda. Sorot matanya yang teduh seakan menggambarkan sikap kasihnya pada Yuda. Tetapi Bu Fatma adalah seorang ibu bijak, dia tidak ingin terlalu ikut campur mengenai perasaan Yuli kepada Yuda. Biarkan waktu yang menjawabnya. Seandainya memang jodoh, cinta mereka tidak akan berlabuh kemana pun.

Seorang perawat cantik datang keruangan hendak memeriksa keadaan Yuda, ketika melewati Bu Fatma, perawat cantik itu mencium tangan Bu Fatma dengan santun.

"Ibu sudah makan?" tanyanya ramah dengan suara lembut.

"Belum nak Arin, tetapi temannya Yuda ini baru saja membawakan Ibu makan siang." Perawat cantik yang bernama Arin itu menoleh pada Yuli, dia melemparkan senyum ramah pada Yuli. Yuli membalas senyum itu dengan perasaan aneh. Jantungnya berdebar kencang. Selama dia datang kesini belum pernah bertemu dengan perawat ini. Wajahnya cantik dan dewasa terlihat anggun dengan balutan kerudung seragam rumah sakit.

Yuli melihat papan nama yang menempel dikurudung putihnya, terpangpang nama Arin Zaskya. Nama yang cantik secantik orangnya.

Tiba-tiba Yuli cemburu dengan keakraban Bu Fatma dengan Perawat Arin.

***

Hari ini Yuli tidak bisa menjenguk Yuda d rumah sakit, jadwal kuliah yang padat serta deadline tulisan yang harus masuk penerbit besok hari membuatnya sibuk dengan laptopnya. Pulang dari kampus, Yuli langsung masuk ke kamar kostnya dan mengunci pintu kamar. Kebetulan hari ini Rita pulang ke kampung di Jakarta. Jadi dengan leluasa Yuli mengunci kamarnya tanpa harus diganggu oleh siapa pun.

Target Yuli adalah menyelesaikan tulisan

***

Sudah 2 hari Yuli tidak menjenguk Yuda di rumah sakit. Kesibukannya di kampus dan menyelesaikan tulisannya yang sudah masuk waktu deadline membuat harus lembur semalaman, esoknya setelah pulang dari kampus, dia menemui kantor penerbit untuk menyerahkan softcopy dan print outnya itu.

Hari ini setelah pulang dari kantor penerbit, rencananya Yuli akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan Yuda. Dia berharap menerima kabar baik mengenai kondisi Yuda. Selama dua hari Yuli sebenarnya ingin menelepon Bu Fatma untuk menanyakan keadaan Yuda. Tapi dia malu memulainya. Makanya selama dua hari tidak ke rumah sakit, Yuli kehilangan kabar tentang Yuda.

Begitu bel tanda berakhir mata kuliahnya berdering, Yuli segera menghambur keluar kampus. Dia membeli dulu buah-buahan yang tokonya tidak jauh dari kampusnya. Ketika dia sedang menunggu bus angkutan, Rita dan Kak Danu datang menghampirinya.

Antara Kita, Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang