Hari ini Yuda pulang dari rumah sakit, dia sudah dinyatakan sembuh. Walaupun memar akibat beturan masih terlihat di wajahnya. Tetapi itu tidak terlalu beresiko. Memar itu akan mengempis dengan sendirinya. Hanya kakinya yang patah memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama. Tetapi Yuda tidak patah semangat, orang-orang yang selalu mengasihinya akan selalu memberinya semangat untuk sembuh.
Yuli dan Rita menemani Kak Danu yang akan menjemput Yuda pulang. Sebeleumnya mereka sudah janjian dengan Bu Fatma bahwa Kak Danu yang akan menjemput Yuda pulang. Makanya sudah sejak pagi Kak Danu, Yuli dan Rita sudah berada di kamar Yuda. Mereka membantu Bu Fatma membereskan barang-barang pribadi yang hendak dibawa pulang.
"Ibu, akan langsung pulang ke Subang?" tanya Yuda kepada ibunya ketika mereka masih beres-beres barang bawaan.
"Iya, tapi ibu nunggu teman kamu yang jemput. Katanya dia mau ke sini bawa mobil sekalian jenguk kamu, Tetapi ibu hanya dua hari di Subang dan kembali lagi ke Bandung untuk menemanimu sampai sembuh benar." jawab ibunya.
"Siapa temanku yang akan menjemput Ibu?"
"Agus."
"Kok Agus tidak bilang mau sama Yuda mau menjemput Ibu?" tanya Yuda heran.
"Mana ibu tahu," jawab Ibu acuh.
Yuda terdiam, kemudian dia mengambil handphone-nya dan menelepon Agus. Yuda menanyakan perihal rencananya datang ke Bandung. Yuda tersenyum ketika Agus mengiyakan bahwa dia akan ke Bandung. Nanti pulangnya sekalian bareng Bu Fatma.
"Agus ke sini sore, Bu. Soalnya dia harus kerja dulu," ujar Yuda setelah menutup sambungan teleponnya dengan Agus.
"Ya, tidak apa-apa. Nanti Ibu istirahat saja dulu di tempat kostmu."
"Kita jalan-jalan saja bu," ajak Rita cepat.
"Ah, ibu sudah tua. Masa jalan sama anak muda seperti kalian," tolak Bu Fatma sambil tersenyum.
"Eh, tidak apa-apa, Bu. Nanti aku dan Yuli akan mengajak ibu ke tempat anak muda, seperti Dago, Alun-alun, Taman Balaikota dan masih banyak lagi."
"Hush, itu bukan tempat yang cocok untuk nenek-nenek," tolak Yuda.
"Ya, nggak apa-apa. Kan biar ibumu awet muda," seloroh Rita.
Ucapan Rita membuat Bu Fatma tertawa, dia tidak ada keinginan untuk menyanggah, tetapi tidak berminat juga untuk mengikuti ajakan Rita. Dia lebih senang diam di kostan Yuda sambil menunggu Agus datang menjemput.
***
Sore hari sepulang dari kampus Yuli sengaja ketempat kost Yuda, dia ingin memastikan kalau Yuda sudah sembuh. Selain itu dia juga ingin bertemu Bu Fatma yang rencananya pulang sore ini.
Tempat kost Yuda ada di daerah Cileunyi, cukup jauh untuk sampai ketempat Yuda. Yuli harus beberapa kali ganti angkutan. Kebetulan hari ini Rita dan Kak Danu sedang ada kegiatan kemahasiswaan, jadi mereka tidak bisa ikut.
Sesampainya di tempat kost Yuda, suasana tampak ramai. Yuli berpikir mungkin Agus sudah sampai. Dia melihat mobil avanza putih terparkir di depan rumah kostnya.
"Assalamualaikum," sapa Yuli ketika sudah sampai daun pintu kost Yuda.
Empat pasang mata yang berada di rumah kost langsung menoleh pada daun pintu sambil menjawab salam. Tampak salah satu pasang mata menatap kedatangan Yuli dengan tatapan nanar.
"Eh, nak Yuli. Masuk nak!" ujar Bu Fatma ramah.
Yuli terhenyak sesaat ketika melihat siapa saja yang bersama Yuda. Terlihat Bu Fatma dan Djio mengapit Yuda, serta seorang wanita yang membuat dadanya bergemuruh terbakar api cemburu. Wanita yang berada di samping Bu Fatma adalah Arin, perawat cantik yang sepertinya tidak sedang bertugas.
"Hai, Rin," sapa Yuli untuk mencairkan hatinya yang kaku melihat Arin ada di sana.
"Hai, Yul. Baru pulang?" balas Arin.
"Ya," jawab Yuli singkat.
Arin langsung diam, Djio dan Yuda ikut diam. Bu Fatma mengetahui suasana mulai tidak cair. Ada perang hati diantara dua wanita. Bu Fatma tidak bisa memihak manapun. Dua wanita ini sama-sama disukai oleh Bu Fatma. Dia menyerahkan keputusan kepada Yuda.
Yuda belum menyadari kalau ada dua hati yang sedang berharap balasan atas perasaannya. Dia mengakui sangat nyaman ketika sedang bersama Yuli. Dia merasa ada kecocokan ketika berdiskusi dengan Yuli. Topik diskusi mengalir dan selalu berujung sebuah insfirasi pada tulisan. Yuda kagum dengan kepandaian Yuli mengolah kata menjadi kalimat hingga menjadi sebuah paragraf dan narasi yang membuat orang tercengang. Ada getaran aneh ketika Yuda bersama Yuli. Tapi dia bingung apa itu artinya dia menyukai Yuli.
Lalu kehadiran Arin. Yuda mengakui kalau Arin itu cantik, bahkan sikapnya yang dewasa ketika merawat dirinya membuat hatinya senang. Walaupun pertemuan hanya sebatas ruang perawatan di rumah sakit. Namun kebersamaan mereka selama di rumah sakit sedikit memberi getaran hati Yuda yang masih belum menentukan pilihan. Arin menyuguhkan suasana hati yang lapang, sehingga Yuda selalu merasa terbebas dari himpitan permasalahan dunia ketika sedang bersama Arin.
Yuli dan Arin menempati tempat khusus dihatinya, tetapi Yuda bingung apakah nama tempat itu. Sahabat atau lebih dari seorang sahabat.
Saat suasana masih kaku dengan keadaan, Yuda mendengar ada suara mobil yang datang dan berhenti di halaman kostnya. Yuda tidak ingin terlalu terbawa dengan perasaan, dia segera bangkit dan mengambil tongkatnya untuk membantu Yuda berjalan. Dibantu Djio, Yuda bergegas menghampiri mobil yang baru datang itu.
"Itu pasti Agus," ujar Yuda sambil beranjak yang diikuti oleh Djio dan sang Ibu.
Benar apa yang dikatakan oleh Yuda, Agus telah tiba. Dia segera turun dari mobilnya.
"Hai, bro!" Agus melambaikan tangannya dan menghampiri Yuda. Mereka berpelukan.
"Terima kasih sudah mau datang ke Bandung," ujar Yuda.
"Sama-sama." Agus melepaskan pelukan Yuda."Aku datang tidak sendiri."
Yuda menoleh pada mobil Agus. Darahnya langsung mendesir dan jantungnya seakan berhenti berdetak. Yuda melihat seorang wanita yang berada di dalam mobil. Wanita itu sangat dikenalnya. Wanita ini yang telah membuat hari-hari Yuda terasa hambar. Wanita ini yang membuat Yuda sulit untuk menemukan pelabuhan baru. Wanita ini yang meninggalkan Yuda ketika dia sangat membutuhkannya. Wanita ini adalah Nadia.
Ya, Agus datang bersama Nadia.
Wanita itu masih berada di dalam mobil. Mengetahu kalau Yuda sudah mengetahui kedatangannya, wanita yang bernama Nadia ini turun dari mobil dan menghampiri Yuda.
"Assalamualaikum, Yuda. Bagaimana kabarmu hari ini?"
Yuda masih belum percaya kalau Nadia saat ini berada di hadapannya. Dengan kikuk Yuda menerima uluran tangan Nadia. Getaran aneh menjalar ditubuhnya ketika dia menyentuh tangan Nadia.
"Baik," jawabnya singkat.
Nadia tersenyum, dia lalu menoleh kepada Bu Fatma. Ketika masa SMA, Nadia sering main ke rumah Yuda, dia sudah mengenal Bu Fatma. Bahkan dulu mereka sering mengobrol. Hanya semenjak dia tinggal di Semarang, komunikasi langsung terputus.
"Kamu nambah cantik aja, Nad. Pasti pacarnya banyak," seloroh Bu Fatma yang disambut senyum manis Nadia.
"Saya dapat kutukan, Bu. Selama di Semarang ada doa lelaki soleh yang tidak menginginkan saya punya pacar." Sambil berkata demikian, bola mata Nadia melirik kearah Yuda.
Yuda langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Disatu sisi dia sangat rindu dengan Nadia, tapi dia juga marah dengan Nadia yang telah memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
Bu Fatma tidak tahu permasalahan yang terjadi diantara Yuda dan Nadia. Tetapi naluri seorang ibu dapat membaca kalau saat ini telah terjadi sebuah kisah diantara dua anak muda ini. Dia bisa melihat dari cara Nadia memandang Yuda dan gesture Yuda yang kikuk.
Bu Fatma terdiam, dia menarik napas panjang danmengeluarkannya secara perlahan. Kini anaknya terlibat dengan pergulatanperasaan bersama 3 wanita. Bu Fatma segera kembali masuk untuk mempersiapkandiri pulang ke rumahnya di Subang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita, Kau dan Dia
RomanceKisah Yuda yang mencintai 3 orang wanita di waktu yang berbeda. Akan tetapi di waktu yang sama, ketiga wanita itu menuntut Yuda untuk menentukkan pilihan. Yuda bingung harus memilih 1 diantara 3 wanita yang sangat spesial baginya. Namun Yuda menyada...