Bandara, 01:30 am terlihat dua orang paruh baya, sepasang suami istri memegang kopernya masing-masing.
Mereka masih menunggu jemputan yang katanya akan sampai dalam waktu lima menit lagi. Terlihat kedua orang tua itu bukanlah orang sembarangan. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, aksesoris, hingga koper pun edisi terbatas. Semua yang melekat pada anggota tubuh keduanya, semuanya barang-barang branded yang jika di jual bisa untuk membeli satu buah mobil mercy."Katanya lima menit! Tapi ini sudah tujuh menit kita disini dan mereka masih belum menampakan batang hidung mereka" kesal sang suami.
"Sudahlah dad, baru juga dua menit, lewat. Udah kamu sabar aja mungkin sesuatu terjadi sama mereka jadi itu yang membuat mereka terlambat" diusapnya bahu sang suami dengan pelan. Ia sudah lelah karna perjalanan yang cukup membuat seluruh tubuhnya mati rasa. Sebenarnya dia juga sudah tidak sanggup berdiri lagi ingin rasanya dia cepat-cepat sampai dirumahnya lalu kemudian tidur.
"Tidak ada kata terlambat dalam kamus daddy! Jika mereka mengatakan akan datang atau sampai pukul sekian, maka mereka harus menepatinya. Karna daddy sangat tidak suka pada orang yang perkataannya saja tidak bisa di pegang" ketus sang suami yang hanya dibalas helaan nafas panjang dari sang istri.
Dia memilih diam dari pada berakhir dengan pertengkaran. Karna dia sudah cukup mengenal suaminya, bagaimana keras dan tegasnya sang suami dan juga bagaimana dia menjadi seseorang yang sangat perfeksionis dari segi apapun. Jadi semuanya akan terasa sia-sia saja jika dia berbicara karna pada dasarnya suaminya itu memang memiliki ego yang tinggi dan juga keras kepala tidak mau mendengar atau menerima pendapat orang lain. Hanya terkadang dia akan mengalah pada istrinya atau keluarganya yang lain, yeah jika itu keluarga dia mungkin akan mentolerir tetapi jika orang lain maka kalian perlu bersiap-siap.
"Mr ananta! Mrs ananta!" ujar serentak 4 orang berpakaian hitam dengan setelan rapi lalu memberikan sedikit bown pada tuan besar mereka.
Suami istri yang ternyata merupakan orang tua kandung dari Fauzul dan Gunawan itu pun seketika menoleh lalu menatap tidak suka pada ke 4 orang yang ternyata para bodyguard mereka.
"Katakan berapa menit kalian terlambat" dingin tuan Ananta.
"Ma-maafkan kami tu-tuan! Kami terlambat dua menit lima puluh detik tuan.. maafkan kami. Kami sangat berusaha supaya tidak terlambat menjemput tuan dan nyonya! Tapi di jalan tadi, kami hampir saja menabrak seseorang, untungnya orang itu baik baik saja. Maafkan kami tuan, kami tidak hati hati dan kami membuat anda menunggu. Sekali lagi tolong maafkan kami tuan" ujarnya yang mewakili ketiganya. Keringat sudah mengucur dari ke empatnya. Mereka tahu dan sangat menghafal bagaimana perangai tuan besar mereka itu yang juga ia turunkan pada putra sulung mereka.
"Sudahlah sayang, ini pertama dan terakhir kali untuk mereka berbuat seperti ini. Mommy yakin mereka juga pasti sudah tahu bagaimana, jika mereka masih ingin bekerja bersama kita" ucap sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold Husband
FanfictionMenikah tidak ada di kamusnya karna baginya menikah itu terlalu menyedihkan dan menyebalkan. Dia sudah bersikeras untuk tidak menikah. Namun apa yang akan terjadi ketika ternyata ia harus menikah bahkan yang lebih menyedihkan lagi menikah karna sebu...