Accept

429 57 34
                                    

Brakkk

Suara pintu kamar tertutup terdengar begitu keras. Siapa yang melakukannya? Ibunda tercinta dari Fauzul dan Gunawan.

Dia berjalan lalu duduk secara kasar di tepi ranjangnya.

"Maaf sayang.. Mommy harap kamu tidak akan membenci kami" lirih Mommy seraya menghapus air mata yang perlahan turun.

Flashback

"Pandhita" panggil Daddy fagun yang membuat papi mami Selfi dan Hari itu serta istrinya sendiri pun menoleh pada Daddy, terlihat jika sang Daddy seolah ingin membicarakan hal yang serius.

"Ya?? Sepertinya ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?
Calm... tidak perlu tegang seperti itu... What is it" tanya papi harsel.

"Ekhmm... Hm aku tidak tahu apa kalian akan menerima ini atau tidak tapi...
Apa kalian setuju jika kita mempersatukan keluarga kita?  I mean... mempersatukan keluarga kita dengan memperkuat dengan sebuah ikatan?

Well... the wedding for example" ucapan nya tentu membuat mereka yang berada disana terkejut bukan main terlebih Mommy, dia langsung menatap suaminya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Are you trying to joke, My bro? Jangan berbicara seperti itu jika kau--"

"Apa aku terlihat sedang bercanda, pandhita?
Aku serius. Aku ingin kita memiliki kedekatan yang erat. Kau tau, sebenarnya sejak kuliah dulu kita sudah pernah membicarakannya bukan?! And now i want to manifesting" ucap Daddy serius yang membuat papi mami HarSel terdiam seketika dengan saling pandang sejenak lalu kembali menatap Daddy FaGun.

"Tapi bagaimana dengan nak fauzul? Maksud ku... Aku tidak mau jika putri ku menikah dengan seseorang yang terpaksa menerimanya...
Kau pasti faham maksud ku, ananta"

"Jadi dengan kata lain kau menerima jika kita menjodohkan anak kita?! ...
Dan untuk anak ku, fauzul? Kau tenang saja dia memang keras di luar tapi dia tidak akan pernah bisa membantah perkataan ku sama sekali. Dia selalu menuruti apapun keinginan ku. Dan untuk kali ini pun aku yakin itu tidak akan menjadi masalah untuknya apalagi ini untuk kebaikan dia sendiri. Kau tahu putraku itu sudah dua puluh tujuh tahun sudah saatnya dia harus memikirkan masa depannya dan memiliki keluarga kecil lah yang harus ia pikirkan sekarang selain pekerjaannya yang tidak ada ujungnya itu, hahaha" dia berbicara begitu santai bahkan tertawa sendiri seolah itu bukan masalah besar. Sama sekali tidak peduli pada perasaan putra sulungnya
sendiri. Dia yakin bahwa semua keputusannya adalah yang terbaik untuk anak-anaknya.

"Jujur kami sangat bahagia tentang perjodohan ini... Siapa yang akan menolak? Tentu hanya orang bodoh yang tidak menerima itu hahaha...

Hufffft you know? Padahal baru saja aku membayangkan mempunyai seorang menantu seperti putramu, tetapi kau langsung mengabulkannya" seru papi HarSel sambil tersenyum yang juga diikuti oleh istrinya yang memang mereka benar-benar menyukai putra sulung keluarga ananta itu. Bahkan di perjalanan mereka saat hendak ke kediaman keluarga ananta pun mereka sempat mengeluarkan lelucon tentang mereka yang akan memiliki menantu seperti Fauzul.

"Benarkah? Berarti kalian menerima perjodohan ini? Lalu bagaimana dengan putri kalian" tanya Daddy lagi.

"Dad? Mommy ingin berbicara sebentar dengan daddy, bisa? Sebentar saja, ayo" tanpa menunggu jawaban dari suaminya dia langsung menarik tangan suaminya lalu menoleh sekilas pada sahabatnya. "Sebentar ya aku melupakan sesuatu tadi" ucapnya sambil tersenyum sedikit pada sahabatnya yang juga ikut tersenyum sambil sedikit mengangguk seolah tidak masalah dengan kelakuan tiba-tiba yang datang darinya itu setelah suaminya ingin menjodohkan anak-anak mereka.

My cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang