Rumah Tua - Hendery

249 46 0
                                    


Written by seanstary





.・゜-: ✧ :-RUMAH TUA-: ✧ :-゜・.

"Giliran gue nih yang cerita ya?" tanya Hendery diangguki oleh yang lainnya.

"Ekhem" Hendery berdehem sebentar, mencoba menetralkan pacu jantungnya yang mulai bergerak cepat. Berbarengan dengan deheman Hendery, yang lainnya juga ikut merapatkan duduk mereka.

"Lo pada tau gak rumah tua di gang sebelum kesekolah kita?" tanyanya lagi dan diangguki oleh teman-temannya.

"Rumah tua yang besar itu kan?" Tanya Renjun memastikan.

"Iya jadi tuh rumah itu banyak misterinya"

"Iya sih emang agak nyeremin rumahnya" sahut Chenle bergidik ngeri membayangkan bentuk rumah tua yang dimaksud Hendery.

Hendery mengangguk membenarkan seruan Chenle. "Dan gue pernah masuk kedalam rumah itu"











***************

Hendery melangkahkan kakinya dengan kesal disepanjang jalan. Bibirnya tiada henti mengerucut, bergerak kecil tanda bahwa ia sedang menggerutu.

Lelaki itu sedang kesal! Ibunya tadi tiba-tiba menelepon, meminta tolong kerumah tantenya untuk mengambil barang titipan. Entah barang apa tapi yang jelas Hendery tengah malas saat itu.

"Ah elah mana pakai mendung lagi! Sebel dah!! " Gerutu Hendery. Tak lama rintik hujan pun mulai turun membasahi bumi. " Ah sial! Kenapa sih hari ini gue sial mulu!!! "

Hendery semakin mempercepat langkah kakinya sebelum hujan mulai menderas. Ia menolehkan kepala kekanan dan kekiri, mencari-cari adakah orang yang sama sepertinya. Jalanan di gang ini memang minim penduduk, selain suasananya yang kurang mengenakan entah kenapa Hendery merasa ada yang janggal dengan tempat ini.

Hujan semakin menderas membuat Hendery mau tak mau harus berteduh. Laki-laki itu memilih berteduh dibawah pohon besar rindang. Lumayan cukup untuk membuatnya berlindung.

"Nak kamu ngapain di sini?" Tanya seseorang dari belakang. Hendery bergidik kaget karena seruan tiba-tiba itu. Entah kenapa hawa dibelakang punggungnya terasa tak enak.

"Nak? " seru suara berat dibelakang. Hendery membalikkan tubuhnya, seorang pria paruh baya tersenyum tipis menyambut Hendery.

Hendery menghela nafas leganya. "Eh maaf Pak saya kurang sopan" ucap Hendery kemudian.

"Gapapa saya maklumi. Kamu lagi berteduh ya? Hujan semakin deras, kamu mau mampir kerumah saya dulu?"

"Em-emang boleh pak? Duh nanti saya ngerepotin lagi"

"Hahaha enggak kok. Saya malah senang kamu mau mampir kerumah. Udah lama gak ada tamu yang berkunjung. "

Dahi Hendery mengerut, 'ini maksudnya gimana ya? Bapak ngomongnya terlalu ambigu.'

"Sudah jangan terlalu sungkan. Lebih baik kamu berteduh dirumah saya sambil menghangatkan diri daripada disini nanti kedinginan."

The Horrorium | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang