🌷4🌷

85 7 0
                                    






Arsen menarik tangan Dita agar lebih dekat dengannya, mereka saling berhadapan. Cowok itu menatap Dita intens. Dita yang ditatap seperti itu pun gugup, jantungnya berdetak dua kali lipat.

"Gue.... sayang sama lo." ucap cowok itu menatap Dita sangat dalam sambil menyelipkan beberapa helai rambut Dita ke belakang telinga cewek itu. "Maaf gue baru sadar."

"Hah? m-maksud kakak apa?" tanya cewek itu masih tidak paham dengan pengungkapan tiba-tiba itu.

Arsen tersenyum gemas melihat raut muka gadis yang usianya terpaut cukup jauh darinya. "Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Bukan sebagai murid les gue." Tangan Arsen beralih mengelus pipi kanan Dita. "Tapi sebagai sayangnya cowok ke cewek pada umumnya. Lo paham kan maksud gue?"

Dita mengangguk cepat dengan jantung yang berdegup kencang. Tak menyangka Arsen mengungkapkan hal itu pada dirinya secara mendadak.

Mereka masih saling bertatapan. Dita dengan cengiran lebarnya menatap Arsen dengan raut wajah yang bahagia. "Aku juga sayang banget sama Kak Arsen."

Arsen mengangguk dan tersenyum tulus. "Iya gue tau."

Mendengar jawaban Arsen, Dita mendelik. Jadi selama ini Arsen tau kalo cewek itu menyukainya. Seketika rasa malu Dita muncul tapi rasa senangnya lebih besar jadi ia tak perlu memikirkan hal itu.

Arsen memajukan wajahnya, seakan tau apa yang akan dilakukan oleh cowok itu Dita langsung memejamkan matanya sambil mesam-mesem. Membayangkan bibir kenyal dan juga seksi milik Arsen.

Dita masih memejamkan wajahnya, menunggua Arsen menciumnya.

Hingga ia merasakan kalau wajahnya basah seperti disiram air. Gadis itu membuka matanya saat mendengar suara tak asing memanggil dirinya.

"Woi bangun lo bocah." ucap Vita sambil menyemprotkan penyemprot tanaman hias ke muka adiknya. Kesal karna melihat wajah Dita yang tidur sambil mesam-mesem.

"Anjir apaan sih lo, ini air apaan dah buset." ujar Dita sebal sambil mengusap wajahnya dengan selimut.

"Air comberan, buruan bangun lo. Udah sinting lo? tidur sambil nyengir." Setelah mengucapkan hal itu, Vita pergi meninggalkan adiknya.

Dita memegangi dadanya, jantungnya berdegup sangat kencang. "Tadi.... cuma mimpi?" masih dibuat heran karna mimpinya seakan benar-benar nyata. "Hampir aja Kak Arsen nyium gue, arghhh gara-gara si Vita kan gagal."

Gadis itu berjingkrak histeris, masih terbayang-bayang oleh mimpinya. "Ahhh gue jadi kangen Kak Arsen....."




🌷🌷🌷






"Sen.."

Arsen yang dipanggil hanya membalas dengan deheman saja karena cowok itu masih fokus mengerjakan skripsi yang diberikan oleh dosennya.

Sinta yang dari tadi dicuekkin mendengus sebal. "Lo gak alergi berhadapan sama tulisan sebanyak itu apa? betah banget kayaknya mandangin layar laptop sampe-sampe nyuekkin sahabatnya sendiri."

Cewek itu sebal karena Arsen terus-terusan fokus pada skripsinya hingga mengabaikannya. Sinta datang dari satu jam yang lalu.

"Kayak ga tau Arsen aja lo Sin." Aldo datang sambil membawa banyak makanan dan minuman. "Nih makan daripada lo marah-marah mulu, lo juga makan Sen kasian tuh cacing-cacing yang ada diperut lo."

Saat ini mereka sedang berada di apartemen Arsen. Aldo adalah teman satu jurusan di fakultas Arsen. Sedangkan Sinta? cewek itu adalah sahabatnya saat SMA kelas 2.

Dulu Sinta adalah ketua osis dan Arsen adalah murid bandel yang terus-terusan berhadapan dengan Sinta. Menghukum Arsen adalah makanannya sehari-hari karena cowok itu sering melanggar aturan mulai dari datang terlambat saat upacara, bolos sekolah, merokok di gudang sampai bertengkar. Cewek itu geleng-geleng kepala melihat cowok troublemaker macam Arsen.

PRIVATE TUTORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang