#43

38 2 0
                                    

"gimana dok keadaan Aileen?" Tanya devan ketika dokter baru saja keluar dari ruangan bersama seorang suster.

"Kami sangat beruntung, pasien di bawa ke rumah sakit dengan sangat tepat. Jika tidak, kemungkinan nyawa pasien tidak akan bisa terselamatkan" tutur sang dokter, hampir saja membuat Devan meneteskan air matanya. Namun ia bersyukur karena Aileen masih bisa terselamatkan.

"Keadaan pasien saat ini sudah agak membaik, mungkin akan kami rawat inap sementara disini, namun pasien sampai saat ini belum sadarkan diri" lanjut sang dokter.

"Syukurlah, Apa saya sudah boleh masuk ke dalam dok?" Tanya Devan.

"Silahkan, kalau ada apa-apa segera panggil kami ya" katanya.

"Baik dok terimakasih banyak"

Sang dokter mengangguk dan tersenyum lalu setelah itu ia pergi meninggalkan Devan.

Devan masuk ke dalam ruangan Aileen melangkah pelan menuju tempat tidur Aileen. Devan duduk di kursi yang berada tepat di samping kasur.

Devan mencoba menggenggam tangan Aileen. "Leen gue bersyukur lu masih bisa di selamatkan" lirih devan. Dan dengan ketidaksengajaan sebuah buliran air menetes dan berjalan melewati pipi Devan.

"Bunda Aileen takut"
"bunda tolongin Aileen" ucap Aileen namun dengan mata yang tertutup. Devan sontak terkejut dan segera menyentuh muka Aileen dengan pelan. Dan memajukan mukanya ke depan muka aileen

"Leen, Devan disini. Lu baik-baik aja sekarang" ujar devan.

Kedua mata Aileen terbuka perlahan dan Aileen mendapati Devan sedang memandangnya. Dan hanya menyisakan jarak beberapa centi dari muka Aileen.

"Lu gak apa-apa leen?. tenang sekarang ada gue di samping lu"

"Dev... Gue dimana?" Tanya Aileen dengan lesu.

Setelah Aileen benar-benar sadar Devan segera menjauhkan mukanya dengan muka Aileen.

"Lu di rumah sakit leen"

Aileen memelototkan mata nya dan ingin melepas sebuah selang yang menempel di kedua lubang hidung nya.

"Leen jangan di lepas, lu masih butuh tabung oksigen untuk saat ini" jelas Devan menahan tangan Aileen agar tidak melepaskan selang oksigen.

"Gue pengen pulang Dev, gue gak mau dirumah sakit..." Rengek Aileen, namun dengan sabar Devan mengelus rambut aileen. Mencoba untuk menenangkan hati Aileen.

"Untuk beberapa hari, lu harus di rawat disini, nanti temen-temen lu kesini kok. Lu gak sendiri masih ada gue juga disini" jelas Devan.

Devan kembali merebahkan Aileen di kasurnya. Ia berdiri dan sedikit menjauh dari aileen karena ada panggilan dari sang bunda.

Devan📞: hallo bunda?
Bundaku📞: Devan Aileen gimana kabarnya ?
Devan📞: udah membaik Bun, btw kok bunda tau kalau aileen-

Ucap Devan terpotong.

Bundaku📞: iya barusan ravael nge chat bunda. Coba bunda pengen vidcall sama aileen

Devan menoleh ke arah aileen. Dan mendapati Aileen ternyata tengah memperhatikan Devan dengan muka yang sedikit lesu.

Devan📞: ya udah Devan matiin telpon nya. Nanti Devan yang vidcall bunda duluan kalau udah dapet izin dari Aileen ya!
Bundaku📞: iya jangan lama-lama. Bunda pengen bicara soalnya

Devan mematikan telpon dan kembali menghampiri Aileen.

"Siapa yang telpon?" Tanya Aileen.

"Bunda" jawab Devan.
"Kata bunda pengen video call sama lu"

4 boys and 4 cute girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang