happy reading
playlist: Sleepess Night—Rothy.
Samudra merebahkan dirinya di atas kasur, melemparkan kunci mobil pada sembarang tempat. Wajahnya menelungkup di atas bantal dengan mata yang tentunya terpejam.
Keadaan rumahnya sangat sepi, hanya terdengar denting jarum jam yang terus berputar.
Kadang terlintas pikiran untuk tinggal menetap bersama kedua orang tua. Tapi Sam harus menyelesaikan studinya disini, terlebih ia juga ingin terus bersama Sky.
Sudah cukup harinya di isi dengan bayang bayang Sky, mari lupakan perempuan itu sejenak.
Aniway, mana minuman yang ia beli tadi?
Ahh Sam meninggalkannya di dalam mobil ternyata.
Biarkan saja lah. Ia juga tidak terlalu menginginkannya jika bukan karena Sky membeli minuman tersebut.
GRRRH SIAL
Mengapa Sky lagi?
Dan sialnya, Sam lapar.
Tapi tidak ada makanan di rumah.
Itu lebih sial.
Laki laki itu beranjak dari atas kasur yang lalu tertunduk di pinggiran ranjang, mengacak rambutnya asal.
Ia laper, ingin Sky.
Bercanda.
Sudahi omong kosong ini, mari kita pergi ke dapur, lihat apa saja yang ada disana.
Seperti yang kalian ketahui, tidak ada apa apa.
Samudra menghela nafas, membuka rak lemari yang lalu mengeluarkan makanan siap saji sebelum di masukkan ke dalam makerowafe.
Ia duduk di kursi meja makan, mengotak atik beranda WhatsApp sampai pada room chatnya dengan Sky. Berkali lali ia mengajak holiday, menghabiskan weekend bersama. Tapi Sky selalu menolak, bahkan membalasnya pun jarang.
Katanya takut mengganggu waktu Sam dengan mama dan papanya. Begitulah alasannya. Padahal tidak setiap weekend Ambar dan Yasa ada di rumah. Kadang mereka terlalu sibuk sampai tidak sempat mengunjungi Samudra di Jakarta.
Justru seharusnya ia yang merasa takut akan mengganggu waktu senggangnya Sky. Maka dari itu ia tidak pernah memaksa dalam hal hal seperti ini. Baginya, kesibukan seseorang tidak ada yang tahu.
Suara tanda makanannya sudah matang terdengar mengusik lamunan Samudra. Laki laki itu beranjak dari duduknya, mengambil sarung tangan untuk mengambil semagkuk nasi berisi mie dan campuran daging sapi.
Saat itu juga tiba tiba terdengar suara bell yang tandanya seseorang datang.
Sam mengernyit, mungkin Faisal, Haekal, temannya yang lain.. atau Sky?
Mana mungkin.
Tapi mungkin.
Sudahi tebak tebakan ini, mari kita lihat siapa yang datang dihari yang mulai menjelang malam.
Oh, Jhoni ternyata.
"Ngapain Jhon?" Sam bertanya dengan semangkuk makanan di tangannya.
"Ikut nge print."
Ber oh ria, Sam mempersilahkan temannya masuk ke dalam yang lalu berjalan menuju lantai dua.
Dibiarkannya Jhoni mencetak beberapa tugas di printer miliknya. Sedangkan Sam duduk di depan televisi —tempat santai yang tersedia di lantai dua, dan mulai menyantap makanannya lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAWAMA [END]
General Fiction"Gue samudra, dan lo langitnya. Setiap gue bergerak, dan apa yang gue lakuin, lo bisa saksi-in dari atas sana. Begitupula sebaliknya. Kita saling paham, saling tau, saling mengerti. Tapi untuk saling menggapai satu sama lain, mungkin itu gak akan pe...