happy reading
playlist: Lebih dari egoku - Mawar eva de jongh.
Setelah selesai menyemprotkan parfum pada area tertentu, Sam berjalan keluar, mengendarai mobilnya menuju supermarket yang jalurnya searah menuju rumah Sky.
Perempuan itu seperti merasa tidak enak saat di telfon tadi. Apa karena ia meminta tolong padanya?
Sungguh, Sam tidak masalah jika yang merepotkannya adalah Sky. Akan dengan senang hati ia membantu perempuan itu.
Yang Sam tau, Sky memang tipe orang yang tidak enakan, sangat gengsi meminta pertolongan pada orang lain kecuali dalam keadaan terdesak.
Perempuan itu ramah terhadap sesama, tapi sifat cueknya lebih dominan. Yang mana saat ada kejadian kejadian yang jadi perbincangan hangat di kampus, perempuan itu memilih tak peduli dan sibuk dengan urusannya sendiri.
Tapi Sam suka dengan sifat Sky yang seperti itu. Menurutnya tidak terlalu ikut campur dalam urusan orang lain.
Entahlah, terlalu banyak hal yang Sam sukai dari diri Sky.
Angin berhembus kencang menerpa kulit wajahnya, lagu berputar seirama dengan dedaunan yang bergerak rindang di pinggir jalan. Awan cerah mendukung. Suara kicauan burung terdengar seperti melodi di telinganya.
Kini Sam telah sampai di tempat yang ia tuju, masuk ke dalam sana dan mencari hal yang akan ia beli.
Selesai dengan itu, Sam kembali ke parkiran sembari melihat lihat lagi beberapa camilan yang ia beli. Tapi suara seseorang terdengar memanggilnya.
"Sam!"
Ia menoleh. Matanya menyipit menatap laki laki di seberang sana. Itu Haekal.
Sam menyeberang jalan, menghampirinya.
"Ngapain disini?" Herannya.
"Nunggu Maraka." Jawab Haekal sembari menunjuk Gereja di depannya.
Samudra mengangguk mengerti, ia menepuk pundak Haekal seraya berkata. "Gue duluan."
Laki laki yang tengah bersandar pada motor yang terparkir itu ikut mengangguk, memperhatikan tubuh tegap sang teman yang mulai menjauh dari pandangannya.
Tiba tiba tepukkan seseorang mengejutkan Haekal. Ia menoleh ke belakang, mendapati Maraka yang baru selesai beribadah.
"Udah selesai?"
Laki laki itu mengangguk.
"Doa apa aja tadi?" Tanya Haekal sembari memperhatikan Maraka yang tengah memakai helm.
"Doa untuk diri sendiri, keluarga, teman, dan umat," jawab laki laki itu tersenyum manis menatap Haekal.
Haekal terkekeh mendengarnya. Maraka itu contoh yang baik, bisa jadi kakak, orang tua, dan teman dalam hidupnya.
Hanya dengan Maraka ia bisa menjadi adik. Karena sebenarnya ia adalah anak pertama dari dua bersaudara.
"Sekarang mau kemana?"Maraka bertanya setelah memasang helm sebagai pelindung kepalanya.
"Ke toko perlengkapan sekolah, nyokap nyuruh beli iqro buat si bontot."
Maraka mengangguk mengerti. Keduanya berlalu dari sana, menuju tempat yang Haekal maksud.
Disisi lain, Sam bersenandung kecil sembari membawa mobilnya dengan kecepatan sedang. Menikmati hembusan angin yang terasa menyegarkan pikiran.
Sesampainya di tempat tujuan, ia segera berjalan menuju pintu utama, menekan bel yang tak lama kemudian di bukakan oleh pemiliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/286151825-288-k634592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAWAMA [END]
General Fiction"Gue samudra, dan lo langitnya. Setiap gue bergerak, dan apa yang gue lakuin, lo bisa saksi-in dari atas sana. Begitupula sebaliknya. Kita saling paham, saling tau, saling mengerti. Tapi untuk saling menggapai satu sama lain, mungkin itu gak akan pe...