happy reading
playlist: Percayalah - Afgan, Raisa.
.
Hari Sabtu pun tiba, awan cerah berkilau, jam menunjukkan pukul 13.09 WIB. Tapi keadaan di sana nampak segar, matahari tak terlalu terik menyorotkan sinarnya di siang ini.
Kaki Sky menggantung di udara, tangannya bertumpu pada dermaga kayu tempat duduknya kini. Mata dengan bulu mata nyentik itu menerawang ke langit, sesekali menatap laut yang terhampar luas di depannya.
Sky bergumam, menyanyikan bait lagu yang ia hafal, kepalanya menoleh ke samping, menatap seorang laki laki berpakaian kaos hitam dengan celana levis yang juga tengah menatap langit tanpa berkedip.
Harum wangi parfum yang di pakainya semerbak memenuhi indra penciuman. Rambut basah menambah kesan gentle yang terpancar.
Samudra Thalassa. Laki laki dengan paras tampannya yang selalu berhasil memikat hati seorang Sky Lim.
Mau bagaimana pun ia abaikan, Sky tak bisa membohongi perasaannya yang membuncah setiap kali berada di dekat Samudra.
Laki laki itu mengajaknya jalan jalan setelah menyelesaikan jadwal kelasnya. Untuk mengisi waktu luang sebelum Sam berangkat ke Bandung, katanya.
Dan pantai lah yang Sky pilih sebagai tempat tujuannya jalan jalan. Sam tidak menolak, ia akan menuruti apapun kemauan gadisnya.
Sam sempat berfikir, bahwa perempuan itu menyukai tempat tempat seperti danau, pantai, laut, dan hamparan air di seluk beluk dunia ini.
Tapi tadi Sky berkata. Bahwa dia menyukai tempat seperti ini dari pada mall, karena mereka bisa menghabiskan waktu dengan berbincang, dan akan selalu ingat akan nikmat tuhan yang tiada tara.
Dari pada bermain wahana, hanya akan menghabiskan uang sakunya saja.
Helaan nafas terdengar, Samudra memundurkan tubuhnya dengan tangan yang ia tumpu ke belakang. Menyadari Sky tengah menatapnya, ia tersenyum, mengangkat tangan untuk merapikan rambut gadis itu yang berantakan terhempas angin.
Setelah itu, pandangannya kembali ke depan, menatap gulungan ombak yang saling mengejar untuk mencapai bibir pantai.
"Gue pernah bilang tentang kita yang di ibaratkan dengan-"
"Langit, dan Samudra." Sky menyahut cepat.
Sam kembali menoleh, menatap perempuan di sampingnya yang kini terkekeh kecil sembari mengalihkan pandangan ke depan.
"Langit selalu di tempat, menyaksikan kemana arah Samudra bergerak. Jarak di antara mereka terlalu jauh untuk saling menggapai satu sama lain."
"Tapi kita bukan mereka. Yang gak bisa bersatu meski terkadang saling berhadapan." Lanjut Sky.
Ia menoleh, mendapati tatapan sendu dari Samudra yang membuat hatinya merasa teriris menimbulkan rasa perih dan sesak datang secara bersamaan.
Mengapa harus laki laki ini, Tuhan?
Mengapa harus lelaki sebaik Samudra yang memperjuangkan perempuan seperti dirinya?
Sky tersentak saat Samudra menarik tubuhnya untuk masuk ke dalam dekapan yang menyalurkan kehangatan hingga menjalar di seluruh saraf tubuhnya.
"Kita bisa melangkah menuju masa depan." Laki laki itu bergumam.
Sky diam, merasakan tangan Sam yang bergerak mengelus surai hitamnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNAWAMA [END]
General Fiction"Gue samudra, dan lo langitnya. Setiap gue bergerak, dan apa yang gue lakuin, lo bisa saksi-in dari atas sana. Begitupula sebaliknya. Kita saling paham, saling tau, saling mengerti. Tapi untuk saling menggapai satu sama lain, mungkin itu gak akan pe...