"DEMI APA SIH DUNIA SEMPIT BANGET?!?!"
"Ngomongnya biasa aja, Mah, muncrat ke muka Papa nih!"
Kalimat itu bukan dilebih-lebihkan, melainkan benar begitu adanya. Solwa yang mulanya tengah mengunyah buah pir penuh ekstrak kandungan air tersebut sungguhan memuncratkan sedikit liurnya pada wajah Jehan ketika dirinya terkejut selepas mendengar cerita belum tuntas dari Joshua.
Jehan mengelap wajah dengan sisi kaus yang dikenakannya, "Untung ngomongnya di sini, kalo di meja makan udah abis tuh kena kuah semua." sindir Jehan.
Solwa malah menjitak kecil Jehan, "Yailahh... kalo gue kasih ludah eksklusif langsung dari bibir ke bibir juga biasanya lo seneng. Nggak usah sok jijik gitu deh!"
"Bisa-bisanya cipokan disama-samain sama ludah muncrat." balas Jehan dengan frontal.
"Ya sama lah, kan sama-sama ada ludahny—"
"Ekhem, ada orang lain di sini kalo kalian lupa."
Daripada menyaksikan keributan tak berkesudahan antara pasutri yang memang gemar berdebat hal-hal sepele tersebut, Joshua—pria yang mengunjungi kediaman Jehan dan Solwa di pagi hari dengan berbusana rapi itu pun memilih menegur duluan sebelum telinganya dipenuhi argumen tak jelas dari keduanya.
"Oiya, suka lupa... Maaf lahir batin ya Bapak Shua si calon pengantin baru~" ledek Solwa sambil menaik turunkan alisnya, orang-orang terdekat Joshua memang lebih akrab menyapanya dengan nama Shua.
Jehan meneguk singkat teh manisnya, dilihat-lihat dia dan Solwa malah nampak seperti gelandangan kucel yang habis dipungut oleh Joshua dari kolong jembatan sebab sepasang suami-istri tersebut belum mandi pagi ini, wajah berminyak dan rambut rada semrawut belum sisiran menghiasi. Sementara Joshua rapi sekali dengan atasan berkaus polos yang dilapisi cardigan rajut berkancing yang bagian lengannya digulung sedikit untuk memperlihatkan gelang serta jam tangan yang pria itu lingkarkan baik di lengan kanan dan kiri.
Rambut yang dijuluki style 'jidat mengintip' itu hanya dipolesi sedikit pomade agar tak begitu nampak formal secara keseluruhan. Sepanjang Jehan mengenal Joshua, pria itu selalu berpenampilan rapi apapun keadaannya. Tidak urak-urakan seperti jaman dirinya masih bujangan dulu.
"Shua, lo pake OOTD gituan apa nggak dikira mahasiswa pas baru masuk kampus?" komentar Solwa.
"Kenapa emangnya?"
Jehan menimbrung, "Kalo celana bahan lo diganti pake ripped jeans juga 100% gue gak bakal percaya kalo lo itu malah dosennya."
Kening Joshua berkerut, mengecek penampilannya sendiri. "Kan lo sendiri, Han, yang bilang katanya bosen liat gue pake kemeja terus?"
"Yeee.., tiati lo Pah, nyuruh-nyuruh Shua pake style kating-able begini. Nanti makin banyak mahasiswi yang kepincut, udah jadi calon laki orang neh!" Solwa mulai menyalahkan Jehan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow | In Repair
Fiksi PenggemarKenapa orang yang takut menyakiti hati orang lain malah tetap berpeluang disakiti oleh orang lain..? Juga kenapa orang yang kerap turut senang melihat kebahagiaan orang lain malah berkebalikan kerap menangisi kebahagiaannya..?