01

2.3K 282 23
                                    

Mobil berhenti di sebuah rumah sederhana dengan nuansa coklat muda juga putihnya.

"Woah.." Dian baru pernah melihat rumah papanya, rumah ini terlihat simpel dan nyaman di pandang mata.

".. papa, rumah mu kekinian" Dian mengacungkan dua jempol.

Andreas tertawa melihat reaksi putranya.
"Ya, walau pun sudah berumur tapi selera harus mengikuti perkembangan jaman kan"

"Hehe...iya, papa benar"

"Ayo masuk, papa antar kamu ke kamar mu"
Andreas menarik dua koper Dian.

Dian mau membawa kopernya sendiri tapi Andreas bersikeras membawa koper putranya dengan alasan Dian pasti lelah setelah berjam-jam di dalam pesawat.

Saat mereka masuk, nuansa rumah Andreas benar-benar membuat Dian langsung betah.

Dian membandingkan rumah mereka di luar negeri dengan rumah Andreas.
"Jangan katakan itu, kalian sudah lama tinggal disana.. jadi mungkin kamu sudah terbiasa melihat rumah kalian"

"Hm, kami mengikuti selera mama.. dan papa tiri ku satuju-setuju saja.. dia sama menyebalkan, selera mereka kuno"

Andreas mengacak pelan rambut Dian.
"Sudah lah, tidak baik membicarakan orang tua mu.. mereka bisa terluka bila mendengar hal barusan"

Dian langsung menunduk.
"Ma-maaf pa"

"Hehe...jangan begitu, papa tidak bermaksud memarahi mu, ayo masuk.. ini kamar mu"

Andreas membuka pintu kamar, Dian tersenyum senang karena ini kamar yang sangat bagus.

"Kamu suka ? Aku tidak tau selera mu seperti apa, tapi papa berusaha menyesuaikan"

"Ini bagus pa, terima kasih" Dian tersenyum senang.

"Bagus lah, nah ini koper mu .. kamu bisa istirahat, selamat malam" Andreas mengusap lembut pucuk kepala Dian.

"Malam papa" jawab Dian.

Andreas beranjak dari kamar Dian, dia membiarkan Dian istirahat. Dian berjalan mengitari kamarnya, kamar yang terasa sangat nyaman bagi Dian.

"Oh, aku lupa!" Dian membuka kopernya, dia lupa memberi oleh-oleh yang sengaja dia bawa untuk Andreas.

Dian berjalan keluar dari kamarnya, lampu utama sudah Andreas matikan, menyisakan lampu redup karena jam sudah menunjukan pukul 10 malam.

Dian tidak tau kamar Andreas ada dimana, jadi dia menebak-nebak saja dan kebetulan satu ruangan lampunya masih terang.

Dian mendekat, Dian berniat mengetuk pintu tapi karena pintu terbuka sedikit, dia tidak sengaja mengintip ke dalam ruangan yang ternyata benar kamar Andreas.

Deg!
Dian terkejut saat melihat Andreas sudah toples tanpa sehelai pakaian pun dan lagi dia terlihat memegang barbel.

Mata Dian tak bisa lepas dari tubuh terbentuk Andreas. Otot-ototnya terlihat sempurna bagi Dian.

"Hah.."

Deg! Deg! Deg!
Jantung Dian semakin kencang berdebar saat melihat sesuatu berdiri di antara kaki Andreas.

".. hei kawan, jangan ereksi saat aku olahraga.. apa kamu tengah mengerjai ku ?" Kata Andreas dengan tawanya.

"Baik, mari selesaikan ini lalu pergi mandi"

"Mph!" Dian menutup mulutnya saat melihat Andreas menyentuh p*nisnya.

Tanpa sadar, kotak oleh-oleh tadi jatuh dari tangan Dian saat dia mencoba berlari menjauh dari kamar Andreas.

Andreas yang mendengar suara benda jatuh langsung mengambil selimut untuk menutup tubuhnya lalu membuka pintu kamarnya.
"Apa ada- Hm ?" Andreas bisa melihat kotak di depan pintu kamarnya.

"Apa ini ? Apa aku menjatuhkan ini saat masuk ke kamar ? Apa Dian memberikan ini pada ku tadi ? Ah.. aku lupa, ya sudah simpan saja" Andreas tidak menaruh curiga, jadi dia kembali masuk ke kamarnya membawa kotak tadi.

Dian yang sudah sampai kamarnya mencoba menenangkan diri, wajahnya sudah full merah.

"Ap-apa yang ku lakukan ?! Kenapa jantung ku berdebar kencang! Bodoh!" Dian memukul kepalanya beberapa kali.

"Le-lebih baik aku simpan dulu- Eh ?" Dian mencari kotak oleh-olehnya.

"Mana ?! Dimana ?! Ah.." Dian baru ingat dia melepas kotak tadi saat dia menutup mulut.

'Uahh!! Kenapa aku bisa seceroboh ini ?!!' batin Dian menjerit.

Hari pertama di rumah papanya, Dian merasa sudah membuat kesalahan besar.

.
.

Bersambung ...

.
.

"Feels Like Summer" sudah Flo buat Ver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Feels Like Summer" sudah Flo buat Ver.Ebooknya.
Untuk pembelian...bisa lihat Bio.
Terima kasih ~ ❤️

(Tamat E-Book) Feels Like Summer (BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang