Lean Arlierd - Keputusasaan

2 0 0
                                    

Ini...tidak mungkin kan?

Tidak kan?

Iya kan?

Apakah mataku mengalami masalah?
Jika itu memang benar, maka apa yang kulihat ini adalah kesalahan bukan?

Pastinya itu.

Aku yakin itu.

Namun, perasaan apa ini? Ini bukan kebohongan, ini benar-benar nyata dan jelas.

Bau ini...darah?

Darah? Milik siapa?

Tidak...tidak mungkin...

Darah ini...ini miliknya...

*Badum*

Jantungku berdetak dengan kencang dan dadaku terasa sangat sesak, membuatku kesulitan bernafas.

Detik berikutnya, kesadaranku dibawa kepada kenyataan yang pahit.

"Ka..kakak..."

Aku memanggilnya dengan suara serak dan gemetaran.

Apa yang kulihat ini tidak mungkin nyata...kan?

Tidak. Tidak. Tidak.

Ini bukanlah kenyataan, ini pastinya adalah mimpi. Pastinya begitu.

"Hentikan, Lean. Bukalah matamu dan lihatlah apa yang ada di depanmu sekarang. Menurutmu apakah ini adalah mimpi atau kenyataan?"

Bohong. 

Tidak! Tidak! Tidak!

Tidak mungkin!

"Hah...hah...ini pastinya hanya kebohongan yang dibuat oleh kakak bukan?"

Aku masih merasa ini bukan kenyataan, tapi apa yang terjadi selanjutnya membuatku sadar sepenuhnya.

"Inilah kenyataannya, Lean."

Tangan dinginnya menyentuh lembut pipiku.

"Tidak mungkin...."

Aku masih menolaknya.

Namun, sentuhan di pipiku itu nyata dan bukanlah sebuah kebohongan. Itu adalah fakta sebenarnya.

Meskipun enggan menerimanya, aku masih berharap itu adalah kebohongan.

"Jangan berbohong! Pasti ini adalah mimpi! Ya, itu benar. Jika aku menyakiti diri sendiri, ada kemungkinan aku terbangun dari mimpi tidak masuk akal ini."

Kemudian, aku mengarahkan pistol yang berada di tangan kiriku ke pahaku.

"Awww! Ini sakit!"

Rasa sakit yang luar biasa itu menyebar ke seluruh tubuhku dan darah segar keluar.

"Ini...nyata? Tidak.....!"

Aku berteriak sekuat tenaga.

Ketika teriakanku keluar, seluruh kendali atas sihirku berantakan, menyebabkan area disekitarku rusak dan hancur.

"Lean...Lean...Lean, tenanglah!"

Suara lemahnya mencoba menenangkanku, tapi aku tidak dapat mendengarkannya. Perlahan kesadaranku mulai menghilang akibat tidak dapat menerima kenyataan tersebut.

"Tidak ada pilihan lain!"

Dengan cepat, dia mengambil tindakan untuk menenangkanku.

"Mmm..."

Tindakan yang dia lakukan kepadaku adalah..... ciuman.

"Mmm... Mmmm... Mmm..."

Aku berusaha melepaskan ciumannya dariku.

Meskipun aku berusaha keras untuk lepas darinya, dia akan semakin kuat melakukannya dan itu semakin intens.

Semakin lama dia melakukannya, perlahan usaha untuk lepas darinya semakin hilang, dan tanpa sadar aku menikmatinya.

Melihat diriku mulai merasa tenang, baru saat itulah dia melepaskan ciumannya dariku. Lalu, benang tembus pandang tercipta ketika wajahnya menjauh dariku.

"Bagaimana? Sudah merasa lebih tenang?"

"Ta..tapi..."

"Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan, Lean. Ini bukanlah akhir bagimu dan serahkan semuanya bebanmu kepadaku. Nikmatilah masa mudamu yang telah kamu kunci sebelumnya"

"Huh? Apa maksudnya itu kakak?"

Aku tidak mengerti apa yang kakakku katakan.

Serahkan semuanya kepadanya? Apaan itu?

Aku tidak dapat memahaminya, tapi wajahnya yang tersenyum saat itu membuatku merasa nyaman dan seolah beban yang kumiliki sedikit menghilang.

"Jangan khawatirkan apapun. Meskipun aku sudah pergi, tapi ingat aku akan selalu berada disisimu. Oleh karena itu, teruslah bergerak maju bersama orang yang kamu miliki sekarang."

"...."

Aku hanya terdiam dengan ekspresi sedih, mendengarkan apa yang dikatakan olehnya.

"Aku...mencintaimu, adikku tersayang, Lean."

Tangannya terjatuh dari pipiku, matanya tertutup, suhu tubuhnya benar-benar sangat dingin, tanda-tanda kehidupan darinya telah lenyap sepenuhnya, tapi senyumnya masih melekat padanya.

Namun, keadaan tidak terduga terjadi.

"Eh? Ka..kakak?"

Tiba-tiba lubang hitam muncul entah dari mana, lalu menghisapnya.

Aku yang tidak menyadari hal itu akan terjadi dan tidak tahu siapa yang melakukannya, hanya bisa terdiam tanpa melakukan apapun saat itu.

"Tidak! Tidak! Tidak!"

Hancur...!

Rusak...!

Kacau...!

Berantakan...!

Lemah...!

Tidak berdaya...!

Saat itu, semuanya telah berbalik. Mengembalikan keadaan yang telah berlalu terulang kembali

Lalu, kehancuran dan kerusakan yang lebih mengerikan dari sebelumnya terjadi.

Sword Revenge : Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang