Setelah melewati pagi yang merepotkan.
Sekarang ini, dengan membawa perasaan sedikit tidak tenang dan masih terbawa suasana pada mimpi itu.
Aku berjalan sedikit melambat dari biasanya.
Pikiranku terus menerus mengolah berbagai pemikiran mengenai apa yang akan terjadi kepadaku ketika aku bertemu dengan Reo. Bisa dibilang pikiranku penuh akan Reo.
Itu sedikit membuatku khawatir akan diriku sendiri, tapi itu tidak terlalu buruk. Biasanya, di pagi ini pikiranku akan penuh dengan masalah masa lalu ku itu, tapi masa lalu itu kini telah pergi.
Tidak. Itu tidak sepenuhnya pergi, hanya saja aku telah terbebas dari masa lalu itu. Sedikit melegakan mengetahui aku dapat terbebas dari itu, juga aku sedikit mencemaskan tentang adik perempuanku itu.
"Bagaimana keadaan dia sekarang ya?"
Meski dia adalah orang yang mengekangku selama ini, entah mengapa aku begitu mencemaskannya sekarang. Apakah ini yang dinamakan perasaan seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya?
Mungkin saja ya...
Ngomong-ngomong, mengenai adik perempuanku saat itu. Aku merasakan hal yang berbeda darinya. Terlihat begitu buas, tidak terkendali, dan rusak. Juga ekspresinya terlihat sangat gelap dan kesakitan. Membuat tubuhku gemetar dan perasaan tidak nyaman darinya.
Itu sama sekali bukan seperti dirinya yang biasanya.
Apa itu, aku tidak mengetahuinya sama sekali.
Lalu, aku merasakan kehadiran seseorang di dekatku.
"Tidak biasanya aku dapat merasakan kehadiranmu, Ars."
"Ahaha... Maaf, aku sedikit ceroboh."
"Mengapa kau minta maaf kepadaku? Menjijikan tau."Dia adalah Ars, teman sekelas ku dan bagian dari Dewan Siswa akademi Rosesfield.
Siswa yang sangat aku perhitungkan tindakan dan kemampuannya, meskipun dia adalah siswa tahun pertama sama seperti Reo.
Dilihat secara umum, dia adalah siswa yang cukup tampan dan populer, tapi kepribadiannya sedikit aneh dan tidak biasa.
"Seperti biasanya, kau sangat dingin kepadaku, Shina."
"Begitulah. Aku tidak berniat lunak kepadamu dari awal."
"Padahal aku sedikit tertarik kepadamu. Bagaimana, mau mencoba jadi kekasihku?"
"Tidak, terima kasih. Candaanmu tidak lucu sama sekali, Ars."
Dan dia adalah siswa yang sangat menyebalkan dengan wajah tampannya, yang akhir-akhir ini selalu menggangguku.
Meskipun begitu, lupakan sikap menyebalkan dia kepadaku. Berbicara dengannya tidak terlalu buruk dan aku cukup menikmatinya.
"Oh ya, bukannya kau selalu bersama tuan putri tercintamu itu, Ars?"
"Maksudmu Lean?"
"Ya, siapa lagi kalau bukan Lean, Ars."
Aku cukup tertarik dengan itu. Seorang seperti Ars yang biasanya selalu bersama dengan Lean, kini berjalan ke sekolah sendirian terdengar cukup langka bagiku.
Melihat itu, pasti sesuatu telah terjadi diantara mereka.Tapi keheningan terjadi diantara kami, seolah dia menyuruhku untuk mencari tau sendiri mengapa dia berjalan seorang diri.
Mou, ini menyebalkan. Aku tidak pandai menebak-nebak.
Lalu, aku menatap wajahnya dan sedikit mengerutkan alisku.
"Jangan bilang alasan kau sendirian berkaitan dengan memar di wajahmu?"
"Yah, tebakanmu benar, Shina."
Eh, yang benar saja? Lalu mengapa dia terlihat sangat bahagia ketika aku berhasil menebaknya.Rasanya tubuhku tiba-tiba mengigil melihatnya. Aku tidak tahan lagi, aku ingin segera menjauh darinya.
Tahan diriku. Tahan. Bertahan sebentar lagi. Tolong tahan sebentar lagi diriku."Jadi, mengapa kau bisa mendapatkan memar itu?"
"Begini ceritanya..."
Dia menceritakan semuanya sekaligus dan ketika selesai, aku langsung mengambil beberapa langkah menjauh darinya.
"Kau... Mesum! Binatang buas! Mata keranjang!"
"Ehehe... Entah mengapa rasanya aku sangat bahagia mendengarnya."
"Ugh... Kau benar-benar menjijikan dan aneh, Ars."
Sudah cukup. Aku tidak tahan lagi, aku ingin segera melarikan diri darinya. Semakin banyak berbicara dengan lagi aku akan semakin menjadi gila.
Kemudian, aku berjalan lebih cepat lagi dan entah mengapa dia melakukan hal yang sama.
"Sudah cukup, Ars! Aku tidak tahan dengan omonganmu lagi. Jadi, tinggalkan aku!"
"Mengapa? Padahal aku sangat senang berbicara denganmu kau tahu."
"Kau ini...."
Aku tidak menghiraukannya lagi dan terus berjalan.
Ketika kami akan berbelok, tiba-tiba suaranya berbeda dari sebelumnya.
"Hei, Shina. Ini peringatan dariku, kau sebaiknya tidak menjalin hubungan dengannya atau kematian akan datang kepadanya. Yah, kau bebas memilih mempercayaiku atau tidak itu tergantung kepadamu."
"Uh, apa maksudnya?"
Aku berhenti. Lalu berbalik dan mendapatkan kekosongan disana. Sosok dan hawa keberadaan telah sepenuhnya dia sembunyikan dariku. Itu sangat merepotkan sekali.
Sekali Ars seperti itu, dia akan sangat sulit ditemukan bahkan mungkin oleh Lean sendiri pun.Sungguh kemampuan yang sangat mengerikan sebenarnya. Namun, mengapa dia begitu jinak kepada Lean? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua?
Aku sama sekali tidak memahaminya.
Memang dunia ini begitu luas dan misterius.Tetap saja, apa maksud dari perkataan tidak jelas dari Ars itu?
Apakah itu akan terjadi kepada Reo bila kami benar-benar telah menjalin hubungan romantis satu sama lain?Aku...
Tidak menginginkan cinta pertamaku berakhir seperti itu karena takdir konyol yang akan menimpa kami nantinya. Dan akan kubuktikan bahwa perkataan Ars adalah omong kosong dan candaan yang tidak lucu darinya.
"Tetapi bila perkataan Ars benar dan suatu saat akan terjadi..."
Tidak. Tidak. Buang pemikiran seperti itu Shina. Kau tidak akan membiarkan hal itu terjadi kan?
Maka dari itu, giliranmu untuk melindunginya saat itu tiba.
Aku tidak tau ini...Aku....
Perasaanku tidak karuan karenanya. Bahkan masa lalu ku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ini.
"Aku..."Dengan meletakkan kedua tanganku di dadaku, aku menatap langit dengan rasa berat hati dan gelisah.
Sepertinya ini akan jadi masalah untuk kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sword Revenge : Random Story
FantasíaCerita acak setelah kekacauan akibat keluarga Arion dan apa yang akan terjadi di masa depan. Setiap cerita akan dibawakan oleh berbagai orang yang terlibat oleh semuanya, tidak terkecuali.