Agnia Utuxia - Kesedihan Gadis Ini

3 0 0
                                    

"Saat dewasa nanti maukah kau menikah denganku?"

"Baiklah, aku mengerti."

"Bisakah kau bersumpah atas apa yang kau katakan barusan? Bisakah?"
"Aku bersumpah."

Hari itu, matanya yang menatapku menunjukkan kesungguhan dan keseriusan darinya, dan itu membuatku merasa sangat senang dan bahagia.

Namun, aku tahu satu hal pada hari itu, bahwa aku terlalu terbawa suasana dan memaksanya membuat sumpah yang tidak dia inginkan.

Tetapi, tetapi. Mengapa dia menunjukkan keseriusan dan kesungguhannya pada saa itu? Mengapa?

Aku sama sekali tidak mengerti.
Seharusnya dia menolak membuat sumpah saat itu, tapi mengapa dia justru menerimanya, dan pada akhirnya dia melanggar sumpah yang dia buat sendiri.

Aku tahu, saat itu dia tidak memiliki pilihan lain selain membuat sumpah yang akan dia langgar sendiri suatu hari nanti.

Pembohong! Kau pembohong!

Aku tidak mempercayainya, tapi dilain sisi aku memiliki kepercayaan lebih darinya, dan itu bagiku adalah hal yang sulit untuk dilepaskan begitu saja.

Hanya saja aku masih tidak bisa melepaskan perasaan yang telah melekat ini sejak lama. Rasanya itu adalah suatu hal yang mustahil, tapi rasanya ada sesuatu yang berubah seiring berjalannya waktu.

Perasaan ini masih kuat dan semakin kuat, tapi ekspresiku telah sepenuhnya berubah. Senyum ceria dan polos, kini telah menghilang bersamaan menguatnya perasaanku kepadanya.

Dan pada akhirnya, aku menjadi seorang yang tanpa memiliki ekspresi diluar.

Apakah tidak masalah aku seperti itu? Jawabannya tidak masalah.
Aku tetaplah aku, itu tidak akan berubah meski waktu berlalu maupun takdir yang mengubahnya.
Selama kendali masih berada ditanganku.

Selama kesadaranku masih tersisa.

Selama aku tidak menjadi orang lain.

Aku tetaplah aku. Yang memiliki perasaan suka dan cinta kepadanya lebih dari siapapun.

Yang selamanya ingin terus bersamanya dan selalu berada disisinya.

Aku tau, itu adalah keinginan yang egois dariku, tapi aku tidak dapat menahannya. Perasaanku kepadanya selalu berkeinginan menjadikannya satu-satunya milikku, bahkan aku tidak menginginkan dia dimiliki oleh orang lain selain diriku.

Namun, mau tidak mau aku harus menahannya meskipun itu sangat menyakiti hatiku. Karena, aku tidak lain dan tidak bukan adalah seorang pelayan yang melayaninya dengan sumpah yang telah kubuat tanpa bisa kutarik lagi.

Agar perasaanku menjadi tenang, aku akan melakukan apapun itu demi kebahagiaannya meskipun bukan aku yang membuatnya bahagia. Dan aku yang akan tersakiti dan bukan orang lain.

Sword Revenge : Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang