Di pagi hari yang cukup cerah dan menyebalkan, Fighters sedang berkumpul di ruang rapat. Yang membuat hari ini menyebalkan adalah, Fighters masih memperhatikan Leo akibat yang Ia lakukan semalam. Mereka terus melirik ke arahnya. Dari awal pagi hingga sekarang masih saja dipelototi. Leo mulai lelah dengan semua ini, Leon membuat hidupnya menjadi lebih sulit. Sekarang lebih parah lagi, Ia terus diperhatikan dari awal pagi, hanya gara-gara satu hal yang Ia lakukan. Bahkan pada saat Ia ingin melakukan rutinitas paginya, teman-temannya sudah menunggunya di depan pintu, dan itupun membuat Leo cukup kesal, bahkan sampai Ia selesai rutinitas paginya, Ia masih dibuntuti oleh teman-temannya. Hidupnya sekarang bertambah sulit.
"Teman-teman, bisakah kalian berhenti mengawasiku, SELAMA 1 DETIIIIKKKKK??!!" teriak leo yang sudah kelelahan akibat perlakuan mereka. Mereka hanya terdiam, namun Maxpun membuka mulutnya, "Kami akan berhenti, selama kau berhenti MENGHANCURKAN MARKAS INI TANPA ALASAN YANG JELAS!!" teriak Max kembali kepada Leo. "Kau harus berhenti melakukan ini kawan!" tambah Zack dengan kesalnya. "Coba bayangkan kalau markasnya itu kami!" seru Mark dengan melirik Leo. "Apa kau bahkan tega untuk melakukan hal tersebut, membunuh kami begitu?" tanya Brian dengan tatapan sinis dan perasaan kesal. "Jika kau pernah memikirkannya, pikirkanlah, sebelum itu benar-benar terjadi," tambah Adhit. "Adhit benar, apa kau bahkan tega menghancurkan kami begitu saja? seperti ruangan kantin dan ruang latihan? begitu?" tanya Mike dengan kesal. The Boys mengeluarkan semua kata-kata mereka kepada leo, dan berharap Leo akan mengerti.
Seketika Leo mengingat kejadian yang terjadi di dalam mimpinya. Sebuah pembantaian terjadi di sana, bagian dimana Leo yang sudah masuk mode Ballistic berusaha untuk menghancurkan 'Ragu' dan teman-temannya, namun ternyata yang Ia hajar habis-habisan adalah tubuh teman-temannya. Penyesalan hidupnya seketika kembali dan menghantuinya. Akibat dari kata-kata The Boys, Leo terdiam dan membatu seketika. Mereka semua malah jadi bingung terhadap Leo yang tidak mau menjawab pertanyaan mereka. "Hey Leo, SADARLAH!!!" teriak Annie dari ujung meja. Leo yang tadinya melamun memikirkan mimpinya waktu itu, akhirnya tersadar. "Hah? ya, ada apa?" tanya Leo kebingungan. "Lihat, kau bahkan tidak mendengarkan kami tadi," jawab Max dengan sedikit kecewa. "Coba kau jawab, apa yang tadi kami katakan tadi," perintah Zack sambil menyilangkan lengannya. Leo yang kelelahan sekarang menjadi stres. "Baiklah BAIK!!" teriaknya dengan kesal, "Kalian berusaha untuk membuatku berhenti menghancurkan markas, dan kalian mengingatkanku tentang masa la........lahku, ya kalian berusaha untuk mengingatkanku tentang masalahku, benar kan?" tanya Leo dengan ragu. Ia sebenarnya ingin mengatakan 'masa lalu', namun karena Ia takut kalau teman-temannya akan khawatir padanya, jadi dia hanya mengatakan 'masalah', supaya teman-temannya tidak mencurigainya.
Semuanya hanya terdiam degan tatapan kesal, mengetahui kalau Leo salah menjawab dan malah menambah kecurigaan mereka. "Baiklah nampaknya aku salah," ucapnya dengan wajah biasa saja, "Baiklah aku mau ke toilet dulu," tambah Leo sambil berdiri dari kursinya. Namun, The Boys dan Girls menghalanginya. "Oh apalagi sekarang?" tanya Leo pada mereka semua. "Maaf Leo tapi dengan kelakuanmu sekarang, kau benar-benar membutuhkan pengawasan," jawab Naila dengan wajah yang kesal. "Oh apalagi sekarang!! kalau kalian ingin melihat seberapa kemaluanku, bilang saja."
Seketika The Girls tersipu malu. "Boys, awasi dia," ucap Annie yang tersipu malu. The Boys mengantarkan Leo ke Toilet dikarenakan sikapnya yang mencurigakan. Sesampainya di toilet, setengah dari mereka akan menunggu di luar toilet, dan setengahnya akan menunggu di dalam, di depan pintu toilet. "Baiklah, waktumu 2 menit," kata Zack. "Baiklah," jawab Leo sambil menutup pintu toilet. Leo melakukan buang air kecil dengan tidak nyaman, dikarenakan Ia sudah dicurigai berkali-kali, dan sekarang lebih parah lagi,Ia harus di awasi oleh teman-temannya di toilet. Leo selesai melakukan panggilan alam, dan yang benar saja, teman-temannya sudah menunggunya di depan pintu toilet. "Oh apalagi?" tanya Leo dengan kesalnya. "Kita harus kembali ke ruang rapat, ayolah," jawab Mark dengan wajah kesal. Leo hanya bisa pasrah dan mengikuti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental Fighters
FantasíaID: Seorang pelajar SMA yang bernama Leo mendapatkan sebuah kekuatan misterius. Dengan kekuatan tersebut kehidupannya berubah secara total. Ia sekarang harus menjalani hidup sebagai ketua dari para pengguna kekuatan elemental. Cerita ini terpinspir...