Chapter 9

2.8K 276 26
                                    



** Selamat Membaca**
===



Sejak kemaren sore gracia menjadi orang yang sangat  pendiam, apa yang terjadi dirumahnya kemaren benar-benar membuat gracia tidak tenang.

Apalagi sejak semalam chika hanya diam didalam kamarnya membuat gracia semakin merasa bersalah dan takut.

Gracia tidak banyak bicara tidak ada canda tawa ataupun ocehan alay gracia saat mereka makan malam.

Setelah makan malam juga gracia langsung memasuki kamarnya yang mendapat tatapan tanda tanya dari kedua orang tuanya.

Shani yang menyadari sang kekasih hanya diam saja merasa sangat heran, tidak biasanya kekasih absurdnya ini puasa ngomong.

Pasalnya gracia hanya diam sambil memainkan boneka yang ada dikamar shani.

“Sayang, kamu kenapa?” Tanya shani seraya merapikan anak rambut  gracia. “Jangan bilang kamu gak papa karena aku tau kamu lagi ada apa-apa saat ini.” Lanjutnya.

Gracia menatap wajah cantik sang kekasih sungguh gracia tidak ingin kehilangan bidadarinya ini.

“Kamu sama Chika ada hubungan apa shan?” Tanya gracia to the point.

“Maksud kamu apa ge, aku gak ada hubungan apa-apa sama Chika.”

“Tapi kejadian kemarin buat aku kepikiran shan, setau aku chika lagi suka seseorang dan aku gak tau siapa orang itu tapi melihat kejadian kemarin aku jadi punya pikiran chika suka sama kamu.”

“Kamu mikirnya terlalu jauh gracia, kamu ingat yang aku bilang aku mau ketemu sama orang yang sudah aku anggap adik?” gracia hanya menjawab dengan anggukan.

“Chika orangnya dan aku baru tau kalau kamu kakaknya chika, selama ini chika gak pernah cerita punya kakak dan pertemuanku dengan chika karena chika curhat dan aku tau keadaan dia saat itu tidak baik-baik saja.” Jelas shani berharap kekasihnya ini mengerti.

“Kamu tau siapa yang disukai chika?”

“Iya aku tau dan aku baru tau hari itu ge.”

Flashback On

“Menurut cici, apa salah kalau kita mencintai orang yang sama.” Tanya chika.

“Maksud kamu gimana?” Shani bingung dengan pertanyaan chika.

“Chika mencintai seorang gadis, apa itu salah ci.” Tanya nya lagi.

“Kamu gak salah, bukan kamu yang menginginkan hati kamu jatuh pada seorang yang sama seperti kita cici tau yang kamu rasakan cici tau ke khawatiran kamu saat ini. Apa dia juga mencintai kamu?”

“Sepertinya gak, chika gak pernah nunjukin itu ke dia.” Chika menundukan kepalanya.

“Katakan yang sejujurnya soal perasaan kamu, jangan pikirkan tentang respon dia ke kamu yang terpenting sekarang hati kamu. Jika dia menolak berarti chika harus mundur dan hilangkan perasaan itu. Sakit memang jika mengetahui orang yang sangat kita cintai tidak mencintai kita sama sekali. Tapi hidup kita harus tetap berjalan bukan? Cici mau chika seperti itu.”

“Cici makasih ya cici selalu ada mendengarkan semua keluh kesah chika, chika sayang ci shani.”

“Cici juga sayang kamu, kamu udah cici anggap seperti adik kandung cici. Boleh cici tau siapa dia?”

“Dia sepupu cici.” Shani membulatkan matanya tidak menyangka bahwa chika menyukai sepupunya yang baru 2x chika temui itupun saat menemani shani mengantarkan sepupunya ke bandara.

Cinta Beda Raga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang