Chapter 20

2.5K 243 12
                                    



**Selamat Membaca**
===

Shania berbaring di kasur king size nya, memandang langit-langit kamarnya. Pikirannya berpusat pada gadis berlesung pipi yang telah merebut hatinya.

Shania mengambil ponselnya dan menghubungi shani bahwa ia akan menjemputnya sekarang, shania masih ingat ucapan sang mami yang katanya merindukan shani.

Tentu saja shania sudah mendapatkan izin dari naomi untuk membawa shani kerumah nya, dan shani yang juga sudah mendapatkan izin dari gracia meskipun harus ada drama-drama asem manis nya dulu.

Namun karena shani selalu meyakinkan gadisnya itu, akhirnya shani pun mendapatkan izin dari gracia.

Selama dalam perjalanan dari rumah shani menuju rumahnya, shania selalu tersenyum seperti ada rasa bahagia yang menelusup ke dalam hatinya. Setelah sekian lama akhirnya gadis berlesung pipinya itu bisa menginjakan kakinya dirumahnya lagi.

“Kalian udah nyampe, shani makin cantik aja kamu.” Sambut mami shania dengan pujiannya saat shani dan shania tiba dirumah.

“Hay tante, tante bisa aja.” Balas shani malu-malu.

“Kita makan dulu yuk baru ngobrol-ngobrol.” Ajak mami shania yang langsung menggandeng shani ke meja makan.

“Om mana ya tan? Kok gak keliatan dari tadi?” Tanya shani mencari keberadaan papinya shania.

“Papinya shania ke Kalimantan Shan, udah dua harian ini sih. Makanya kerjaan kantor di tangani shania semuanya.”

“Oh pantesan gak keliatan.” Ucap shani dengan senyuman nya.

“Mau makan pake apa shan?” Tanya shania yang kini mulai mengambilkan nasi untuk shani.

“Aku ambil sendiri aja kak.” Jawab shani dengan senyumannya.

Malam itu menjadi makan malam yang penuh keceriaan, sama seperti shania dan naomi yang terlihat seperti ibu dan anak.

Begitu juga dengan shani dan mami dari shania karena memang sedari kecil shani selalu bersama shania.

Flashback On

Langit  terlihat sangat cerah siang ini namun tidak dengan suasana hati keluarga besar Natio, terutama sang istri dan anak semata wayang yang telah ditinggalkan.

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pagi tadi telah merenggut nyawa dari Putra bungsu keluarga Natio.

Kesedihan mendalam sangat dirasakan oleh seorang gadis kecil yang baru berusia tiga tahun, ia masih menangis didepan makam sang ayah.

Terkadang sesekali memeluk gundukan tanah yang telah ditaburi bunga, naomi dari istri putra bungsu natio itupun kerap kali mengalami pingsan.

“Pi, kasihan adik itu.” Ucap sang gadis kecil yang ternyata adalah shania.

“Iya sayang, dia baru aja kehilangan ayahnya. Kamu samperin dia ya.” Balas sang papi yang diangguki shania.

Shania berjalan menghampiri shani yang masih berada didepan makan sang ayah, tanpa sepatah kata shania menarik shani dalam pelukannya.

Membiarkan gadis itu menangis dibahunya yang membuat bajunya basah kena air mata shani.

“Jangan sedih, sekarang kamu punya aku.  Aku akan selalu nemenin kamu.” Ucap shania tulus.

“Kakak janji?” Tanya shani yang kini keluar dari pelukan shania.

“Aku janji, kenalin aku Shania Junianatha.” Shania mengulurkan tangannya.

Cinta Beda Raga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang