11

1 0 0
                                    

"Ya ampun hujan lagi,mudah mudahan ngk mati lampu"ucapku saat berlalu dari ruang tamu.aq mau ke rumah ratih sekarang.tadi sebenernya dia udah datang jemput aku tapi karna aq lagi bab dan masih ada urusan lain lagi aku suruh dia pulang aja dulu nanti aq sendiri ke sana.Jam menunjukan pukul 20.00 wib.mama papa udah dikamar katanya capek.si abdel?mabar dikamar.Aku udah minta izin sama mama papa tadi setelah makan malam.

Aku memakai jaketku yg ku bawa dari kamar tadi dan mengambil payung di samping rumah.

Berjalan pelan supaya tidak terkena percikan dari sandalku yg menghempas genangan air.

Sampai disana aku mengetuk pintu

"Ratihh tihh"teriakku tapi ngk kenceng kenceng amat.

Tup
"RATIHHHHHH"teriakku sekencangnya karna lampu tiba tiba mati.

Ceklek

Pintu terbuka aku langsung terobos dan hampir jatuh karna menabrak orang didepanku.ku kira si ratih tapi kayaknya si gibran deh.badannya soalnya agak besar dan keras dari ratih.

"Ck."katanya.kan itu suara cowok.

Gw pegang sedikit bajunya dan agak dekat dengannya karna takut ditinggalin saat dia nutup pintu dan menguncinya.

"Baju saya"ucapnya dingin

"ih takut tau"jawabku kesal dan takut karna gelap

"Makanya jangan penakut"tukasnya mengejek

"Ckk..."jawabku.
Dia merogoh sakunya sepertinya karna ngk liat .lalu menghidupkan senter hp.nya.
Nah terangkan

Dia berjalan santai entah kemana dengan aku yg mengekor dibelakangnya sambil narik bajunya untuk peganganku.

Dan aku lihat kami ke dapur

"Ngapain ke dapur?"tanyaku heran

Dia cuman diam aja dan terus berjalan menuju rak piring dan mengambil satu piring lalu ke meja makan aku masih setia ngekor dan memegang bajunya sedikit.

"Ya ampun,antar saya ke kamar ratih dulu kenapa sih bang?"tanyaku merengek kesal padanya karna dia rupanya mau makan

"Yang nyuruh kamu ikut saya siapa?"tanyanya dingin sambil meletakan hp.nya di meja dan menghadap langit langit dapur supaya terpantul cahayanya ke seluruh sisi ruangan ini.

"Ngk ada"jawabku ketus
Lalu melepas peganganku pada bajunya dan beranjak pergi meninggalkannya.sebenernya ngk berani karna pasti dilantai dua gelap gulita.hp.ku tinggal lagi karna aq ngk mau bawa bawa hp ke sini biar ngk main gadget muluh.si ratih jugak kemana sih?masak udah tidur?
Mungkin aja sih,karna hari jugak mendukung dingin tapi tuuh bocah lupa keknya sama gw mending tadi gw ngk kesini.klw dia udah ngolor aje.

"Nanti diatas ada yg duduk ditangga jangan disapa yah"ucap bang gibran tiba tiba saat aku mau menaiki tangga.lantas saja aku berlari kencang ke dekatnya.

"Bangg jangan nakut nakutin dongggg"ucapku dengan rasa was was.bayangin sosok seram di sana duduk.aq bergidik merinding membayangkannya malah hujan makin deras lagi.

Ku lihat dia tersenyum menang.langsung saja ku cubit lengannya.aku berdiri disampingnya yg sedang makan dengan santainya.

"Cepetlah makanya bang,si ratih emang udah tdur ?"tanyaku

"Mungkin"jawabnya cuek.

"Aishhh"

Aku menarik kursi untuk duduk disamping si gibran setan inih.duduk fokus menatap selain gibran dan sisi gelap di rumah ini.suasana sunyi terdengar hanya suara makan si gibran

Kruk
ting ting
Teng
Suara sendok dan kunyahan dimulutnya.

Ngk ngajak makannya.ngk sopan pada tamu ucapku dalam hati.

"Mau makan?"tanyanya setelah selesai makan dan minum.

Aku memutar bola mata malas

"Mau makan makan aja,kayak orang lain aja"Ucapnya beranjak berdiri ke wastafel.mencuci piring dan gelasnya lalu meletakannya ke tempat asalnya masing masing.

Dia datang kembali dan duduk lagi.
"Yahh ngapain lagi sih bang?"kataku karna aku sudah beranjak berdiri ingin ke kamar.

"Masih kenyang"jawabnya menatapku sekilas.

"Huh"kataku sebal dan duduk lagi menunggunya.cepatlah lampu kau hidup cepatlahhhh.

10 menit kemudian

"Lama banget sih bg?"tanyanyaku yg sudah menelungkupkan wajahku di lipatan kedua tanganku diatas meja dan menoleh padanya yg sedang menatapku.

"Suka suka saya"jawabnya lalu mengambil.hp.nya cahanya berkurang karna sudah tidak terpantul lagi dari langit langiit dapur ini.

Aku teringat waktu jelangkung itu.
"Bang?"
"Hm"jawabnya dengan masih menatap layar hp.nya
"Abang aku minta maaf karna bilang abg jelangkung waktu itu?"ucapku dengan rasa bersalah karna bagaimanapun juga aku selalu merasa bersalah karna hal itu.

Dia langsung menatap tajam aku.
"Makanya mulut tuh di jaga"katanya pedes.

"Maafinkan?"tanyanyaku memastikan

"Ngk"jawabnya xuek dan kembali ke hp.nya

"Bangggggggg"sumgutku padanya sambil menggoyang goyangkan tubuhnya.

"Ck lepasin"katanya
"Ngk sebelum djmaafin"
"Lepas deh"
"Maafin"
"Ck".
"Maafin"
"Iya iya lepas"
"makasihhhhhh"ucapku senang dan menarik sebelah pipinya sampai merah

"Sakit woi"katanya mengelus elus bekas cubitanku.

"Hehheh"

"Yok"ajaknya

Aku segera berdiri dan dia menggenggam tanganku.aku tak menolak rasanya hangat dan nyaman 'jadi keterusan deh sampai sekarang'

"Nah,good night"ucapnya setelah sampai di depan pintu kamar ratih.

"Too"jawabku tersenyum

Tiba tiba dia mencium dahiku  dan langsung kabur.

"LO EMANG BANGSAT"teriakku kencang.
Dia udah ambil keperawanan tangan gw dan ini wajah gw.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang