14

3 0 0
                                    

"M...mmaa " senyum oon ku terbitkan pada mama yang sudah berada di dapur sekarang dengan raut heran tetapi aku pura pura santai saja seolah tidak terjadi apa pun.
"Pada ngapain ini?"heran mama sambil mengambil minum dikulkas.
"Ini mah bg gibran lagi alay sama pacarnya tadi lebay banget tau ngk maaahh malah dket aku lagi telponannya iuwww"ucapku sebal tentu dengan bumbu kebohongan tentu dengan akting yg mendalami pula.
Si gibran meliriku tajam tapi aku tak peduli."hahah jadi tadi itu kamu yah gibran"ujar mama dengan terkekeh.

"Hehe cuman becandain zafa aja kok tan soalnya diakan suka bucin sama kehaluannya tante"ucap gibran dengan senyum kemenangannya.
"Aappaaan luuuuu"kesalku padanya sampai menyembur remahan nasi dari kunyahanku ke wajahnya.dia menatap ku tajam dan kesal tetapi tetap sabar tidak membalas.
"zafaaraa!"tegur mama karna ulahku yg pada si gibran dan menang lagi dah dia.

Sudahlah aku makan saja dulu tidak usah ikut ikutan obrolan mereka meski aku ada sangkutnya juga karna si gibran ini yang sok sok tau tentang aku.aku yg suka dekat dekatlah dengannya,suka merepetlah katanya.ya iya dong kan dia suka gangguin aku.Sudahlah selesaikan makanmu dan kembali ke kamar.

Selesai makan aku kembali ke kamar tanpa pamit pada mereka yg seperti dikasih hujan emas tak henti hentinya mengoceh dan berbicara ini itu.aku geleng geleng kepala melihat si gibran yg hobby gosip ternyata.'pyuh'.

"Ku tatap semburat jingga melepaskan segala duka karna luka"ucapku bak seperti sedang puisi sungguh²di depan umum dengan logat yg lebay.sekarang aq lagi di balkon kamarku menatap senja yg terlihat indah dan penuh rindu rasanya pada seseorang yg kini sedang jauh dari pandangan yg nyata.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang