03. SOK PAHLAWAN

938 82 28
                                    

"Tunggu!"

Siswa itu menghampiri tempat di mana sudah menjadi pusat perhatian seisi kantin. Dia sudah melihat kejadian itu dari tadi. Awalnya tak mau ikut campur, tapi kalau siswi itu sampai bertekuk lutut, berarti sudah kelewatan.

Siswa itu membantu siswi berkacamata untuk berdiri. Lalu berbisik di telinga siswi itu.

"Jangan mau berlutut sama dia, kamu gak pantes diginiin," kata siswa tersebut. Siswi yang tadinya hendak bertekuk lutut di depan Angelica pun mengangguk dan mengucapkan kata terima kasih.

Namun siswi itu menunduk, tak berani menatap Angelica yang sepertinya akan naik pitam dua kali lipat dari sebelumnya.

Angelica melirik sekilas name tag si siswa yang membantu siswi berkacamata itu dan bergumam mengeja namanya, "Dodi Fiko Aryano."

Lalu Angelica menatap Dodi dari bawah ke atas dan begitu juga dengan siswi berkacamata yang diketahui bernama Lisa saat dilihat dari name tag-nya.

"Lo bukannya anggota OSIS kelas sebelas itu, 'kan?" tanya Angelica pada Dodi. Seketika gadis itu melupakan lengan kanannya yang seharusnya segera diobati.

Mata Angelica tak berhenti menatap Dodi yang juga menatapnya. Keduanya masih menjadi pusat perhatian yang lain, karena memang tak sedikit orang yang penasaran. Angelica sering berbuat ulah, jadi tak heran kalau ada masalah seperti ini semuanya tak mau ketinggalan.

Bahkan ada satu siswi yang dengan sengaja merekam kejadian itu dari awal.

Dodi mengangguk saat Angelica menanyakannya apa ia anggota OSIS atau bukan. Lalu Dodi membalas, "Justru karena saya OSIS, makannya saya mau Kakak buat gak sakitin dia!" Dodi menunjuk Lisa yang gemetar, gadis itu takut kalau masalah ini berkelanjutan.

Dodi tersenyum miring saat melihat Erlangga yang berdiri di samping Angelica dengan memegang bahu gadis itu. Lalu beralih lagi dan memusatkan perhatiannya pada Angelica.

"Pacar Kakak bukannya ketos, ya? Kok, ngeliat pacarnya nyakitin orang lain diem aja?" tanya Dodi yang berniat menyindir Erlangga.

Erlangga mengepalkan tangannya, tapi ia tak mungkin juga meninju Dodi di sini karena banyak orang. Lagi pula itu bisa merusak reputasinya sebagai ketua OSIS.

Angelica menggeram kesal. "Lo baru jadi anggota OSIS aja belagu. Lo gak tau awalnya gimana, jadi jangan sok tau!" ketus Angelica.

Gadis itu paling malas kalau ada orang yang ikut campur dengan urusannya. Angelica ingin semua orang tahu kalau dirinya hebat, dia tak mau jika ada orang lain yang berusaha menjatuhkannya.

"Bener, gue liat kalo cewe ini numpahin kuah bakso duluan ke pacar gue, makannya gue biarin cewe gue beresin masalah ini." Angelica mengangguk, membenarkan ucapan Erlangga.

Dodi kembali menampilkan smirk-nya. "Ternyata mata kalian yang bermasalah. Jelas-jelas Lisa gak sengaja numpahin kuah itu."

Dodi yang memang melihat kejadian dari awal pun mencari keberadaan siswa yang tadi menabrak Lisa. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin dan akhirnya indera penglihatan dia berhasil menemukan keberadaan siswa yang menabrak Lisa tadi.

Ternyata letaknya tak jauh dari mereka, sehingga Dodi pun memanggil siswa itu. Kebetulan juga siswa itu sedang ikut memperhatikan tontonan gratis ini, di mana ada keributan di antara Lisa dan Angelica.

"Cowo yang pake bandana item, sini!" teriak Dodi.

Siswa yang merasa hanya dirinya yang memakai bandana pun menunjuk dirinya dan menggerakkan bibir seperti bertanya 'Gue, Kak?' begitu. Dodi hanya mengangguk dan siswa itu pun menghampiri Dodi dan orang yang ada di sana.

PRIMADONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang