06. SKAKMAT!

654 61 42
                                    

Erlangga keluar dari kamarnya, lalu mengunci pintu kamar tersebut dan melangkah menuju ruang tamu di mana ada mamanya di sana.

Erlangga pun merapikan sedikit jaketnya.

"Ma!" panggil Erlangga.

"Hm?"

"Langga ke rumah Angel ya, Ma."

Erlangga pamit pada mamanya yang tengah duduk seraya membaca majalah. Wanita paruh baya itu mengangguk dan mengizinkan Erlangga untuk keluar.

"Jangan malem-malem pulangnya, ya?" pesan mama Erlangga.

Erlangga mengangguk, ia mencium punggung tangan mamanya dan mama Erlangga mengecup kening dan juga kedua pipi lelaki itu.

Erlangga juga melakukan hal yang sama setelah ia mencium punggung tangan mamanya.

"Hati-hati! Jangan ngebut-ngebut bawa motornya!"

"Iya pasti itu. Bye, Ma!"

"Bye, Sayang!"

Erlangga pun melangkah keluar rumah dan berjalan menuju motornya. Ia menyalakan motor itu dan memasang helm full face-nya. Setelah itu ia mulai memundurkan motornya supaya bisa keluar dari garasi.

Erlangga pun menancapkan gasnya setelah berhasil mengeluarkan motor dari garasi. Tanpa menunggu lama, lelaki itu pergi untuk menuju ke rumah Angelica.

Namun saat di perjalanan, ia berpikir akan membelikan camilan lebih dulu untuk pacarnya itu. Erlangga juga tidak enak kalau datang ke rumah Angelica dan bertemu Marina tidak membawa buah tangan.

Di pertigaan jalan, Erlangga membelokkan setir motornya ke kanan dan melaju hingga ke supermarket terdekat.

Setelah sampai di supermarket, ia memarkirkan motor dan langsung saja turun dari motor itu. Erlangga mengaca di spion motor dan merapikan rambutnya yang agak acak-acakan.

Setelah merasa lebih rapi dari sebelumnya, Erlangga pun melangkah masuk ke supermarket tersebut.

Hal pertama yang dilakukan saat ia masuk adalah mengambil keranjang, lalu menuju ke tempat jajanan.

"Mamanya Angel suka kue kacang gak, ya?" tanya Erlangga pada dirinya sendiri. Lelaki itu dihadapkan dengan camilan yang berisi kue kacang.

Selama ia menjadi pacar Angelica, Erlangga tidak begitu tahu apa saja yang disuka oleh Marina. Namun kesukaan Angelica, lelaki itu pasti tahu.

Tadinya lelaki itu ingin membawakan martabak, tetapi sudah biasa. Erlangga ingin berbeda dari lelaki yang lain.

"Keripik singkong sama biskuit kelapa," gumam Erlangga mengambil makanan yang baru ia sebutkan ke dalam keranjang.

Lalu Erlangga beralih ke tempat minuman dan membeli beberapa minuman kaleng kesukaannya, juga kesukaan Angelica.

Lelaki itu berjalan lagi mengelilingi rak yang ada di supermarket tersebut. Banyak camilan yang sudah ia masukkan ke keranjang belanjaannya. Namun ada yang mengganjal, sepertinya ada satu yang Erlangga lupakan.

"Ah! Es krim! Angel, kan, suka banget."

Erlangga begitu antusias. Angelica pasti akan sangat suka dengan apa yang ia beli.

Tanpa menunggu lama, lelaki itu pun melangkah menuju tempat es krim dan mengambil semua varian rasa dan dimasukkan ke keranjangnya.

"Hm, udah semua. Oke, beres!" Erlangga pun berjalan menuju kasir.

Saat antre di kasir, orang yang ada di depannya seperti tidak asing bagi Erlangga. Sebuah lengkungan sabit tercetak di bibir Erlangga saat mengetahui siapa dua orang yang sedang berdiri berdampingan di depannya itu.

PRIMADONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang