1: 0.3 Awal PDKT

2 2 0
                                    


Social Science-

Bagian cerita social Science untuk Meyjira Arwinata Putri dan Nafar Bayu Laskara.

***
Nafar

Gue percaya ada makhluk haluz dibumi ini.

Haluz ya, pake z.

Kenapa?

Karena makhluk itu sering nunjukin dirinya tiap hari di depan gue.

"Staken dong"

Tuhkan. Makhluknya ngomong.

"Modal dikit lah nyet!" gue nyibir walau tetap ngasih rokok bersampul cokelat emas ini ke dia.

"Duit gue abis kemarin. Kalah taruhan di ayam."

Maksudnya nyabung.

You know nyabung kan?

Kalo gak tau, fix lo anak rumahan yang polos dan baik hati.

"Lagian patungan kok kalah." gue nyibir buat dia mendelik.

"Lu juga ngikut kali nyet"

Oh iya.

"Sialan emang itu ayam, udah dibangga-bangain plus tarifnya tinggi masih aja kalah." gue seketika kesal mengingat itu.

"Eh, tapi lo pernah mikir gak kalo nyabung ayam itu dosa?"

Sontak gue berhenti meng-hisap rokok ini gitu aja buat menatap Ichal. "Dikasih wejangan apa lu sama Acha? Kok tiba-tiba jadi alim gini?"

"Sialan." cowok itu nyengir walau akhirnya jadi menanya, "Eh tapi, emang bener ya Acha suka ke gue?"

"Ya tanya aja ke orangnya!" gue menjawab acuh.

"Gak ah. Keknya cuma feeling gue doang." Ichal agak nunduk pas ngomong.

"Ah lu mah gak seru. Belum berjuang udah nyerah aja" gue kembali menghisap rokok ini.

"Lebih baik berhenti sekarang daripada nanti nyesel." Ichal ngomong buat gue hanya menghela napas.

Asap rokok ini terbang mengudara, sama kayak pikiran ini yang udah melayang jauh.

"Lo itu emang takut atau emang gak mau berjuang sih?" karena gue tau, Ichal bukan orang yang mudah nyerah gitu aja.

Hanya saja,

"Dibanding takut, sebenarnya gue lebih ke gak percaya diri."

Ichal emang seperti itu.

"Bayangin aja Nyet." dia menyesap rokoknya untuk kemudian berbicara, "Acha itu dari keluarga terpandang, kaya, lah sedangkan gue. Gue mah apaan."

Dia selalu seperti itu.

"Elah baru juga mau dipacarin udah mikir soal status sosial gitu." gue sedikit memantulkan rokok ini ke asbak, "saran gue, jalanin aja. Kalo lo beneran niat sampe nikahin dia, tinggal kerja keras dan usaha."

"Hasilnya itu belakangan. Yang penting, Acha udah jadi milik lo, udah berhasil lo jagain dari orang lain."

Setdah.

Bijaksana sekali diri ini.

"Lo ada benarnya sih." cowok itu mengangguk trus nyengir saat natap gue.

"Lo kenapa sih? Kerasukan?" gue gak bohong, tapi tatapan Ichal saat itu emang horor. Nyeremin.

"Btw, lo sama Deandra gimana?"

Tuhkan. Serem.

"Udah putus." gue menjawab gak minat.

KaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang