Gone

1.9K 251 6
                                    

Happy reading everyone 💞
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🌼

Derap langkah kaki saling bersautan menyusuri keheningan hutan yang saat ini telah mereka pijaki, salah seorang pemuda tampak ragu-ragu mengikuti pemuda dihadapannya.

"Taehyung-ah kau yakin ini jalannya?"

Pemuda yang dipanggil taehyung hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

"Tapi ini sudah semakin jauh dari pemukiman, aku ragu tempat yang kau maksud ada di sekitar sini."

"Diam dan jangan banyak bicara ikuti saja aku." ucapnya dingin.

Jimin hanya bisa menghela nafas mendengar penuturan sahabatnya, jika bukan sahabat mungkin akan ia tinggalkan saja dari tadi.

Definisi dari seorang Kim Taehyung adalah MEREPOTKAN dan MENYEBALKAN camkan itu.

Hingga langkah kaki sang pemuda kim terhenti, dihadapannya tampak bangunan tua yang sudah diselimuti tanaman liar disekitarnya bahkan di beberapa sisi terdapat keretakan pada dinding, sepertinya sudah ditinggalkan lama oleh penghuninya.

Bangunan tersebut sangat menyeramkan bagi jimin.

Oh ayolah bagaimana bisa bangunan ini terletak di tengah hutan lebat seperti ini jauh dari pemukiman dan terpelosok, siapa pencetus ide untuk membangun sebuah bangunan disini?

Saat jimin tengah bergulat dengan pikirannya sendiri, kim taehyung melangkahkan kakinya memasuki bangunan tua dihadapannya

Matanya mengelilingi area sekitar bangunan ini, kemudian pikirannya kembali mengingat perkataan ahjumma yang ia tanyai mengenai tempat tujuannya.

Flashback

"Jadi seperti ini tempat tinggal kita eomma?" hatinya meringis melihat tempat yang sudah menjadi saksi hidup keduanya

Begitu kecil dengan ruangan yang disekat dimana-mana hingga membuatnya sulit untuk bergerak

"Bahkan hingga akhir hayatmu kau belum merasakan tempat tinggal yang layak eomma."

Hatinya sakit melihat takdir yang harus ibunya jalani dengan menanggung semuanya sendirian, ia kerap menyalahkan dirinya sendiri mengapa saat itu ia harus terlahir dengan kondisi seperti itu hingga membuat ibunya menderita

"Maafkan aku eommaa jeongmal maafkan aku." Dengan sekuat tenaga ia menahan air mata yang mendesak di pelupuk kedua manik rubahnya

Ia sudah berjanji tidak akan menangis lagi, eomma sudah mendidiknya menjadi lelaki kuat.

Tepukan pada punggung tegapnya menyadarkannya dari pikirannya, tampak jimin sahabatnya memandangnya dengan tatapan mencemaskannya.

"Ayo kita pergi jim, ada 1 tempat yang harus kudatangi lagi." Ucapnya

Jimin menganggukkan kepalanya sembari mengikuti langkah sahabatnya sekaligus atasannya

Keheningan menemani perjalanan mereka di mobil pikiran taehyung berkecamuk setelah meninggalkan rumah yang ia tinggali bersama ibunya

"Taehyung-ah sebenarnya kemana kita akan pergi saat ini? jalanan yang kita lewati semakin curam dan sepi."

"Hentikan mobilnya."

"N-ne?"

"Kubilang hentikan mobilnya." Ucapnya semakin dingin

Raut mukanya menjadi semakin tidak enak dilihat jimin hanya bisa pasrah mengikuti perkataan sahabatnya, menjadi sahabat taehyung memang perlu kesabaran yang ekstra

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang