13

956 77 0
                                    

Wonwoo berjalan di koridor sekolah, ia tak menghiraukan perkataan murid murid yang berada disana. Ia hanya sedikit kesal pada mingyu dna juga merasa bersalah pada seungcheol.

Bagaimana kalau seungcheol menangakan tentang gelang kemarin? apa ia harus jawab kalau gelangnya sudah rusak gara gara mingyu?

Pokoknya hatinya merasa tak enak pada seungcheol, secara seungcheol membelikan gelang itu sebagai tanda persahabatannya, bagaimana bisa rusak dengan waktu singkat? itu telalu aneh.

"Hahh, dasar mingyu bajingan! aku akan membunuhmu! huh menyebalkan!" umpat wonwoo dalam gumanan.

"Wonwoo..." wonwoo langsung terkejut dengan bisikan seseorang yang memanggil nama aslinya. Dan ia langsung mendongakkan kepalanya.

"S-seungcheol...?"

"Apa kabarmu baik? kau terlihat lesu kenapa?"

"A-ah, aku baik baik saja kok, kau bagaimana kabarnya?"

"Hm seperti yang kau lihat, aku sangat baik apa kau benar baik baik saja? wajahmu tak menunjukkan kau baik baik saja."

"Aku hanya kurang enak badan saja, tak perlu khawatir."

"Hhhh baiklah terserah kau saja."

"S-seungcheol-ssi..."

"Hm? kenapa?"

"Kau tak akan marah jika aku memberi tau ini?"

"Kenapa? kenapa aku harus marah? emang apa yang membuatku marah? apa ada sesuatu? ada yang mangganggumu?"

"Tidak... cuma... hhh... aku takut kau marah saja."

"Aku tak akan marah apa gunanya marah? apa marah bisa menyeselaikan masalah?" wonwoo tersenyum kecil mendengar ucapan seungcheol yang penuh dengan kelembutan.

"Maaf aku merusak gelang pemberianmu kemarin."

"Apa hanya itu?"

"Iya, kau tidak marah kan?"

"Kalau hanya itu aku tidak marah, toh aku bisa mmebelikannya lagi untukmu, aku tau kau pasti tak sengaja bukan?"

"Iya... maafkan aku..."

"Jadi kau tak bersemangat seperti ini cuma karena gelang rusak? apa kau segitunya merasa tak enak hati padaku?"

"Aku kira kau akan marah, baru saja kemarin kau memberiku gelang ini dan aku sudah merusaknya hanya beberapa menit."

"Tidak apa apa, sudah ayo kembalikan moodmu lagi."

"Apa?"

"Bagaimana kalau nanti sore, sehabis pulang sekolah aku mengajakmu jalan jalan."

"Ah apa tak mengganggu aktivitasmu?"

"Aku yang ngajak kenapa aku yang keberatan? itu aneh won."

"Baikah kalau gitu, terima kasih seungcheol-ssi."

"Baiklah sampai jumpa nanti sore." seungcheol mengusak rambut wonwoo gemas dengan tingkah wonwoo yang malu malu kucing.

"Hm, sekali lagi terima kasih." wonwoo mambungkukkan badannya dan seungcheol hanya cekikikan.

"Ah sepertinya aku sudah terlambat, maaf wonwoo tapi aku harus pergi dulu."

"Hm tidak apa apa."

"Akan ku jemput nanti sore." setelah itu seungcheol pergi. Akhirnya wonwoo bisa tersenyum setelah sesati tadi ia berusaha mengulum senyumnya.

"Dia benar benar membuat moodku kembali, hahh aku harap banyak orang yang seperti seungcheol." wonwoo berjalan menuju kelasnya mengingat bell akan segera berbunyi.

Sesampainya dikelas semuanya langsung fokus padanya terutama mingyu dengan raut wajah yang visa dilihat sangat kesal(?)

Tapi wonwoo tak menghiraukan itu, dia terus berjalan sampai ke tempat duduknya.

"Habislah riwayatmu jeon jinwoo." bisik salah satu murid yang berada di samping wonwoo, wonwo langsung mengerutkan dahinya bingung. Itu pasti.

"Mereka itu kenapa." guman wonwoo lalu ia menenggelamkan wajahnya di tangannya kemudiam mmejamkan matanya.

"Huh!"

Sreet!

Terdengar kursi terdorong kasar dan suara hentakan kaki yang cukup keras.

Wonwoo mendongakkan kepalanya lalu menatap pria didepannya yang menatap tajam ke arahnya.

"Kau kenapa menatapku seperti itu?! kau sudah membuatku kesal kemarin dan sekarang kau membuatku muak." ya pria yang membuat kesalnya kemarin siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu.

Tanpa ada aba aba lengan wonwoo langsung ditarik oleh mingyu, dan yang punya tangan meringis kesakitan dan mencoba mmeberontak, ya meskipun itu akan sia sia.

"Sepertinya mingyu akan melakukan pembulian lagi." kata dokyeom sembari menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ku harap jinwoo akan baik baik saja setelah ini." sahut minghao sambil menatap kepergian dua pria itu.

"Entah apa yang akan dia lakukan."

💚💜

"Yak! lepaskan! ada apa denganmu?!" wonwoo terus memberontak sampai sampai ia menggigit tangan mingyu, ya tapi sama saja hasilnya, itu nihil kawand.

"Yak! tanganku sakit! lepaskan!"

"Kau kenapa?! apa kau gila?" mingyu akhirnya mengehentikan jalannya dan wonwoo bisa bernafas lega sekarang.

Tapi hatinya menjadi tak tenang kembali saat tubuhnya di benturkan ke tembok. Bahunya dicengkram kuat oleh pria didepannya ini.

"Ahk! ini sakit..."

"Ini akibatnya jeon, kau sudah membuatku kesal dan inilah akibatnya."

"Apa salahku? apa kau kesal karena aku tak menggubrismu dari kemarin? padahal kau yang memulai!"

"Bukan itu!"

"Terus apa?!"

"Jangan temui seungcheol lagi!"

"Kenapa? kenapa kau melarangku kalau aku bersamanya? apa kau tuhan? ibuku? ayahku? tidak bukan? kau bukan siapa siapa! jadi jangan mengatur hidupku!" mingyu terdiam sebentar lalu kembali berbicara.

"Aku tidak suka!"

"Apa kau berhak untuk mengatur hidupku jika kau tak suka? dan kenapa kau tak suka kalau aku bersama seungcheol?"

"Apa kau suka dengan seungcheol?"

"Jangan mengganti topik kim!"

"Aku bertanya jeon!"

"Kalau aku katakan 'ya'? ya aku suka dengan seungcheol! karena dia baik tidak sepertimu! aku sangat membencimu! sangat! tak ada pengecualian!" mingyu melepas cengkramannya dan beralih memeluk erat wonwoo.

Tapi entah kenapa wonwoo tak memberontak, ia hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

Tapi setelah itu wonwoo tersadar dan mendorong tubuh mingyu dengan kasar. "Jangan temui aku lagi." setelah itu wonwoo pergi.

{TBC}
omongan kemarin benar ya, kapal kita karam, yuhuuu! 😄

canda deng aku gak seneng kalo meanie karam :') atit rasanya.

[✔] Revenge | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang