ANGKASA 13

21 2 0
                                    

Hay>3




Tania dan Sofi kini berada di kamar Angkasa di temani oleh Rinjani. Tania masih saja kesal dengan kejadian tadi dengan Lolita.

"Yang gw gak habis pikir itu yah Rin. Dia ngomong yang enggak - enggak sama Angkasa. Untuk aja tuh anak gak dengerin ocehan lonte murahan." Ucap Tania

"Hahaha sabar aja Tan. Gw pikir - pikir dia benci sama lo itu rugi loh" Tania memasang wajah bingung. "Iya. Dia kan pengen official sama Angkasa. Tapi, dia benci sama lo seharusnya dia itu deketin lo bukan kayak gitu" ucap Rinjani.

Sofi mengangguk angguk "Bener juga kata Rinjani. Kalau dia benci sama kamu yang ada mempersulit apa yang dia mau". Ucap Sofi.

"Hahaha dasar lonte bodoh." Tania ingat dengan ucapan kakek nya semalam yang menyuruh dirinya untuk mengajak Rinjani makan malam bersama. "Eh iya Rin. Kemarin kakek gw bilang sama gw buat ngundang lo dan keluarga buat makan malam bersama. Sambil bahas tentang pernikahan lo sama Angkasa".

"Hah? Serius lo?! Dan keluarga lo kumpul semua?"

"Iya hampir sih. Susah sih buat kumpul semua kalau di hari normal. Soalnya kan banyak yang berkeluarga di Luar negri Rin." Ucap Tania.

"Tapi, kalau semisal nya kamu sama Angkasa nikah umur kamu kan baru 16 tahun mana bisa nikah Rin. Buat bikin ktp aja harus umur 17 tahun" ujar Sofi yang sadari dia hanya memakan cemilan milik Angkasa.

"Sekarang kan beda zaman nya Sof. Kalau kurang umur nya tinggal tambah aja bisa kok. Tetangga gw aja waktu di Medan gitu" Sofi menampakan wajah aneh nya. "Lah ilegal dong? Sama aja kayak gak sah Tan" ucap Sofi.

Rinjani menghela nafas kasar. "Duh gw puyeng! Gak mau deh gw nikah. Mending gw kabur aja ke Belanda atau ke rumah saudara gw di luar negri" bertepatan datang nya Angkasa saat Rinjani berbicara seperti itu.

"Gak bakal bisa lo!" Ucap Angkasa yang melempar kan bantal sofa di sana tepat wajah Rinjani membuat sang empu mendengus.

"Ish. Rese lo!" Angkasa duduk tepat di belakang Rinjani.

Btw. Posisi mereka saat ini Sofi yang asik makan makanan ringan di lantai dan Tania yang rebahan di dekat Sofi.

"Ck. Ngapain sih di belakang?! Udah deh lanjut ngobrol lo sama cewek yang di bawah" ucap Rinjani dengan mengusir tangan nakal Angkasa yang berada di perut nya.

"Pengen nyapa anak gw doang pelit banget sih lo." Damprat Angkasa.

"Eh Tania. Lo kapan pulang? Lo juga Sofi asik banget ngabisin cemilan gw!" Ucap Angkasa.

Tania beranjak dari posisi rebahan nya itu. "Gw nginep di sini. Sambil nunggu Nyokap lo bakal ada yang gw bicara in penting." Jawab Tania.

Sofi mengumpulkan sampah bekas makan dia dan membuang nya ke tong sampah bisa di hitung Sofi menghabiskan 4 bungkus makanan ringan dan habis satu botol minuman dingin.

"Arthur masih di bawah kan?" Tanya Sofi.

"Iya. Dia tadi bilang sama gw buat nyuruh lo ke bawah kayaknya bakal ngajak pulang deh."

"Cakra bawa mobil apa motor?" Tanya Rinjani.

"Motor yang scopy. Kenapa?"

"Gw mau pulang aja. Bareng sama Cakra" Rinjani berdiri berniat akan mengganti baju namun perut nya masih sakit padahal dia sudah lama berbaring.

"Jangan berdiri dulu mangkanya. Udah tau belum sembuh total masih aja nekat buat berdiri! Kalau kenapa kenapa sama anak gw gimana?! Udah lo diem aja jangan dulu pulang sekalian aja nginep." Omel Angkasa.

ANGKASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang