Haitani's✖

4K 768 128
                                    

_____MAID_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____MAID_____

_____MAID_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening

Tak ada jawaban dari [Name]. Gadis itu hanya diam tak merespon. Ran menghela nafas. Sepertinya dia sudah salah bicara.

Suasananya semakin menjadi aneh. Tapi Ran juga tetap memilih untuk diam. Dia tidak mau salah bicara lagi nantinya.

Cukup lama mereka dalam keadaan semacam itu. Sebelum akhirnya sesuatu jatuh menipa bahu ran.

Gadis itu___

"[Name]- chan?"

Tertidur di bahunya.

Ran terkekeh kecil. Sama sekali tidak merasa keberatan. Tangannya terulur untuk mengusap usap pucuk kepala si gadis.

Kasian, pasti lelah sekali.

°°°

[Name] membuka kelopak matanya perlahan. Sekon setelahnya mengernyit kala menyadari tubuhnya sudah berpindah tempat dari lokasi seingatnya tadi malam.

Ranjang kamar?

Mengusap wajah berantakan. Lantas bergumam lirih.

"Apa Ran- sama yang memindahkan ku ya?"

Shit-

Menepuk dahinya. Gadis itu kemudian merutuki kebodohannya sendiri.

"Sial, tadi malam Ran- sama sedang mengajak ku berbicara. Dan aku malah ketiduran?!"

"Oh, tidak. Gawat nih, harus gimana?"

Netra kemudian jatuhkan pandang pada jam dinding yang terpasang di salah satu sudut kamar.

"Ah, sudah jam segini aku harus memasak."

Melewati beberapa ruang. Langkah si gadis otomatis terhenti kala mendapati sosok tuan yang tengah tertidur di atas sofa.

Dihampiri lalu [Name] mencoba membenarkan letak selimut yang jatuh dengan penuh hati hati agar tak mengusik. Setelah beres gadis itu kemudian melanjutkan jalannya.

Memasak adalah salah satu kegiatan wajib. Meski tidak ada yang menyatap makanannya sekalipun [Name] tetap wajib memasak.

Seperti sekarang. Pagi pagi buta. Gadis itu sudah siap memakai celemek nya. Hendak memasak beberapa menu makanan.

"Ohayou [Name]- chan," sapaan halus terdengar. Ran adalah pemiliknya. Mengucek mata dengan ekspresi bantal sebab nyawanya belum terisi penuh. Namun memaksakan untuk berjalan.

"Oh, ohayou Ran- sama."

"Bagaimana tidurnya apakah nyeyak?"

Balas [Name] sedikit basa basi. Ran bagun cepat sekali, pikirnya.

Tentu saja!

Karena sejujurnya Ran sudah terbangun sejak [Name] mulai membenarkan letak selimut nya.

Tidak mau membuat gadis itu merasa bersalah. Ran memilih untuk tetap menutup mata. Sebab pura pura tidur adalah cara terbaik.

"Nyenyak kok."

"[Name]- chan masak apa?"

Berjalan mendekat dilirik masakan tumis yang tengah dimasak oleh [Name]. "Apakah butuh bantuan?"

"Pasti caper lagi," gumam Rindou pelan ketara sekali tak suka yang kebetulan melihat sebab ingin pergi ke kamar mandi.

[Name] tidak mendengar gumamnya. Namun Ran jelas mendengarkan. Pemuda itu tidak terlihat marah justru malah membalas adiknya dengan seringai mengejek.

"Tch, nandayo koitse."

Kesal. Rindou kekembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi dengan gerakan rusuh.

"Wah itu tadi Rin- sama kan? Ada apa? Kenapa sepertinya kesal?" tanya [Name] yang kebetulan sekilas melihat siluet Rindou.

Ran terkekeh. Yang mana seringainya terlihat semakin melebar. "Bisalah, lagi pms dia"

[Name] mengelengkan kepala pelan. Sudah sangat terbiasa dengan pergelutan kecil sampai yang besar sekalipun ke-dua bersaudara itu.

"Hati hati ya [Name]- chan, kau harus waspada. Soalnya manusia di dekatmu itu pedofil. Jadi lebih baik menghindar saja" komentar Rindou yang baru saja menyelesaikan panggilan alamnya.

Ran yang mendengar lantas menatap adiknya sinis.

Pagi pagi sudah meroasting.

Sungguh jangan ditiru! Sebagai manusia Rindou tidak punya harapan lagi soalnya.

"Dasar adek kurang ajar!"

Dengan watadosnya Rindou mengidikan bahu acuh. Yang mana semakin menyulut emosi dalam diri Ran.

"Disir idik kiring ijir!"

°°°

Mengnanya dong. Cerita lemon itu cerita yang bagaimana? Apakah yang ada unsur buah buahannya ರ_ರ

MAID || Bonten✖ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang