•••
"sudah selesai bertapa? Atau mungkin kau sudah selesai mengumpulkan keberanian?"
Pertanyaan yang membuat lalice berdecih sinis. Dihadapnnya, Jack-pria bertato disepanjang tangan kanan itu menatap lalice tajam. Selumit senyuman yang tak mengenakan terukir diwajah pria itu, tatapannya semakin mengintimidasi lalice dari segi manapun.
Jantung lalice berdegup kencang dan tak beraturan, kendati gemetar yang dirasakan berbanding terbalik dengan sikap yang ditunjukan. Alisnya menukik tajam tersirat akan sebuah tantangan. Apalagi ketika tatapannya benar benar menahan seakan tak ada ketakutan yang dirasakan.
Benar adanya, lalice menghilang bak ditelan bumi sekitar seminggu belakangan. Tepatnya setelah kejadian malam itu, lalice memilih untuk tidak datang ke kampus dan tidak pergi kemanapun. Katakanlah lalice pecundang, but hey! Lalice sangat waras dan tidak sudi bertemu lagi dengan si kriminal ini.
"Loser!"decih Jack remeh.
Tangan lalice terkepal kuat, dirinya memanglah gadis bersumbu pendek. Lalice menatap nyalang Jack, pemuda yang mengatainya pecundang dengan nada remeh. Oh really? Pecundang mana yang bisa meniduri seorang Jack El'Xander
Lalice memang sangat ingin mengumpat, atau bahkan meludah di wajah Jacki. Tapi untuk saat ini, ada baiknya lalice mencoba menelan kembali kekesalannya yang sempat melambung tinggi.
Diamnya lalice membuat Jack semakin menganggap remeh, terbukti ketika lagi lagi pria itu berdecih untuk yang kesekian kali. Namun ketika tangannya terangkat untuk bermain main di pinggang lalice, gadis dihadapnnya dengan cepat menyentak tangan Jack.
Lalice mendorong tubuh Jack untuk menjauh "Wow, tidaklah kau berfikir pecundang mana yang berhasil meniduri Jack El'Xander?"
Jack menggernyit. Gadis ini baru saja berkata seorang pecundang meniduri dirinya?
Tak lama kerutan di dahi Jack memudar digantikan tawa sumbang yang terdengar gelap di telinga lalice. "Kau yakin? Bukankah kau yang terbaring pasrah malam itu di Las Vegas?"pungkas Jack.
"Tid-"
"Tidak usah menyangkal! Perlu kuingatkan lagi bagaimana kau meminta untuk dimasuki berkali kali? Atau mungkin butuh sebuah praktek agar kembali mengingatnya?"
Sial. Tangan lalice semakin terkepal kuat, sederet kalimat memalukan yang keluar dari mulut pria itu benar benar membuat wajahnya memerah. Bukan karena tersipu malu, tapi karena rasa kesal yang kembali berkabut di dalam dirinya.
Melihat wajah memerah lalice yang menahan kemarahan membuat Jack tersenyum, tipis. Kenapa dirinya baru tahu jika membuat lalice kesal bisa membuatnya sangat puas? Tapi tidak lebih puas jika Jack bisa memasuki lalice lagi.
Kalimat lalice yang berbunyi 'meniduri Jack Hall Miller' sangat tidak suka didengar Jack. Oh ayolah! Ingatannya masih begitu tajam untuk mengingat malam panas di Las Vegas malam itu.
"Aku yang menidurimu sialan! Jangan kau fik-"
"Masih mau membahas itu?"Jack mengangkat sebelah alisnya dengan nada bicara yang sedikit meninggi. "Tidak sekalian membahas jadwal bercinta kita lagi? Seminggu enam kali misalnya? Sepertinya kau benar benar tertarik untuk meniduriku lagi!"
Lalice termangu, kenapa juga dirinya masih mempermasalahkan itu? Padahal jelas jelas keberadaan Jack dihadapnnya untuk membahas sesuatu yang lain. Yang tentunya lebih penting.
Kenapa begitu panas?. Jack menghela nafas, tangannya bergerak menuju ujung kaos hitam yang dipakainya "perlu ku lepas bajuku sekarang?"
"Kau gila!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRING THE KNIFE
FanficMalam itu saat dua insan di pertemukan, keduanya berakhir dalam sebuah kenikmatan yang berujung berantakan. lalice dan jack adalah dua manusia dengan watak sombong dan ambisius terhadap satu sama lain. Enam bulan lalu mereka bertemu dalam satu malam...