#6

667 58 0
                                    

Suara tangis bayi bersahutan memenuhi kamar bayi.


"Ini lho, Yun. Heran aku. Malam ini bayi rewel semua. Biasanya gak gini amat," keluh Mbak Tuti. Satu bayi mungil sedang digantikan popok olehnya. 


"Yuni bantu, ya?" Aku mendekati satu box bayi yang paling kencang tangisnya. Kuraba pantatnya kering. 


"Bayi sebelah sini barusan pada minum susu semua. Tapi nangisnya gak berenti. Tolong kamu liat bayi titipan di ruang sebelah, ya!" pinta Mbak Tuti.


Aku mengangguk. Berpindah ke ruang sebelah yang tak jauh dari mereka. Bayi yang lahir di luar lingkungan rumah sakit memang diletakkan terpisah.


Sebuah box bayi terongok di tengah ruang. Bayi itu menangis kencang. Bibir merahnya sampai bergetar. Dia terlihat sehat. Kulit kemerahan dengan pipi yang chubby.


"Cup-cup, lucu banget sih kamu." Aku menyapa bayi itu. Mengelus pipinya. Pantatnya basah, pantas dia menangis.


Usai mengganti popok. Aku ke ruang pengolahan susu. 'Bayi baru lahir cukup 30 cc saja' batinku. Selesai membuat susu, aku kembali padanya.


Saat aku memasuki ruang itu lagi, kulihat seorang wanita berdiri di depan box bayi. Memakai gaun putih yang sangat panjang hingga kakinya tak terlihat. Rambut hitamnya menutupi seluruh punggung hingga bokong.


Wanita cantik itu menoleh dan sekilas tersenyum padaku. "Bayinya nangis," bisiknya seraya menunjuk ke dalam box lalu berpaling mengangkat bayi itu.


Waktu seakan berhenti. Tubuhku seolah melayang di udara. Tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menyaksikan dari awang-awang.


Dia menimang bayi itu seraya bersenandung dengan suara lembut mendayu. Seketika ruangan senyap. Bayi-bayi berhenti menangis. Botol susul ditanganku tiba-tiba sudah ada ditangannya. 


Tembang yang dia nyanyikan seperti bius yang melelapkan.


Tak lelo ... lelo ... lelo ... ledung

(aku timang-timang)


Cup menenga aja pijer nangis

(Cup diamlah jangan nagis terus)


Anakku ... sing bagus rupane

(Anakku yang ganteng wajahnya)


Yen nangis ndak ilang baguse

(jika nangis nanti hilang gantengnya)

MEREKA YANG DITANDAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang