21- Afeksi

288 45 2
                                    

Hendery mengetuk pintu kamar mandi tiga kali dengan khawatir. Abis Hyewon aneh banget. Lagi asik peluk-pelukan diatas pantry, tapi tiba-tiba ngacir ke kamar mandi dengan muka merah gitu
“Sayang, kamu ngga papa??” katanya sedikit berteriak

Tiga detik selanjutnya belum ada jawaban dari dalam
“Sayaaangg.. halooo” lalu terdengar suara kunci diputar dan pintu perlahan terbuka. Memunculkan wajah yang ditunggunya

“Are you okay?”

Hyewon mengangguk. Tapi wajahnya sedikit menunduk. Hendery menghela nafasnya. Ia juga tidak bisa memaksa Hyewon untuk bercerita. Lagipula pasti ada sesuatu yang terjadi atau, setidaknya ada sesuatu yang sedang dipikirkan cewenya ini.

Maka Hendery meraih tangan Hyewon, menggenggamnya lembut dan membawanya menuju sofa. Mereka duduk bersisihan tapi Hendery lalu menarik Hyewon untuk turut menyender pada dadanya sementara Hendery sendiri menyender pada sofa

“Yaudah sini. Cuddle aja kita. Tadi katanya kangen”

Hyewon deg-degan mampus. Ia sering seperti ini sebelumnya, tapi tak pernah mendebarkan seperti sekarang.
Bahkan, skinship pertama mereka tidak secanggung ini dirasanya.

Tubuh Hyewon kaku. Ia harus menyelamatkan diri!

“Pancake!” ucap Hyewon tiba-tiba, mengangkat tubuhnya dari dari bahu Hendery. Membuat lelaki itu sedikit kaget dan mengernyit

“Aku pengen bikin pancake”

Dan Hyewon kira sepertinya Hendery tidak menyadari kegugupannya. Dia menanggapi Hyewon tanpa bertanya kenapa Hyewon tiba-tiba seperti ini. Padahal gatau aja kalo Hendery udah ngerasa aneh dari tadi

“Pancake? Tapi di dapur aku kayanya ngga ada bahan-bahan buat pancake”

“Mmm gapapa aku bisa masak yang lain” Hyewon nyaris sudah akan berlari ke arah dapur, seandainya Hendery tidak menahan tangannya dan tetap membuatnya menempel pada sofa

“Kulkas aku kosong. Baru tadi aku buang-buangin sayuran soalnya udah ngga bagus. Udah semingguan lebih kan aku tinggal”

Hyewon sedikit kecewa. Memutar otaknya lagi supaya ia bisa menghindari intimating dengan Hendery “Yaudah kita belanja yuk!”

“Sekarang?” tanya Hendery sambil menaikkan sebelah alisnya. Dalam hati udah membatin, sekarang banget nih? 

“Iya.. aku laper..”

Mendengar itu Hendery mau tidak mau terkekeh. Cewenya ini gemesin banget! Mana bisa nolak?
”Yaudah yuk. Eh tapi..”

“Hm? Kenapa lagi?”

“Kamu kenapa pake dress? Yang nyuruh pake dress siapa?”

Hendery memang selalu minta Hyewon pake celana. Bukannya ngga suka, tapi Hendery ngga mau aja Hyewon jadi objek perhatian orang-orang kalo Hyewon pake Dress atau rok pendek.

Soalnya, man, Hyewon tuh cantik banget! Dan kakinya juga bagus banget. Hendery gamau asetnya jadi konsumsi publik.

Hyewon juga biasanya selalu nurut. Ngga bakal pake dress atau rok kecuali ke acara-acara formal. Apalagi kan Hendery bawanya motor, motor cowo pula.

Tapi tadi gatau Hyewon pengen aja tampil cantik buat Hendery hari ini.

“Tadi kesini naik apa?”

“Dianter mamah. Mamah sekalian mau ke bakery shopnya”

Lelaki itu mengangguk, lalu meraih handphone-nya diatas meja “Aku cari pinjeman mobil dulu”

A Box Full Of SurpriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang