Pagi-pagi Hyewon sudah di depan apartemen Hendery. Beneran loh ini pagi banget.
Ia bergegas memencet password karena ingin segera menemui kekasihnya. Sepanjang jalan dari rumahnya Hyewon gugup. Tadi waktu baru bangun dan tidak sengaja melihat kalender di nakasnya, Hyewon kaget ternyata tanggal ia seharusnya datang bulan sudah lewat sepuluh hari.
Pemandangan yang ia dapati setelah masuk adalah pacarnya yang masih tertidur di kasur sementara di meja belajar cowo itu terdapat prototype yang belum selesai.
Hyewon yakin semalem Hendery lembur ngerjain prototype itu mengingat semalam mereka memang tidak bertukar pesan karena Hyewon juga asik nonton drakor.
Sebenernya ngga tega bangunin. Pasti Hendery baru tidur. Dan capek banget. Tapi Hyewon tidak bisa mengatasi kepanikannya sendirian.
“Deryy..” panggilnya sambil menggoyang pelan lengan Hendery.
Tapi Hendery nya malah berbalik. Memunggunginya. Hyewon menggigit bibirnya, mengambil nafas agar lebih tenang. Pagi ini tubuhnya seolah digerogoti oleh rasa panik
“Dery,” kali ini suaranya sedikit bergetar
Dan karena suara bergetar itu Hendery langsung berbalik. Badannya sedikit terangkat dengan raut kaget “Loh, Mody?” tanyanya kebingungan. Ia menoleh ke sekeliling kamarnya. Hanya ada Hyewon disana. Lalu jendela kamar. Memastikan kalau diluar sudah terang.
“Yang, emang sekarang jam berapa?” cowok itu beringsut duduk,”pasti udah siang banget ya? Perasaan aku baru banget tidur”
Hyewon terisak. Hendery selalu lembut padanya. Meskipun dia harusnya kesal pagi-pagi dibangunin padahal baru tidur. Gatau kenapa perasaannya jadi sentimental gini. Ngeliat Hendery lembut gini Hyewon campur aduk. Dia takut.
“loh, kok nangis?” Hendery berubah panik. Ia refleks meraih Hyewon ke pelukannya
“Sst, ada apa?” tangannya lembut mengelus rambut gadis yang pagi ini tiba-tiba ada di apartemennya. Out of nowhere, nangis.“Hiks.. Dery..”
“Iyaaa...”
Hyewon keluar dari dekapan Hendery sementara cowonya itu mengusap air matanya. Jujur dia takut banget buat ngomong. Tapi ngga bisa juga mendem sendiri.
“Dery, aku telat datang bulan. Udah sepuluh hari”
Hendery terkesiap. Ada perubahan yang Hyewon tangkap dimata cowonya itu
“Aku bingungg” cicit Hyewon lagi
Lelaki itu terdiam sebentar. Mencoba mencerna semuanya sambil mengatur paniknya. Dia kaget, panik juga. Tapi Hyewon pasti ngerasain itu lebih dari dia. Gadis itu sekarang sudah menangis lagi sambil menutup wajahnya.
“Hei, tenang dulu..” Hendery menangkap kedua bahu Hyewon, mengelusnya lembut. Setelah tangisnya mereda dan Hyewon sudah tidak menutup wajahnya lagi, Hendery kembali menghapus air mata di pipinya. Hatinya ikut sakit melihat orang yang disayanginya menangis begini karena ulahnya.
Hendery lalu bertanya dengan hati-hati, “Kamu, udah cek?”
Gadis itu menggeleng, “Aku takut”
“Yaudah kita cek dulu ya. Kamu ngga perlu takut. Ada aku” dia meraih tangan Hyewon dan menggenggamnya.
“Aku cuci muka dulu ya, baru kita ke apotek. Kamu jangan nangis lagi”Hyewon mengangguk dan Hendery beranjak setelah menyempatkan mencium pucuk kepala Hyewon.
--
Hendery sama Hyewon memang akhirnya melakukan ‘itu’
Di apartemen Hendery. Pas hari itu. Hari dimana Hyewon cerita tentang apa yang bikin dia uring-uringan dan parno deket sama Hendery. Hari dimana keduanya bertemu lagi setelah seminggu Hendery ke Surabaya buat tanding basket. Hari dimana Hyewon pake dress cantik dan mondar-mandir di sekitar pantry apartemen Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Box Full Of Surprise
ChickLitHe is, a box full of surprise Kisah pasangan yang suka masuk akun ig @UNBCouplegoals Relate sama book Deserve U ((Dulunya berjudul 'Sweet Fate'))