Rumah Sakit

1.9K 196 0
                                    

"Taehyung? Kenapa nelpon jam segini. Kebangun lagi kamu? Mimpi buruk?" Rentetan pertanyaan dengan suara serak khas orang bangun tidur itu menyapa telinga Taehyung. Jam masih menunjukkan angka 3 pagi, terlampau dini bagi manusia kebo seperti Taehyung untuk bangun.

"Maaf ganggu tidur kamu Ggukie. Aku sendiri, takut.." suaranya melemah, serak, dengan napas putus-putus. Terlalu lelah karena sudah menangis 1 jam suntuk.

Suara gasrak gusruk terdengar lewat benda elektronik yang sedang ia genggam kuat. Bingung, pacarnya tak menjawab, dan sekarang suara aneh mendominasi panggilan telepon mereka.

"Ggukie? Halo?"

Ada jeda beberapa detik, dan suara aneh itu hilang. Kembali digantikan suara favoritnya yang sekarang lebih jelas. "Iya maaf sayang, tadi ambil barang-barang dulu. Tungguin 10 menit ya? Aku otw ke rumah kamu. Ga usah dimatiin panggilannya"

Senyuman kecil menyusup diantara kedua belah bibir ranumnya. Ia mengangguk lucu, tak apa Jeongguk tidak melihatnya, yang pasti ia sekarang senang.

Pacarnya itu pasti selalu mengerti bagaimana caranya membuat hati Taehyung menjadi lebih tenang. "Makasih, gausah ngebut nyetirnya"

"Siap" lalu suara deru motor serta hembusan angin mengisi pendengaran Taehyung.

8 menit, waktu yang diperlukan Jeongguk sampai akhirnya ia sekarang mendekap tubuh ramping Taehyung kedalam pelukannya. Ia menggiring badan kekasihnya untuk masuk kedalam rumah, lalu menutup pintu utama rumah satu lantai itu.

Jeongguk datang menenteng tas hitam yang entah berisi apa, Taehyung tak ingin kepo, ia hanya fokus memainkan rambut pacarnya yang setengah basah, Jeongguk kehujanan kah di jalan? Atau ia tadi sebelum kesini mandi dulu? Tak mungkin, tapi kok bisa basah? Taehyung menyerngit bingung, dan dalam sekejap menghempaskan pemikirannya. Ia sudah pusing, tidak mau nambah pusing lagi.

"Bau, pacarku bau angin" tawa Jeongguk mengudara, ia sudah biasa mendapat tuduhan random dari kekasih lucunya itu.

"Iya, kan abis disuruh pangeran dateng pagi buta" balasnya bercanda, tapi lawan bicaranya sepertinya tidak menganggap begitu.

"Maaf," sosok yang sudah berada di pangkuannya itu terlihat berlinang mata. Panik, Jeongguk salah bicara sepertinya.

"Hei, bercanda sayang. Gapapa, mau kamu nyuruh aku dateng jam 1 pagi juga gapapa, jangan nangis dong teddy bear?"

"Hmm" dengungan tidak jelas membuat Jeongguk makin merasa bersalah, jelas ada masalah sekarang yang sedang menimpa pacar lucunya.

Keheningan berlangsung beberapa menit, usapan serta ciuman ciuman kecil ia berikan kepada beruang manisnya itu. Menunggu sampai Taehyung mau memberi tahunya,

Kenapa? Kenapa rumahnya sepi, kemana orang tua pacarnya itu, kenapa wajah cantiknya sembab. Jeongguk hanya berani bertanya dalam hati.

"Papa masuk rumah sakit, lagi" Jeongguk tahu, tuan Kim memang ada masalah dengan jantungnya. Dan kabar beliau harus menginap di rumah sakit sering ia dengar dari kekasihnya. Kesehatannya memburuk akhir akhir ini, tapi sampai rumah sakit, ia baru tahu sekarang.

"Tadi pagi buta, mereka berangkat. Aku gabisa ikut, nanti siang ada kuis"

Jeongguk mengelus sayang punggung Taehyung, berharap agar kekasihnya menjadi lebih tenang.

"Iya nanti selesai kuis aku temenin kesana. Sekarang ayo tidur, kamu ngantuk kan"

Taehyung mengangguk pasrah, membiarkan tubuhnya digendong dengan mudah oleh kekasihnya masuk kedalam kamarnya.

Ya, setidaknya ia bersyukur diberikan sosok Jeongguk untuk menemani dirinya sekarang. Dan ia tidak akan menyia nyiakan waktu ini.

"Makasih"

"Makasih kembali bear," Taehyung sudah akan menutup matanya.

"Kayaknya aku liat sikut kamu lebam deh, tulang keringnya juga. Kira kira beruangku ini habis ngapain ya?" Shit.

Mampus sudah Taehyung "ha ha ha, iya tadi jatuh terus ya gitu" matanya takut takut mengintip reaksi pemuda Jeon.

Mampus lagi, Jeongguk terlihat kesal.

"Kayaknya kamu juga harus dibawa ke rumah sakit deh sayang"

"Cuman luka kecil Gguk, Heh! Jangan diangkat!! Jeongguk gak mauuuu"

Pacar • KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang