VC Palsu

1K 120 1
                                    

"Jim! Tok tok tok" itu Taehyung, dengan baju santai dan menenteng kresek plastik berisi banyak cemilan berdiri di depan pintu kayu bernomor 04.

Tak lama kemudian, pintu didepannya terbuka. Menampakkan sosok Jimin yang masih setengah basah dengan handuk yang dililitkan di pinggang. "Widih, seksi banget lo"

"Duh, siapa dulu. Emang lo? Kerempeng" balasnya sombong.

"Bangsat. Gue makan semua pesenan lo"

"Santai dong Tae. Sini masuk dulu"

Malam ini, Taehyung berencana untuk menginap di kosan Jimin, temannya sejak SD yang memiliki wajah dan tubuh mempesona. Kedua matanya memandang puas ruangan yang tumben sekali terlihat rapi dan wangi.

"Udah gue beresin, cakep kan? Kapan lagi seorang Park Jimin mau beres beres" Jimin sedang mengganti pakaiannya dengan baju santai, benar benar membiarkan teman karibnya itu berbuat semaunya di kosan sederhana miliknya.

"Lo tadi sama Jeongguk?" Taehyung menggeleng, tetap mengobrak abrik barang bawaannya.

"Lah tumben" mata sipit miliknya menatap serakan camilan berbagai macam yang ada di lantai kosnya. Tak terlalu peduli dan melanjutkan kesibukannya untuk mengeringkan rambut.

"Ada acara keluarga katanya, seharian ga nongol tuh anak. Nah" yang dicari ternyata pop mie.

"Gue pakek dapur" lanjutnya berbasa basi dan bergegas menuju dapur di sudut ruangan,  Jimin lebih tertarik dengan layar handphone milik Taehyung yang bergetar diatas meja, tanda ada telepon masuk.

Kompor sudah dinyalakan, dengan panci berisi air diatasnya. Dengan langkah lebar, Taehyung berjalan kearah kamar Jimin dan keluar dengan ikat kepala yang menyibak rambut ikalnya. Sebelum kembali ke dapur mini itu, Taehyung menyempatkan untuk menyalakan televisi dan mengatur channel yang ia sukai.

"Pinjem HP lo ya" si pemilik bibir penuh itu tersenyum senang saat melihat nama 'Jeongguk gila' di layar handphone temannya.

"Yo, slide aja"

"Wkwk, kerjain dikit ah" gumam Jimin dengan satu tangan yang sibuk mengeringkan rambut setengah basahnya.

Di lain tempat. Jeongguk yang terpaksa tersenyum dan menanggapi tante tante didepannya merasa jengkel di dalam hati. Taehyungnya tak menjawab telepon darinya, padahal ia akan menjadikan alasan menerima telepon untuk keluar dari kumpulan menyesakkan ini.

"Duh anaknya tante Jeon cakep ya"

"Kamu mau ga jadi mantu tante aja?"

"Anak tante satu kampus sama kamu loh"

"Haha anak saya gitu loh jeng"

Jeongguk hanya bisa tersenyum kecil menanggapi ucapan bundanya. "Permisi tante, saya mau angkat telepon sebentar" ujarnya sambil menunjukkan layar handphonenya.

"Iya sana, jangan lama lama bang"

"Siap bunda. Saya permisi" senyum lebar itu terlihat sangat cocok di wajah rupawan anak tunggal keluarga Jeon.

Taehyungnya jarang sekali menghubunginya dengan video call, dan momen seperti ini menjadi spesial untuk Jeongguk.

Selagi mencari tempat yang sedikit sepi, Jeongguk menggeser tombol hijau di layar handphonenya. Bukannya wajah manis Taehyung yang muncul, senyuman menjengkelkan dari sosok Park Jimin menyapanya.

"Hai Jeongguk~" dirinya menyerngit jijik, suara mendayu itu benar benar membuat perutnya mulas.

"Apaan lo? Mana Taehyung, nyuri hpnya Taehyung ya lo?" Tudingnya cepat, Jimin tertawa renyah menyaksikan wajah kesal dari pacar sahabatnya itu.

Mereka berdua menjadi bermusuhan karena Jeongguk yang terlebih dahulu menyatakan perang, alasan klasik, cemburu kepada teman dekat kekasihnya.

"Enak aja, nih Taehyung-" posisi kamera berubah, dan memperlihatkan Taehyung— dengan kaos hitam  kebesaran, dan ikat kepala yang terlihat lucu padanya—yang sedang memasang wajah serius.

Terlihat tak peduli dengan kegaduhan yang ditimbulkan si pemilik kamar kos.

"-lagi masak pop mie"

"Pacar gue cakep banget, fak." Jeongguk reflek mengumpat saat pemandangan sosok Taehyung dari samping berubah menampilkan wajah menyebalkan dari Jimin.

"Jangan tegang lo njir. Btw, enak banget gue bisa makan masakannya Taehyung. Yah walaupun pop mie doang, kasian yang seharian ga ketemu pacar"

Upaya memprovokasi itu sukses besar. Video call itu ditutup sepihak, dan wajah kesal Jeongguk itu benar benar suplemen kebahagiaan untuk Jimin.

Dengan langkah lebar dan cepat, Jeongguk menghampiri sosok bundanya. "Bun, aku pulang duluan ya. Ada tugas dadakan"

"Duh kok gitu bang? Kan bunda belum selesai pamerin kamu. Yaudah hati hati di jalan"

"Urgent loh ini bun" Jeongguk salim kepada bundanya, dan melemparkan senyum bisnis kepada teman teman bundanya.

"Saya permisi"

Persetan dengan acara resmi. Pop mie buatan pacarnya lebih menggoda pokoknya.

"Gapantes banget gue cemburu sama Jimin anjir" umpat Jeongguk, tangannya melepas paksa dasi hitam yang melilit lehernya dan segera menuju parkiran.


Pacar • KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang