BAB 4

88 6 2
                                    

"Lo ngapain sih Ki, dari tadi mondar mandir gak jelas, ada apa, sih?" 

Kia hanya menoleh sebentar ke arah Zeva, gadis itu hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Zeva. Merasa Kia yang aneh Zeva pun ikut bingung sendiri, Kia yang susah diajak cerita apalagi dalam keadaan seperti ini.

"Reval?" 

Kia mengangguk.

Nampak di belakang sana Zeva menghela nafasnya kasar, Reval lagi Reval lagi, apa urusannya dengan Kia coba, toh sudah menjadi mantan masih saja khawatir.

"Ingat, Ki. Dia mantan lo, bukan pacar lo lagi," ujarnya.

"Diem, lo!"

"Eh, Ki! Mau kemana lo!" pekik Zeva, saat Kia berlari begitu saja, namun, Kia ya tetap Kia. Si keras kepala.

Sedangkan di sisi lain, Kia menghampiri Mogan di belakang sekolah, tepatnya Warkop tempat mereka nongkrong jika istirahat ataupun tempat untuk membolos, Kia melihat sekeliling namun ia tidak menemukan keberadaan Reval juga. "Reval di mana?" tanya nya.

"Gue gak tahu."

"Reval kemana, Gan!" jeritnya kesal. Keadaan ia sedang khawatir dengan Reval, di sini juga sahabat yang biasanya selalu dengan Reval saja juga tidak tahu.

"Gue enggak tahu Kia cantik!" jawab Mogan, sedikit menaikan nada bicaranya.

"Idan, Reval ke mana?" Kia beralih bertanya kepada Idan, Idan juga menggeleng, bukan tidak mau memberitahu Kia, namun ia saja juga tidak tahu di mana temannya itu.

Kia memejamkan matanya sebentar. "Reval gak ngasih tahu dia kemana?"

Idan dan Mogan tentunya menggeleng. "Biasanya kan dia ijin ke lo bukan ke kita," ucap Idan, mendapat anggukan dari Mogan.

Kia menggeleng, ia merogoh ponselnya kembali dan membuka room chat nya dengan Reval. Namun Reval juga tidak ijin dengan nya.

"Mau ke mana?"

"Gue mau ke rumah Reval," ujar Kia, berjalan meninggalkan kawasan Warkop, Idan dan Mogan saling bertatapan.

Detik kemudian Idan melotot. "Goblok! Anterin Kia! Nanti kita kena amukan Reval kalau ketahuan si Kia jalan ke sana sendirian!" seru Idan.

"Gue lupa!" panik Mogan, pria itu memberikan ponselnya kepada Idan, segera menyusul Kia yang jaraknya belum jauh dari sini.

🧸

"Bunda, Reval di mana, Kia khawatir sama Reval, dari tadi Reval gak ngabarin Kia."

Adiba—bunda Reval, menatap Kia dalam, wanita paruh baya itu menggeleng, lalu ia tersenyum. "Reval gak kemana-mana sayang, dia ta—"

"Kia!" ujar Reval, yang baru saja keluar dari kamar nya, melihat sosok mantan nya sudah berada di rumahnya.

"Lo kemana aja, sih!"

"G-gue gak kemana-mana, kok, gak lihat gue baru aja keluar dari kamar?"

"Kok gak ke sekolah? Lo sakit?"

Reval dengan cepat menggeleng. "Gue kuat, gak mungkin gue sakit, cuman gue males ke sekolah," jawab Reval.

"Muka lo pucet, kaya orang sakit."

"Enggak, biasa aja, gue gak pucet, gue gak sakit, gue baik-baik aja," ujar Reval. Kia pun mengangguk, walaupun sebenarnya ia tidak yakin bahwa Reval tidak sakit, sudah jelas wajahnya begitu pucat, tidak seperti biasanya, namun, Reval tetap bilang bahwa ia baik-baik saja.

"Lo ngapain ke sini? Gak sekolah? Masa cantik nya Reval bolos."

"Gue sekolah, tapi gue ke sini cuma mau mastiin kalau lo baik-baik aja, gue khawatir banget sama lo."

Posesif Mantan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang