BAB 6

62 6 2
                                    

🧸 Selamat membaca🧸

"Bunda, Miki mana?"

"Reval, Bunda mau jujur, bunda sebenarnya udah kesal banget karena kamu terus-terusan di kamar sambil meluk Miki sampai gak mau keluar, Bunda udah memutuskan kalau Bunda buang Miki aja," kata Adiba. Adiba juga takut jika Reval nanti menaruh perasaan kepada benda mati itu, mengerikan.

"Bunda! Kok jahat banget! Reval gak mau tau pokoknya Miki harus kembali ke kamar Reval, kalau enggak Reval mau buang juga boneka monyet punya Ayah!" ancam Reval. Kenapa harus Miki yang dibuang, padahal menurut Reval lebih bagus Miki si tikus kesayangan di bandingan boneka monyet memakan pisang milik ayahnya.

"Udah bunda buang semuanya! Bunda lama-lama stress Reval, punya anak sama punya suami sama saja gak ada yang normal!"

"Ayah normal!" ujar Arga baru saja keluar karena Arga menyadari Pipo-boneka monyetnya tidak ada di kamar.

"Reval juga normal!"

"Terserah kalian, bunda cukup tertekan di rumah ini Reval, ya udah mending kamu pilih aja, pilih boneka monyet punya ayah kamu sama Miki tikus itu atau pilih bunda?" tanya Adiba kesal, sekaligus muak dengan suaminya dan juga anaknya ini.

"Ya milih Miki sama monyet nya Ayah lah, Bun," jawab Reval dengan cepat, apalagi tidak berpikir sama sekali.

"Dasar anak durhaka!"

"Loh, katanya tadi di suruh milih, gimana, sih. Yah, bunda aneh ya?" bisik Reval, Arga mengangguk setuju.

"Suami durhaka kamu Arga!" seru Adiba.

"Toss, dulu Yah, kita durhaka!" ajak Reval, dengan bodohnya Arga mengangguk lalu bertos ria dnegan Reval. Adiba yang melihatnya menggeram kesal.

"Astaghfirullah, Reval dengar kata bunda, sekarang bunda kamu bukan bunda lagi, bunda kamu Pipo, kalau kamu lapar kamu minta Pipo buat masakin, kalau kamu mau minum susu suruh Pipo buatin, dan kamu Mas Arga, kalau minta jatah minta saja sama Pipo, paham?"

Sontak Reval tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan bunda nya, gila saja ia mempunyai Bunda seperti Pipo hanya boneka monyet yang menjadi bucinan ayahnya. "Emang Pipo bisa anu sama Ayah, Bun?" tanya Reval.

"Ya tidak lah, masih saja tanya! Reval ikut bunda saja ayo, bunda mau menyelamatkan kamu," ujar Adiba.

Dahi Reval mengkerut tidak paham. "Ke mana, Bun? Bunda mau beliin Reval boneka lagi, ya?" Reval menebak-nebak ajakan Adiba.

"Bunda mau bawa kamu sama Ayah kamu ke rumah sakit jiwa, biar kalian sembuh total, terus kalian bisa pulang lagi ke rumah."

"Kaya nya Bunda yang harus ke rumah sakit jiwa, bawaannya marah terus, iya gak, Val?" tanya Arga.

Reval mengangguk semangat, benar juga apa yang Arga ucapkan.

"Mas Arga!" jerit Adiba, kenapa suami dan anaknya sangat berbeda dengan yang lain ya Tuhan.

"Udah ya Yah, Reval mau nyari Miki dulu, Ayah silahkan ribut sama Bunda sekalian ribut di ranjang juga gak papa, Reval buatin adek jangan lupa!" ucap Reval, kemudian menyambar kunci motornya.

"Reval!" teriak Adiba, hampir saja melemparkan sapu ke arah Reval, namun Reval lebih dulu lari.

🧸

Reval memasuki halaman komplek perumahan Kia, memang rumah mereka sangat dekat hanya berbeda blok saja, Reval berada di blok B dan Kia berada di blok F. Mata pria itu melihat sekeliling rumah Kia namun terlihat sangat sepi. Ia mengambil ponsel di saku celana jeans yang ia kenakan, dan menelepon gadis itu, sepertinya Kia sedang tidak berada di rumah, handphone nya tidak aktif, biasa gadis itu jika keluar dari rumah tidak mempunyai paket data internet, sehariannya ia dirumah mengandalkan wifi.

Posesif Mantan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang