BAB 5

73 6 2
                                    

🧸Selamat membaca🧸

"Vape lo agak sana in," ucap Reval. Idan yang paham pun berpindah posisi di samping Mogan dan Aska. Ya, di sini masih ada Kia, seperti biasanya jika ada Kia maka tidak boleh ada asap rokok maupun vape, itu larangan yang sudah Reval tetapkan.

"Males bucin alay," gumam Aska. Namun, Reval masih bisa mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Sirik aja setan!"

"Santai, lo masih bisa gay sama si Raden, bro!"

"Jijik!" Aska dengan refleks menonyor kepala Mogan setelah pria itu mengatakan hal yang menurut Aska menjijikan dan tentunya geli.

"Gay ya? kaya si Reval sama Mi-"

"Kurcaci sialan!" Reval langsung membekap mulut Kia sebelum gadis itu mengucapkan hal-hal yang berbahaya.

"Lo gay sama siapa bos?" tanya Raden.

"Mi? Mimi peri, Val?" tanya Idan menebak-nebak ucapan Kia yang tadinya terpotong.

"Najis!"

"Hehe enggak kok, gue kan cuman bercanda, jangan serius banget lah pren, lagian mana mungkin seorang Reval mau ngegay, kan dia masih gamon sama gue, kalian tenang aja oke!"

Mereka hanya mengangguk mendengar penuturan Kia. Reval menghela nafasnya. "Keceplosan awas aja, bubur promina lo terancam punah kalau sampai mulut mercon lo bocor, Miki gak boleh ada yang tahu selain lo, ayah, sama bunda, paham?" bisik Reval.

Kia mengangguk paham, ia merasa ngeri dengan Reval. Sebegitu harus aman kah rahasia di Miki yang gay dengan Reval? Oh tidak, tidak patut di sebut gay, Reval manusia, sedangkan Miki boneka, tapi Kia sangat kesal kenapa mereka berdua sangat romantis.

"Neng Kia mending sama gue aja, deh, cocok banget kata si Idan," ucap Raden, menyisiri rambutnya dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Kia

"Gue gak bilang gitu, ngarang aja kerjaan lo, Den." timpal Idan.

"Gue bantai lo!" Reval menatap Raden dengan tatapan elangnya, Raden meringis takut.

"Gak gue masih sayang sama tulang gue, gue juga masih sayang sama umur gue, kalau gue mati gimana dong? Kan dosa gue masih banyak, terus nanti kalau gue di tanyain sama malaikat di sana gue bisa ketar ketir," ujar Raden mendramatis.

"Tobat," ucap Asel ikut menimbrung percakapan mereka, dengan mimik wajah kesal kepada Raden.

"Muka lo anjir." Kia terkekeh melihatnya.

"Jangan ketawa ke arah dia!" Reval semakin merapatkan genggaman tangannya dengan tangan Kia.

"Inget udah mantan bos, bukan pacar lagi, posesif nya dikurangin."

🧸


Kia! Lo kemana aja, sih! Gue cariin dari tadi juga!" gerutu Zeva, tangan Kia langsung ditarik agar duduk di depannya.

"Salahin Reval noh, udah tau mau masuk kelas, eh gue malah dibawa ke basecamp nya," jawab Kia, sambil meneguk jus mangga milik Zeva.

"Ck, kalian sebenarnya putus beneran atau gak, sih?"

"Lo kira gue kaya bocah, yang putus nya pura-pura gitu, ya gak lah, putus ya putus tanya aja sama temen-temennya si Reval, gue sama Reval udah gak ada hubungan apa-apa."

"Tapi kalian masih kaya orang pacaran," ucap Zeva.

Zeva masih merasa heran dari awal Reval dan Kia putus, tidak seperti pada umumnya, ini terlihat aneh bahkan Zeva bingung seakan belum puas mendapatkan jawaban dari Kia yang katanya sudah putus dan tidak ada hubungan apa-apa, dari tingkah mereka yang selalu kemana mana bersama tanpa ada perubahan saja Zeva tidak yakin mereka putus, Zeva berpikir itu hanya settingan belaka.

Posesif Mantan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang