BAB 2

192 16 0
                                    


🧸Selamat membaca🧸

Reval dan Kia menoleh, mereka mengangguk dengan santainya, sedangkan teman-teman mereka melotot.

"Kok bisa?" tanya Idan. Sahabat Reval dan juga merupakan anggota inti Gardez

Kia dan Reval hanya mengangkat bahu tidak tahu. Idan mengamati Kia, ia mendekat ke arah Kia. "Gimana kalau sama gue, Ki, kan kita seiman yakan?

Reval menarik seragam yang Idan kenakan. Nyali Idan seketika menciut, Reval menatapnya tajam. "Becanda, Val!"

Reval menatapnya malas, ia melepaskan cengkraman tangannya di seragam Idan. Idan menghela nafasnya lega, setidaknya ia tidak habis di tangan Reval. Zeva terkekeh geli, tadi kata mereka sudah putus, namun kenapa Reval masih seperti pacar Kia sendiri? Bahkan, tidak mencerminkan sifat mantan.

"Gak yakin gue kalau kalian putus," celetuk Mogan.

Zeva ikut mengangguk, ternyata tidak hanya Zeva yang memikirkan hal itu, namun Mogan juga. Bagaimana bisa putus? Tidak terjadi masalah apapun.

"Kok bisa putus ya? Padahal kalian couple goals Sma Cendika. Sayang banget tau kalau kalian putus!"

"Takut dosa nambah," balas Reval dengan santainya.

"J-jadi lo putus sama Kia takut nambah dosa kalau lama-lama pacaran?" tanya Zeva cengo.

Reval pun mengangguk seadanya.

"Akhirnya tobat!" sorak Idan dan Mogan.

"Bodoh!" Zeva menarik kedua telinga Idan dan Mogan, mereka meringis kesakitan.

Apa Idan dan Mogan tidak berpikir kasihan Kia? Seenaknya bilang tobat, padahal mereka saja buaya darat!

"Sadis banget!"

"Reval, kok malah putusin Kia, sih! Terus lo 4 tahun ngapain aja, Val? Tau gitu gak usah pacaran aja!"

Reval duduk di sebelah Zeva. "Zeva yang bodoh sukanya nyontek Kia. Gue mau nikah gak mau pacaran!"

"Lo beda agama tolol!"

Zeva melotot, beberapa detik kemudian sendok yang ada di depannya sudah melayang di depan muka tampan Reval. Reval meringis linu, sialan wanita ini sama saja seperti Kia, ia kira hanya Kia yang berani melemparnya, ternyata Zeva juga.

Reval menatap Zeva tajam. Zeva membalasnya dengan melotot.

"Terus 4 tahun lo kira ngapain kalau gak pacaran? Berak?" tanya Zeva, yang sudah greget menghadapi Reval.

"Nabung dosa!" sahut Reval.

"Kia! Gue bisa darah tinggi kalau ngomong sama Reval!" pekik Zeva kesal. Wajahnya sudah memerah menahan amarah.

"Ditakutin kecoa juga takut," balas Kia dengan santainya. Reval seketika menatap para sahabatnya. Mereka sudah tertawa. Oh ternyata yang katanya bad boy ini takut dengan kecoa?

"Reval takut kecoa?" tanya Mogan, Kia pun mengangguk santai.

Reval berlari ke arah Kia. Ia membekap mulut Kia menggunakan bakso yang ada di depannya. Mata Kia melebar sempurna, apa Reval sudah gila.

"Anjing lo apain bestie gue!" teriak Zeva, gadis itu lari memukul bahu Reval beberapa  kali dengan keras, setelah itu memberikan air mineral kepada Kia agar Kia tidak tersedak.

Reval menatap Zeva kesal. Ia mengusap bahunya.

"Gak mati kan, Ki?" tanya Reval dengan tampang tidak ber dosanya, ia sudah duduk memangku Kia sembari mengelus pipi gadis itu.

Posesif Mantan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang