BAB 7

58 4 0
                                    

🧸Selamat membaca🧸

"Oma! Oma tau binder Kia yang di pojok sana gak? Kok hilang ya, padahal kan ada rumus matematika buat ulangan besok!"

Oma Kia memggeleng-gelengkan kepalanya melihat cucu kesayangannya dari tadi hampir setengah jam mencari binder tersebut tidak ketemu.

"Kia taruh situ, kan? Kok tidak ada?"

Kia mengangguk. "Iya, Oma. Tadi Kia yang naruh di situ tapi kok gak ada ya? Ah Kia sebel banget mana udah nulis banyak banget rumus nya eh malah bindernya hilang, disitu juga ada catatan kimia punya Kia tau, awas aja yang ngambil!" gerutu Kia, kini gadis itu duduk di sebelah Oma nya, matanya masih tidak bisa diam menyusuri sana sini mencari keberadaan binder itu.

"Oma, tadi Reval kesini?" tanya Kia, entah kenapa jika ia kehilangan barang selalu ingat Reval, maksudnya ia mengira Reval yang mengambil.

Oma pun mengangguk, tadi sore waktu Kia ke gereja bersama Asel dan teman-teman laiinya untuk ibadah, Reval datang ke rumah ini hanya untuk menumpang makan masakan Oma Kia saja.

"Kok Oma ngebolehin Reval masuk, sih. Kan dia suka nyolong!"

"Tidak boleh seperti itu, dia juga kan mantan mu," sahut Oma, terkekeh melihat Kia yang mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aih, Oma mah gitu! Kia gak like sama Oma!"

"Tapi Kia like nya sama Reval, kan?"

Kebiasaan Oma, suka sekali menggoda cucunya ini, apalagi jika Kia sudah kesal, beliau semakin gencar menggoda Kia.

"Oma, Reval numpang bikin susu ya!"

Kia menoleh ke arah pintu, terdapat Reval di sana yang menyengir ke arahnya, Kia menatapnya kesal dan melotot, seketika Reval tertawa dan menghampiri Kia, mencubit hidung Kia dengan gemas, Kia menabok mulut Reval ganas, sudah biasa bagi Reval mendapat tabokan setiap di dekat Kia, pria itu hanya terkekeh, sedangkan Oma menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat kelakuan anak muda di depannya itu.

"Udah gede! Masih aja nyusu!" ujar Kia, menyenggol bahu Reval sekeras mungkin, tapi sama saja tisak terasa apapun di bandingkan dengan tubuh Reval yang kekar itu.

"Udah gede masih aja makan bubur, dasar bayi!" balas Reval tidak terima, enak saja padahal Kia juga seperti bayi yang masih suka makan bubur dibandingkan makan nasi seperti pada umumnya.

"Sialan!"

Dengan cepat Kia mengambil bantal di sebelahnya lalu melemparkan di depan muka Reval begitu saja. Lagi dan lagi Reval terkekeh.

"Mulutnya, Ci!"

"Kok, Ci? Kan nama gue Kia!" protes Kia.

"Ci, kurcaci," jawab Reval.

Oma yang disebelah Reval dan Kia seketika tertawa mendengar jawaban konyol yang keluar dari mulut Reval.

"Oma! Reval nakal!" adu Kia kepada Oma nya, dan memeluk Omanya, gadis itu menunjuk Reval lalu melotot.

"Udah-udah, gak boleh gitu ya, sesama mantan harus akur," ucap Oma, Kia melepas pelukan Omanya, bibirnya menekuk cemberut.

"Ya sudah, Oma mau buatin Reval susu dulu, kalian di sini yang akur, udah malam jangan berisik."

Setelah mengatakan itu, Oma bangkit dari duduknya menuju dapur, membuatkan Reval susu, karena tujuan Reval ke sini untuk membuat susu.

Reval dan Kia saling berpandangan, Kia menatapnya tajam, lalu membuang pandangannya, dan gadis itu duduk membelakangi Reval, Reval memutar bola matanya malas, anak kecil sedang ngambek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posesif Mantan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang