Mainan Sama Kak Aheng

998 121 3
                                    

Jika terucap kata anak kecil, pasti connect langsung pada benda bernama mainan. Entah berbentuk mobil, truk, boneka, puzzle, dan lain-lain. Pasti tidak jauh dari itu.

Nah! Huang Renjun, atau sering dipanggil Injun ini memiliki banyaaaaak sekali mainan, bahkan sama Lucas dibuatkan ruang khusus untuk mainan milik Renjun. Karna, emang bejibun banget woi!!!

🌻

Renjun sudah selesai mandi dan pakai baju, yang tentu saja dibantu oleh Lucas. Ia turun dari kamar nya yang berada di lantai dua. “Pelan-pelan babe turunnya, nanti kamu jatuh.”  peringat Lucas sambil membereskan handuk dan peralatan pakai baju nya Renjun.

“Iyyyyyaaaaa kak Lucaaaas” 

Lucas diam-diam tersenyum tipis, manis sekali, batinnya. Ia heran, dulu mama nya ini mengidam apa sih, sampai mempunyai anak se lucu Renjun. Kira-kira dulu Lucas se lucu Renjun tidak ya?

Setelah selesai, Lucas keluar dari kamar Renjun, kemudian ia bertemu dengan adik pertamanya, Aheng. Lucas melihat Aheng sudah rapih, ya se rapih-rapih nya Aheng, cuma pakai kaus oblong dengan celana training, tapi bisa bikin hati kaum hawa berdebar. Oh astaga...

“Tumben sudah rapih? Biasanya masih diatas langit.”  sindir Lucas, oh ayolah! Siapa yang tidak heran?? Seorang Huang Guanheng bangun di jam delapan pagi dalam keadaan sudah rapih?? Renjun dan Chenle saja bahkan tidak akan percaya.

“Ih kak!”  protes Aheng

“Ya lagian, biasanya juga masih tidur, ini? Sudah mandi, sudah rapih. Kamu ada acara?”  tanya Lucas.

“Tidak. Aku kan mau nemenin Injun main Lego! Aku sudah janji kemarin sore tau!”  ucapnya sambil mendengus pelan.

“Tumben mau? Biasanya harus dibujuk Injun dengan iming-iming tidur bersama selama lima hari.”  ucap Lucas sambil memutar bola mata nya malas. Heran, seperti anak kecil saja Aheng ini.

“Kok kak Lucas tau sih???”  ucap Aheng dengan heran

Lucas mendengus, “Aku sudah lama jadi kakak mu tahu! Jadi kebiasaan mu pun aku tau.”  ujar Lucas lalu meninggalkan Aheng yang sedang diam sambil mencerna kata-kata Lucas.

“Lho iya ya, kenapa aku malah nanya. Ck, Aheng bodoh.”  gumamnya lalu ikut Lucas ke lantai bawah.

🌻

Renjun kini sedang asik dengan puzzle bergambar cheetah, disekitarnya juga ada berbagai puzzle dengan gambar yang berbeda, ya dominan dengan gambar hewan sih.

Oh iya! Renjun baru ingat dengan kak Aheng! Kak Aheng kan sudah janji dengannya kemarin sore perihal bermain bersama! Eum! Harus ditagih!

“Oh iya, kak A--”

“Kak Aheng disini”  ucap Aheng sambil tersenyum diambang pintu ruang mainan milik Renjun.

“Ayo, katanya mau main. Main apa? Puzzle atau Lego? Atau mau main mobil-mobilan?”  lanjut Aheng.

“Eung..”  gumam Renjun lalu menatap kearah puzzle cheetah nya yang belum selesai, masih tinggal beberapa keping puzzle lagi yang belum terpasang.

Aheng yang mengerti dengan gumaman Renjun pun lantas duduk di lantai beralaskan karpet tebal itu, “Yaudah, selesaikan dulu puzzle nya kalo Injun mau main yang lain. Kak Aheng tungguin kok”  ujar Aheng.

“Hn.. Ga apa-apa?”  tanya Renjun yang sedang menggenggam keping puzzle.

“Iya ga apa-apa Injun. Kak Aheng tungguin”  ujar Aheng sambil mengelus kepala Renjun dengan sayang.

Raut wajah Renjun langsung berubah menjadi sumringah, “Okey!”  seru Renjun yang lalu kembali asik dengan puzzle nya.

Sedangkan Aheng terkekeh tanpa suara melihat raut wajah serius Renjun, bibir mungil Renjun yang maju dan dahi yang berkerut seperti tidak boleh diganggu kegiatannya. Aheng lantas membawa tubuh Renjun yang mungil kedekapan hangatnya.

“Eung? Apa?”  tanya Renjun heran

Aheng tak menjawabnya, Renjun mengernyitkan dahinya, “Apa kak Ahenggg?? Kenapa peluk?”  tanya nya lagi

“Kak Aheng sayang banget sama Injun...”  gumam Aheng pelan namun sangat terdengar jelas di telinga Renjun.

Renjun mengangguk kecil didalam pelukan Aheng, “Hn.. Injun juga sayang kak Aheng. Sayang banyak-banyak”  ucap Renjun sembari membalas pelukan Aheng.

“Udah, yuk. Mau main Lego atau puzzle?”  tanya Aheng mencairkan suasana yang menyentuh hati barusan.

Renjun menoleh ke puzzle nya yang sudah selesai ia susun, “Main Lego mau nggak kak Aheng?”  tanya balik Renjun

“Mau dong. Injun yang ambil atau kak Aheng yang ambil?”

“Injun aja! Injun kan kuat!”  seru nya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Aheng tertawa pelan, “Yaudah sana, good boy!

Renjun tersenyum bangga, “Okie!”

Aheng kadang heran dengan kelakuan lucu dan gemas adiknya, kok ada ya anak se lucu dan se gemas Renjun?? Bukan kamu doang, Aheng. Lucas juga berpikiran seperti itu ;D.

Aheng melamun sambil tersenyum tanpa sadar bahwa Renjun sudah didepannya sambil mengangkat keranjang sedang berwarna hijau muda berisikan Lego yang banyak sekali.

"Kak Aheng.." cicit Renjun, jujur Renjun takut dengan kakaknya yang sedang melamun sambil tersenyum tipis sekarang.

Aheng tetap diam, belum tersadar dari lamunannya. Sedangkan Renjun masih ketakutan, bahkan ketakutan semakin bertambah karena kakaknya belum juga sadar dia ada didepannya.

".. Huks, huks, kak Aheng.. Huks" isak Renjun, tangannya lemas dan akhirnya melepaskan keranjang berisi Lego tersebut ke lantai.

Lamunan Aheng terganggu akibat isak tangis Renjun juga suara benda jatuh yang berisik. Aheng terkejut melihat wajah adiknya yang sudah dihiasi dengan air mata.

"Renjun! Kenapa???" tanya Aheng panik, jujur ia tidak tahu mengapa adik lucunya ini menangis.

"Huks, kak Aheng huks diam saja.. Injun takuttt.. Huks.." keluh Renjun

Aheng pun menghela nafasnya pelan, astaga, ia membuat adiknya menangis! Seseorang tolong hukum Aheng!

"Sssh.. Sudah ya? Uljimayo.. Kak Aheng minta maaf nee? Kak Aheng hanya berpikir kenapa Injun gemas sekali.."

"Eun.. Injun.. Huks, g-gemas..?" tanya Renjun sambil terisak-isak.

Aheng mengangguk, "Iya, sayang.. Injun gemas sekali. Maaf ya? Sudah menakuti Injun" ucap Aheng sambil mengangkat tubuh mungil itu ke pangkuannya.

Renjun mengangguk gemas, "Iya, Injun maafin. Tapi kak Aheng jangan seperti itu lagi.. Injun takuttt.."

"Iya, kak Aheng janji."

"Jja, kita main Legooo~" ajak Aheng sambil menumpahkan Lego-lego yang ada didalam keranjang.

"AYOOOO!"  seru Renjun dengan semangat.

Tanpa mereka berdua sadari, ada Lucas yang daritadi diluar mendengarkan percakapan mereka, Lucas mengulas senyumnya. Lalu pergi meninggalkan ruang mainan sambil bergumam,




























"Hampir saja kamu mau ku pukul, Heng."




warn!
[ 🎈 ] : skip berpindah tempat (?)
[ 🌻 ] : skip beberapa dialog

jangan lupa vote sama komen kakak-kakak!!

salam dari Injun dan kakak-kakak nya!!

𝐀𝐤𝐮 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐧𝐣𝐮𝐧!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang