15. Zilam Ponga (pt. 1)

961 51 24
                                    

Halo readers-ku yang manis nan budiman.

Enjoy this story yhaaa :))

Setelah aku memindahkan kursi ke samping kursi kemudi, kursi penumpang menjadi genap untuk empat orang. Tidak ganjil lagi seperti sebelumnya.

Akhirnya Ily menyarankan untuk bertukar posisi dengan ST4R sehingga bisa duduk di samping Seli dan ST4R duduk di samping SP4RK di barisan belakang.

Saat iseng-iseng Ily mengutak atik lengan kursinya, ternyata ia menemukan ada ruang kosong di bawah tombol dan layar di lengan kursinya. Ternyata ruang kosong itu ada di semua kursi ketika masing-masing dari kami penasaran cara membukanya.

Sementara Ali sibuk dengan tombol-tombol kemudi, aku iseng mengutak atik lengan kursi Ali.

Ternyata di dalamnya tidak kosong seperti yang ada pada seluruh kursi penumpang.

DI dalam lengan kursi Ali terdapat gulungan seperti daun kering berbentuk persegi panjang dengan pinggiran yang dipotong tidak karuan.

"Apa itu, Ra?" Tanya Ali yang ternyata memperhatikan gerak gerikku.

Aku menunjukkan selembar perkamen selebar dua telapak tangan Ali itu.

"Aku tidak bisa membacanya, Ali."

"Iya, aku tahu." Tangkasnya sambil mengamati perkamen itu. "Ini peta, Ra. Sepertinya peta Klan Ursa Major. Karena tadi aku tidak tahu harus ke mana jadi sembarangan menerbangkan kereta ini ke arah utara. Di sini hanya ditunjukkan dua Distrik. Distrik Za Khart dan Distrik...."

Ekspresi Ali tiba-tiba berubah dan seperti menantikan sesuatu.

"Ada apa, Ali?"

Aku turut mengamati perkamen itu yang ternyata perlahan memunculkan gambar sebuah pulau dan...

"Apa itu clue dari penjaga pusakanya?" Tanyaku lagi.

"Benar, Ra. Penjaga pusaka yang pertama namanya Gad Ziah."

"Ali, kau harus segera mengubah arah kereta ini menuju tenggara."

"Aku tahu, Ra. Aku sedang memasukkan titik koordinatnya. Sedikit lebih sulit karena aku harus menerjemahkan lebih dahulu titik koordinat ini dengan algoritma yang jauh lebih sederhana sekaligus bahasa klan ini."

Ily yang mungkin memperhatikan kami sedang serius membahas perkamen ini maju ke kursi kemudi menghampiri kami.

"Apakah itu peta, Ali?"

Ali mengangguk mantap.

"Boleh aku melihatnya?"

"Silahkan saja." Kata Ali sambil menyerahkan perkamen itu kepada pemuda yang sedang berdiri di belakang kursi kemudinya.

"Apa kau sudah mengubah titik koordinatnya, Ali? Kita harus beralih menuju ke tenggara."

"Done!" Seru Ali pada Ily yang kemudian tiba-tiba berseru kepada seluruh penumpang di kereta kami.

"Baik teman-teman. Kita akan menuju ke tenggara."

Namun Seli justru menyahut. "Distrik mana yang akan kita tuju?"

Aku menyikut Ali yang serius sekali mengemudikan kereta ini.

Lantas ia tersadar dan menjawab, "oh. Kita akan menuju ke Distrik Zilam Ponga. Menemui penjaga pusaka bernama Gad Ziah."

***

Setelah melintasi hamparan lautan luas, akhirnya kami sampai di suatu pulau.

Dari atas sini terlihat pulau ini memiliki bukit yang sambung menyambung dari ujung pulau yang satu ke ujung yang lain.

Raib & Ali (URSA MAJOR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang